tag:blogger.com,1999:blog-56355938619858423142023-11-17T01:35:47.452+07:00CERDAS POSUnknownnoreply@blogger.comBlogger47125tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-567376661078010982010-03-18T15:06:00.006+07:002010-03-18T15:09:13.998+07:00Laporan Dari Kongres VII PRD: Titik Balik Dalam 14 Tahun Perjalanan PartaiPada tanggal 1 sampai 3 Maret 2010, Partai Rakyat Demokratik (PRD) menyelenggarakan Kongresnya yang ke-VII (tujuh) di Salatiga, Jawa Tengah. Kongres ini diikuti sekitar 100 kader/perwakilan dari 19 provinsi. Kongres ke-VII ini, disebut-sebut sebagai titik balik (point of return) dalam kurun empat belas tahun perjalanan PRD. Partai Rakyat Demokratik, dideklarasikan tanggal 22 Juli 1996, sempat melewati masa kritis akibat represi rezim otoriter Orde Baru. Namun, di antara tahun 1996-1998 itu, PRD tetap melakukan perlawanan dengan taktik perjuangan bawah tanah (clandestine).<br /><br />Semangat Berkongres<br /><br />Setelah Orde Baru ambruk, sejumlah perdebatan internal mewarnai keberadaan dan gerak PRD, baik perdebatan teoritis maupun praktis. Perdebatan menyangkut kesimpulan atas persoalan pokok masyarakat Indonesia, rumusan asas, strategi politik, strategi organisasi, dan bahkan tujuan PRD. Perdebatan-perdebatan ini kerap berujung perpecahan. Namun, saat ini coba dimaknai kembali, bahwa perdebatan-perdebatan tersebut merupakan upaya (atau jalan) untuk mencapai bentuk dan pola perjuangan partai yang terbaik, di atas kondisi-kondisi yang baru. Perdebatan-perdebatan tersebut, dan bercampur pengalaman praktisnya, telah diambil sebagai pelajaran berharga untuk merumuskan dan menatap masa depan.<br /><br />Terkait pemaknaan akan hal tersebut di atas, terbersit semangat yang kuat di kalangan kader PRD untuk: (1) menghilangkan kecenderungan dogmatisme terhadap teori-teori perjuangan. (2) berupaya semakin mengenal kondisi-kondisi masyarakat Indonesia pada bidang ekonomi, politik, dan sosial budaya, sekalian mendalami sejarahnya, dan merumuskan solusi atas masalah-masalahnya.<br /><br />Persoalan pokok Masyarakat Indonesia<br /><br />Kongres PRD secara aklamasi memutuskan jawaban atas pertanyaan: apa persoalan pokok masyarakat Indonesia saat ini? Disepakati, bahwa gerak perkembangan masyarakat Indonesia, untuk keluar dari kemiskinan dan keterbelakangan, terhambat oleh suatu bentuk penjajahan baru. Sejak pemilihan umum presiden tahun 2009 lalu, khalayak umum mulai mengenal hambatan/persoalan ini dengan istilah: "neoliberalisme".<br /><br />Neoliberalisme, adalah sebuah sistem sosial yang menyokong penguasaan/perampasan sumber daya ekonomi (tanah/lahan/tempat tinggal, modal/uang, pasar/konsumen/pembeli, alat kerja, dan pengetahuan/teknologi) oleh modal besar yang mayoritas milik asing. Penguasaan/perampasan sumber daya ekonomi tersebut, secara cepat atau lambat, semakin menciptakan ketidakadilan sosial yang luar biasa, antara yang sangat kaya dan yang miskin, antara negeri-negeri/bangsa-bangsa yang maju dan yang terbelakang.<br /><br />Di Indonesia sekarang, terdapat hampir empat puluh juta pengangguran, dan 70% dari 115 juta angkatan kerja merupakan pekerja sektor informal. Mereka adalah tenaga produktif yang sedang disia-siakan oleh negara, dalam kekuasaan politik/cengkraman neoliberalisme, sehingga juga ditelantarkan. Indonesia tertinggal dalam hal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Indikasi fakta ini bisa dikongkritkan, bahwa setelah 65 tahun proklamasi kemerdekaan, masih terdapat 55% angkatan kerja yang hanya mengecap pendidikan pada Sekolah Dasar (SD).<br /><br />Neoliberalisme turut mengancam keberadaan borjuasi (pengusaha/pemilik modal) nasional karena persaingan-persaingan sebagai sesama pengusaha/pemilik modal. Neoliberalisme berpadu dengan korupsi melahirkan penindasan struktural yang tak berperikemanusiaan dan tak berperikeadilan, khususnya terhadap golongan-golongan termiskin dalam masyarakat-yang saat ini berjumlah lebih dari 100 juta jiwa.<br /><br />Persoalan-persoalan masyarakat lainnya, telah digolongkan sebagai bagian dari sistem neoliberalisme, atau terkait secara tidak langsung. Masalah budaya politik di bawah iklim liberalisme yang berpadu sisa otoritarianisme dan budaya feodalisme (seperti politik pencitraan, politik represi, dan politik uang) cukup sering disebut dalam Kongres. Juga persoalan korporat media yang memonopoli dan mengendalikan isu/materi penyiaran.<br /><br />Kongres PRD juga menyimpulkan adanya gerak perubahan situasi geopolitik internasional, dari dunia unipolar (dengan sentralnya di Amerika Serikat) menuju multipolar. Indikasinya, antara lain, kemunculan potensi kekuatan-kekuatan dunia baru BIRC - Brasil, India, Rusia, dan Cina/Tiongkok, serta Amerika Latin. Tampak juga, kecenderungan kapital di banyak negeri mulai coba berlindung di balik kepentingan nasionalnya. Meski belum menampak jelas, perubahan situasi geopolitik internasional ini turut membawa dampak tertentu ke dalam negeri.<br /><br />Asas PRD<br /><br />Hasil penting lain adalah perubahan asas PRD, dari Sosial Demokrasi Kerakyatan menjadi Pancasila. Sosial Demokrasi Kerakyatan masih dinilai positif dalam makna perjuangan bagi demokrasi dan keadilan sosial, namun kurang mengekspresikan semangat kebangsaan/kepentingan nasional-yang telah menjadi kebutuhan obyektif. Perubahan ini tidak membawa argumentasi: "untuk menghindari stigma komunis" yang selama ini dilekatkan kepada PRD. Stigmatisasi tidak merubah kenyataan kongkrit. Lebih jauh, pilihan Pancasila sebagai asas PRD merupakan hasil pendalaman terhadap hakikat Pancasila yang dimaksud oleh pencetusnya dan pada zamannya, Soekarno.<br /><br />Orde Baru menyalahgunakan Pancasila untuk menyelubungi kejahatannya. Tapi penyalahgunaan ini tidak sanggup menghapus nilai-nilai dan maksud baiknya bagi seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat dunia. PRD memandang, nilai-nilai itu perlu kembali diangkat, dipahami, dan digunakan oleh Rakyat Indonesia, sebagai dasar pemikiran (asas) menuju cita-cita nasional. Asas tersebut ada di tengah kehidupan masyarakat Indonesia: Ketuhanan atau Spiritualitas, Kesetaraan Manusia/Internasionalisme, Kebangsaan/Nasionalisme, Demokrasi/ Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan Sosial/Sosialisme.<br /><br />Usulan opsi selain Pancasila yang muncul dalam dinamika Kongres adalah: 1) Sosio Demokrasi - Sosio Nasionalisme/Bung Karnoisme; 2) Sosialisme Indonesia/Soekarnoisme; 3) Marxisme-Leninismee, dan; 4) Gotong Royong/Pluralisme Kiri.<br /><br />Tujuan<br /><br />Beberapa usulan berbeda sempat kembali muncul dalam pembahasan tujuan PRD. Dan pada akhirnya tujuan PRD yang diputuskan dan ditetapkan adalah "Mewujudkan masyarakat adil dan makmur, menghapuskan penindasan manusia atas manusia serta penindasan bangsa atas bangsa".<br /><br />Opsi di atas unggul dalam perolehan suara terhadap beberapa usulan lain, yaitu: (1) "membangun pemerintahan persatuan nasional yang berjiwa Tri Sakti", (2) "Membentuk pemerintahan revolusioner sementara buruh dan tani; dan (3) "Esensi Preambule/Pembukaan UUD 1945".<br /><br />PRD Partai Terbuka<br /><br />Kongres ke VII PRD secara aklamasi menetapkan PRD sebagai partai yang bersifat terbuka. Kesan eksklusif sempat melekat pada PRD, sebagai konsekuensi mekanisme penyaringan anggota yang ketat, serta pengaruh lanjutan dari taktik perjuangan bawah tanah di era kediktoran Orde Baru-yang tepat pada masa/situasinya. Disadari kemudian, bahwa dua belas tahun penerapan model tersebut dalam era keterbukaan politik, justru menciptakan sekat atau jarak antara Partai dengan masyarakat. Sekat ini tetap ada dan terasa, sekalipun mayoritas kader PRD terlibat aktif dalam pengorganisasian dan perjuangan masyarakat di berbagai sektor, seperti; buruh, petani, rakyat miskin perkotaan, pedagang/pengusaha kecil, mahasiswa, pencari kerja, pekerja paruh waktu, profesional, seniman dan budayawan.<br /><br />Keputusan menjadi partai terbuka adalah upaya menghilangkan jarak atau sekat tersebut. Dengan demikian, tiap-tiap warga atau rakyat Indonesia yang setuju pada asaz, tujuan, serta Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PRD dapat menjadi anggota. Dalam konggres sempat tergambarkan konsep untuk menjalankan mekanisme organisasi yang demokratis, dalam mengolah hak dan kewajiban tiap-tiap kader dan anggotanya. Konsep ini akan dielaborasi lebih jauh, agar dapat merajut potensi yang ada menjadi kesatuan perjuangan yang berhari depan. Baik perjuangan di lapangan elektoral maupun di lapangan non-elektoral.<br /><br />PRD bertekad membangun basis-basis konstituen secara berkelanjutan, dan kaderisasi untuk melahirkan calon-calon pemimpin di tingkat lokal maupun nasional. Capaian pengorganisasian tersebut akan dilaporkan secara reguler kepada seluruh kader dan anggota. PRD tetap dan akan berupaya menjalin kerjasama sebaik-baiknya dengan kekuatan politik nasional lain dalam perjuangan menghadapi neoliberalisme.<br /><br />Struktur dan Pengurus/Kepemimpinan<br /><br />Kongres menetapkan struktur badan penyusun PRD terdiri atas: Kongres (sebagai badan pengambil keputusan tertinggi), berikut Presidium Nasional (Presnas), Komite Pimpinan Pusat (KPP), Komite Pimpinan Wilayah (KPW), Komite Pimpinan Kabupaten/Kota (KPK), Komite Pimpinan Kecamatan (KPC), Komite Pimpinan Desa (KPD) dan Komite Pimpinan Kelurahan (KPL).<br /><br />Pemilihan Ketua dan Sekretaris Jenderal Presidium Nasional (Presnas), yang sekaligus menjabat Ketua dan Sekretaris Jenderal Komite Pimpinan Pusat PRD telah dilangsungkan. Pencalonan bersistem paket ini akhirnya dimenangkan oleh pasangan Agus Jabo Priyono sebagai Ketua, dan I Gede Sandra sebagai Sekretaris Jenderal. Kepemimpinan terpilih mencerminkan perpaduan dua generasi dalam PRD. Agus Jabo Priyono, awalnya seorang aktivis mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret - Solo (UNS) dekade 1990-an, yang turut menjadi pendiri PRD. I Gede Sandra adalah aktivis politik, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2005. Paket ini unggul pada putaran kedua pemilihan, atas dua paket lainnya yaitu: Agus Jabo Priyono (calon Ketua) - Binbin Firman Tresnadi (calon Sekjen), dan paket Lalu Hilman Afriandi (calon Ketua) - I Gede Sandra (calon Sekjen). Sejumlah nama lainnya sempat meramaikan putaran pertama sebagai calon Ketua dan Sekjen PRD. Mereka antara lain Marlo Sitompul, Data Brainata, Yulia Evina Bhara, dan Rudi Hartono (mengundurkan diri dari pencalonan). (REDAKSI Berdikari Online)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-33512073223041502502009-05-17T03:03:00.002+07:002010-02-17T10:33:53.079+07:00PERNYATAAN SIKAP PERHIMPUNAN PERS MAHASISWA INDONESIA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLBI6zVj4O5YZSG4Y5RNWENJeqj3iutaBP8qwMAM27A72CxQ_WfTCKEJTjWfVxnOMC4VsftOHbUmPkRVL8R6I9NtcYbxaEXTwAvlsNCM6W1_HM2uSxpK2683GcMIXPUrhrFreB_OO7CijN/s1600-h/PPMI+NASIONAL.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 222px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLBI6zVj4O5YZSG4Y5RNWENJeqj3iutaBP8qwMAM27A72CxQ_WfTCKEJTjWfVxnOMC4VsftOHbUmPkRVL8R6I9NtcYbxaEXTwAvlsNCM6W1_HM2uSxpK2683GcMIXPUrhrFreB_OO7CijN/s320/PPMI+NASIONAL.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5336515639242707346" /></a><br />PERNYATAAN SIKAP<br />Pendidikan merupakan hak dasar setiap manusia, dan pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban Negara/pemerintah dalam mewujudkannya. Tidak terpenuhinya hak dasar ini merupakan kegagalan Negara dalam memberikan salah satu pelayanan publik kepada rakyat. Salah satu golongan masyarakat yang kerap diabaikan aksesibilitasnya dalam bentuk pendidikan adalah rakyat miskin yang kerap menjadi bagian rakyat yang dilupakan.<br />Sangat jelas dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditetapkan amanat bagi pemerintah Negara Indonesia, untuk melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Dalam butir mengenai memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, jelas bahwa pemerintah wajib melindungi hak asasi setiap penduduknya untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya demi peningkatan kesejahteraan setiap individu Indonesia.<br />Namun landasan tersebut tidak sepenuhnya terealisasi, karena pemahaman akan yudiris dan normatifnya belum sepenuhnya. Akhirnya perbedaan persepsi muncul dan menjadi problem besar. Artinya keputusan akan arah pendidikan bangsa ini tidak terbaca alias samar-samar. Dan yang jelas ada keputusan atau kebijakan yang belum menggambarkan keadilan dalam pendidikan di tanah air. Berikut beberapa tuntutan dan pernyataan sikap dari kami:<br /><br />1. Menolak Komersialisasi Pendidikan<br />Motif dari banyaknya institusi pendidikan yang bernafsu menjadi mendapatkan gelar sekolah favorit, ISO, SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), BHP latarbelakangnya oleh motivasi menjadi institusi pendidikann yang bermutu. Yang dimaksud disini, persepsi tradisional bahwa ketenaran, prestisius, dan kebanggaan serta penghargaan adalah harga mati. Dan, harga mati itu hanya dapat dicapai oleh suatu institusi jika sudah mencapai status tersebut. Hal ini juga dikarenakan tujuh universitas yang telah sah mencapai status itu adalah universitas yang dianggap terbaik di Negeri ini.<br /><br />2. Akses Pendidikan Bermutu Bagi Seluruh Lapisan Rakyat Indonesia.<br />Pendidikan yang bermutu sangat sulit di peroleh bagi mereka yang tidak mampu secara finansial. Jika ada sekolah gratis ataupun beasiswa bagi rakyat miskin, mutu pendidikan yang diberikan mutunya rendahan. Artinya disini ada pengkotak-kotakan atau klasifikasi akses. Yang kaya mendapat mutu paling bagus, sementara yang miskin walaupun murah, mutunya tidak bagus.<br /><br />3. Anggaran Pendidikan 20 persen yang Disediakan Kepada Masyarakat<br />Anggaran yang diberikan masih setengah hati. Terbukti gaji guru dan pegawai termasuk didalam anggaran ini. Artinya pemerintah sudah tidak mampu memberikan anggaran pendidikan sepenuhnya kepada rakyat sebagai pelayan publik.<br /><br />4. Otonomi Pendidikan<br />Semua itu berawal dari salah kaprah desain sistem pendidikan kita yang tertuang dalam UU maupun aturan tentang pendidikan. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Yang pada pasal 53, pada ayat 1 didalamnya, mengamatkan diterapkannya konsep BHP (Badan Hukum Pendidikan) untuk semua satuan pendidikan formal. Otonomi ini kemudian disalah artikan dari sisi finansial saja. Seharusnya ada kesepahaman bersama tentang konteks otonomi ini.<br /><br />5. Logika Pasar dalam Pendidikan<br />Pendidikan yang seharusnya menjadi pencerahan bagi masyarakat, ternyata telah diperjual belikan. Harapan hadirnya institusi pendidikan dalam satu wilayah tertentu sebagai solusi atas permasalahan masyarakat. Namun saat ini kehadirannya malah menjadi beban, bukannya solusi dari kebutuhan itu. Masyarakat sekitar bukannya dianggap orang-orang yang harus ‘diadvokasi’. Sebaliknya, menjadi pasar potensial untuk menjual gengsi.<br /><br />6. Cabut UU BHP<br />Beberapa bagian dari UU BHP perlu ditinjau ulang. Kerena menghambat akses pendidikan yang bermutu bagi rakyat miskin. Dan mendesak secepatnya pemerintah menerbitkan undang-undang BHP yang telah disahkan. Agar kritik dan perbaikan dari seluruh elemen bangsa Indonesia dapat menjadi masukan bagi kebijakan pemerintah yang sepihak. Berikut beberapa bagian dan pasal dalam UU BHP yang perlu di tinjau ulang:<br /> <br />a. Aspek Pendanaan<br />Pasal 41 ayat 4<br />Pemerintah dan pemerintah daerah menanggung paling sedikit sepertiga (1/3) dari biaya operasional pada BHPP dan BHPPD yang menyelenggarakan pendidikan menengah (SMA).<br />Pasal 41 ayat 7<br />peserta didik yang menanggung paling banyak 1/3 dari biaya operasional tersebut. <br />Pasal 41 ayat 6<br />pemerintah bersama-sama dengan BHPP menanggung paling sedikit seperdua (1/2)biaya operasional, pada BHPP yang menyelenggarakan pendidikan tinggi.<br />Pasal 41 ayat 9<br />Biaya penyelenggaraan pendidikan yang ditanggung seluruh peserta didik dalam pendanaan pendidikan tinggi paling banyak sepertiga dari biaya operasional. <br /><br />b. Aspek kurikulum<br />Pasal 4 ayat 2<br />Salah satu prinsip pengelolaan pendidikan formal oleh BHP adalah otonomi. <br />Pasal 33 ayat 2 <br />tentang tugas dan wewenang organ pengelola pendidikan tinggi)<br />menyusun dan menetapkan kebiajakan akademik bersama dengan organ representasi pendidik.<br />Pasal 15 ayat 2<br />Organ BHP yang menjalankan fungsi badan hukum pendidikan terdiri atas 4 elemen:1. Organ representasi pemangku kepentingan 2. organ representasi pendidik. 3. organ audit bidang nonakademik 4. organ pengelola pendidikan<br />Pasal 18 ayat 1<br />organ representasi pemangku kepentingan merupakan organ tertinggi BHP dalam penyelenggaraan pendidikan formal. <br />Pasal 19 ayat 3<br />pendidikan tinggi jumlah anggota organ representasi pemangku kepentingan yang berasal dari wakil organ representasi pendidik, pemimpin organ pengelolam pendidikan, dan wakil tenaga kependidikan adalah paling banyak sepertiganya (1/3). hal ini berarti 2/3 anggota dari organ ini berasal dari pemerintah dan wakil unsur masyarakat.<br /><br />7. Secara Politik Menolak Pemimpin Negara yang Mendukung Komersialisasi Pendidikan.<br />Demikian pernyataan sikap ini kami buat untuk dijadikan pertimbangan dan tindakan segera dari pemerintah. Untuk mewujudkan akses pendidikan yang bermutu bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.<br /><br />Jogjakarta, 8 Mei 2009<br />Atas nama Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Se Indonesia<br />Yang Tergabung dalam Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI)<br />Mengetahui,<br />Pengurus Nasional PPMI<br /><br /><br /><br /><br /><br />Fandy Ahmad<br />Sekretaris JendralUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-12499510488524698732009-04-30T22:42:00.002+07:002010-02-17T10:35:39.685+07:00Satu Mai 2009:Bangun Persatuan Nasional Melawan Neoliberalisme<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8iRem66ix38eN1aX7rtkUixrQs9RXBcyuEle70aA_2KXR-KVVhy19Uf7iipdflytMIVVJdfsIy4OUI5kkQyBA-H4mHJv6ubGeseTGmczaHLme2_lp9O2LsNCoPve0oUJNsHLl-lYUfOoX/s1600-h/posisi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 90px; height: 72px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8iRem66ix38eN1aX7rtkUixrQs9RXBcyuEle70aA_2KXR-KVVhy19Uf7iipdflytMIVVJdfsIy4OUI5kkQyBA-H4mHJv6ubGeseTGmczaHLme2_lp9O2LsNCoPve0oUJNsHLl-lYUfOoX/s320/posisi.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5330510607082327074" /></a><br />Departemen Agitasi dan Propoganda DPP-PAPERNAS <br /><br />Selamat menyambut Hari Pekerja atau May Day. Seperti biasa, berbagai gerakan pekerja seluruh dunia akan tumpah ruah ke jalan untuk merayakan hari bersejarah ini. May day kali ini akan menjadi lebih bersemangat, lebih tumpah ruah, karena bertepatan dengan kehancuran ekonomi dan krisis politik yang dipicu oleh krisis kapitalisme. Rejim kapitalis dimana saja, telah merespon krisis dengan menyerang standard dan kehidupan sosial pekerja, seperti upah, jaminan sosial, jam kerja, dan sebagainya. <br /><br />Sejarah may day telah memberikan pelajaran penting bukan hanya mengenai pengalaman perjuangan yang begitu berharga, tetapi juga pelajaran penting akan perlunya persatuan bagi kaum pekerja. Untuk pekerja, may day bukan sekedar perayaan (celebration), tetapi sebuah peringatan (commemorates) atas sebuah perjuangan pekerja melawan eksploitasi kelas kapitalis. Dalam banyak pengalaman, momen May Day tidak terlepas dari lingkup ekonomi dan politik yang sedang dihadapi oleh gerakan pekerja di mana saja; local, nasional, dan internasional. <br /><br />Krisis Kapitalisme dan Kejatuhan Standar Hidup Kaum Pekerja <br /><br />Kita tidak bisa meremehkan krisis sekarang ini. Hampir semua pengamat dan analis sudah memposting pendapat mereka di media dan jurnal-jurnal. Hampir seluruh analisis tersebut memiliki kesimpulan yang sama; ini adalah krisis yang cukup mendalam dan parah, lebih parah dari krisis 1929 (baca; krisis malaise). Krisis ini akan berlansung panjang dan bersifat mendalam (struktural), karena merupakan kombinasi dari krisis besar financial (great financial crisis) dan stagnasi ekonomi, krisis ekologi, dan krisis ideologi neoliberal. Kita tidak membahas penyebab dan proses krisis ini berjalan, tetapi lebih focus kepada dampaknya bagi sektor pekerja di Indonesia. <br /><br />Berhadapan dengan krisis, analisi dan sejumlah asosiasi industri sudah memberikan peringatan akan adanya jutaan orang bakal kehilangan pekerjaan tahun ini, karena dampak krisis kapitalisme. Penyebabnya, kegiatan ekspor yang terus menurun. Menteri perdagangan SBY, Marie Elka Pangestu, memprediksikan ekspor Indonesia akan turun berkisar 20-30%, tetapi banyak pengamat memprediksi lebih tinggi dari angka itu. Data 1Badan Pusat Statistik menunjukkan ekspor nonmigas pada Februari turun 2,4% menjadi US$6,1 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya US$6,2 miliar2. <br /><br />Selama ini, perekonomian Indonesia begitu bergantung kepada ekspor. Tiga negara tujuan utama ekspor Indonesia, yaitu AS, Jepang, dan Uni eropa, sedang bergerak menuju resesi. Sedangkan china, yang beberapa tahun terakhir menjadi target tujuan ekspor Indonesia, ekonominya juga sedang melambat akibat krisis financial.<br /><br />Jika hal ini terjadi, maka akan terjadi gap antara kapasitas produktif industri dengan tingkat permintaan (baca; masalah realisasi). Pihak asosiasi industri mengaku, sejak tahun 2008 kapasitas produksi manufaktur turun sebesar 30%. Selain itu, hal ini telah menggerus nilai keuntungan mereka sebesar 50%3. <br /><br />Di industri sepeda motor, misalnya, kapasitas terpasang industri sepeda motor domestik saat ini mencapai 7,5 juta unit per tahun. Utilisasinya menurun tajam dari 84% pada 2008 menjadi hanya 58%. Permintaan sepeda motor tahun ini diperkirakan menyusut menjadi 3,78 juta unit hingga 4,4 juta unit. <br /><br />Dalam krisis, para kapitalis akan berupaya menjaga profitabilitas dengan menekan upah dan komponen-komponen yang berhubungan dengan pengeluaran untuk pekerja. Sebagai misal, tahun lalu, ketika pemerintah bereaksi untuk menolong pengusaha dari kejatuhan tingkat keuntungan dengan memaksakan pemberlakuan SKB 4 menteri. Bagi pengusaha, kebijakan ini bermanfaat untuk menahan laju kenaikan upah pekerja. <br /><br />Perjalanan krisis, setidaknya sejak september 2008 lalu, telah mengarahkan kaum pekerja pada kesulitan luar biasa, antara lain; pertama, ancaman PHK massal. Berdasarkan perkiraan, setidaknya 2-3 jutaan pekerja terancam kehilangan pekerjaan. data Apindo daerah menyatakan, sampai Maret sudah ada 240.000 orang yang kena PHK. Repotnya, itu terjadi pada sektor-sektor usaha yang penting dan bersifat padat karya, seperti tekstil dan garmen sebanyak 100.000 orang, sepatu (14.000), mobil dan komponen (40.000), konstruksi (30.000), kelapa sawit (50.000), serta pulp and paper (3.500)4. <br /><br />Kedua, selain ancaman PHK, pekerja mengalami tekanan secara drastis pada upah dan jaminan sosial. Kenaikan UMR pada tahun 2009 tidak melebih 10%, padahal kenaikan harga kebutuhan pokok lebih tinggi dari angka tersebut. Sebagai contoh, UMR DKI hanya ditetapkan Rp. 1.096.865, sementara hasil penelitian sejumlah lembaga memperlihatkan kebutuhan hidup layak (KHL) pekerja lajang adalah Rp. 1,5 juta keatas. Hasil penelitian Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI)5 juga menunjukkan bahwa tingkat upah sekarang ini menyulitkan pekerja memenuhi kebutuhan dasarnya. <br /><br />Ketiga, neoliberalisme benar-benar menjatuhkan standar hidup rakyat Indonesia, termasuk kelas pekerja. Berdasarkan penelitian Roy Morgan Research, terdapat 59% penduduk Indonesia yang tidak lagi regular menyimpan uang. Kemudian, 59% penduduk Indonesia yang harus menghabiskan 20-30% anggaran bulannya hanya untuk membeli bahan makanan. Dengan kondisi demikian, dapat dipastikan bahwa sekitar 60% populasi Indonesia kesulitan dalam mengakses tempat tinggal, kesehatan, dan pendidikan. <br /><br />Berlanjutnya Kekuasaan Rejim Neoliberal <br /><br />Sialnya, harapan bahwa pemilu 2009 dapat melahirkan warna baru dalam kebijakan politik untuk merespon krisis, ternyata justru menjaga kesinambungan rejim neoliberal sebelumnya. Sementara ini, partai –partai sayap kanan dan pendukung neoliberal terlihat mendominasi hasil pemilihan. Lebih spesifik lagi, partai-partai yang memperkuat formasi neoliberal di Indonesia memenangkan pemilihan, seperti Partai Demokrat, Golkar, PKS, PAN, dan lain-lain. <br /><br />The Econimist menggambarkan pemilu Indonesia sebagai berikut; “sebuah karnaval dari kompetisi demokratis: lambaian bendera dan umbul-umbul, prosesi klakson dan bunyi-bunyi keras; iklan kampanye di TV; rally massa dengan beberapa pidato; pemberian kaus gratis, uang 20 ribu kepada setiap peserta kampanye, dan yang terpenting, bernyanyi dan berjoget….hal ini untuk menyatakan absennya perdebatan politik dan hilangnya spirit6. <br /><br />SBY mendapat dukungan kuat dari klas kapitalis di Indonesia dan dunia karena agenda neoliberalnya. Sejak memerintah, dari 2004-2009, administrasi SBY benar-benar menjaga komitmen terhadap pasar bebas; Indonesia benar-benar menjadi surga bagi investasi asing dan perusahaan multinasional. Dalam sebuah pertemuan dengan kamar dagang industri dari negeri-negeri kapitalis maju di Jakarta, pada akhir bulan lalu, SBY berjanji akan melanjutkan kebijakannya yang “bersahabat” dengan modal asing7. <br /><br />Dengan dukungan sebesar itu, baik klas kapitalis internasional maupun di dalam negeri, SBY berhasil mengumpulkan dana dan logistik paling besar. Dia juga berhasil mengontrol dua institusi penting, yaitu KPU dan kepolisian. Melalui kedua institusi ini, SBY mengorganisasikan kecurangan secara sistematis di hampir semua TPS seluruh Indonesia. Kunci permainannya adalah DPT fiktif. Dengan DPT fiktif, SBY berhasil menggembosi suara partai-partai lawan, dan memperbesar suara partainya sendiri. <br /><br />Selain karena faktor kecurangan, faktor lain yang memungkin kemenangan SBY adalah; pertama, Peran media massa, lembaga survey, dan pembuat opini publik dalam menaikkan popularitas SBY di hadapan rakyat. secara praktis, politik pencitraan SBY digerek oleh dua hal, yaitu; politik media dan hasil-hasil survey. Kedua, ketepatan dalam menggunakan kartu, seperti menurunkan harga BBM, BLT, PNPMandiri, KUR, dsb, pada saat menjelang hari pemilihan. Ketiga, Absennya gerakan anti neoliberal yang massif sebelum dan pada saat kampanye pemilihan. Hampir tidak ada serangan politik berarti dari kelompok oposisi maupun organisasi pergerakan. Padahal, jauh sebelum itu, SBY telah unggul secara organisasi karena sudah berhasil memecah belah partai-partai lain, seperti PDIP, PKB, PPP, dan Golkar. <br /><br />Dengan situasi politik diatas, bagaimana dengan pemilu presiden? Sebetulnya, pemilu legislatif sudah sangat menggambarkan kemungkinan kubu-kubu yang bertarung dalam pilpres, yakni SBY versus Megawati. Dan jika benar begitu, maka sudah dipastikan rejim SBY akan kembali memenangkan pemilu presiden, dan kembali memegang mandat untuk menjebak Indonesia kedalam scenario neoliberalisme. <br /><br />Hanya saja, dengan memperhatikan komposisi dan konfigurasi kekuatan pro-neoliberal yang terpetakan dalam hasil pemilu legislatif, maka dapat diperkirakan bahwa kebijakan neoliberal yang dihasilkannya jauh lebih dahsyat, lebih agressif, dan lebih brutal lagi. Untuk memperkuat dugaan ini, disini setidaknya ada beberapa alasan; pertama, Dengan krisis sekarang, sistem kapitalisme internasional membutuhkan suntikan capital dari negeri-negeri dunia ketiga (peripheri). Hal ini diperoleh hanya dengan memaksakan tingkat akumulasi dan eksploitasi terhadap tenaga kerja dan sumber daya material di negeri-negeri berkembang. Kedua, sebagai partai pemenang pemilu (20%), demokrat punya peluang besar menggalang koalisi besar di parlemen dan menyapu kursi-kursi yang ada. Dengan demikian, SBY telah menyapu jalannya dari oposisi yang sering mengganggu di parlemen. <br /><br />Berarti, jika SBY kembali menjadi presiden dan koalisi pro-neolib mendominasi parlemen, maka tidak ada hambatan pula bagi keluarnya serangkaian kebijakan neoliberal di Indonesia. Pengalaman sebelumnya, meskipun kekuatan oposisi masih sering menggangu upaya SBY di parlemen, tetapi berbagai kebijakan neolib—kenaikan BBM, SKB empat menteri, UU pro-neolib, dll—masih tidak terhadang sama sekali. Bahkan, berkali-kali gerakan massa ekstra-parlemen pun tidak berdaya menghadangnya. <br /><br />May Day , kecurangan pemilu, dan Perkuat Blok Anti Neoliberal <br /><br />Arti penting May day 2009 adalah karena bertepatan dengan derap langkah sayap kanan pendukung neoliberal untuk melanjutkan kekuasaannya. Bukan hanya di Indonesia, tetapi di berbagai belahan dunia, perlawanan serupa juga mengambil tempat dalam tuntutan dan proposal perjuangan mereka. <br /><br />Dalam peringatan May day, ada dua tema mendasar yang harus direspon, yakni persoalan kecurangan pemilu---menyangkut persoalan demokrasi—dan berlanjutnya kekuasaan neoliberal. Kecurangan pemilu dan berlanjutnya kekuasaan neoliberal merupakan dual hal tidak terpisahkan. Pemilu curang merupakan basis kemenangan partai-partai kanan-neoliberal. <br /><br />Dalam persoalan demokrasi, point yang paling krusial harus disuara gerakan pekerja adalah; pertama, penghilangan paksa hak pilih rakyat karena mereka tidak terdaftar dalam DPT. Padahal, untuk melakukan pendataan, KPU telah dibekali begitu banyak anggaran. Setidaknya, berdasarkan berbagai sumber, KPU telah dibekali Rp. 3 trilyun untuk pemuktahiran data, agar seluruh rakyat bisa menggunakan hak pilihnya. Kemana dana tersebut? <br /><br />Kedua, KPU tidak memberikan kemudahan kepada para pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, misalnya; KPU tidak memfasilitasi TPS di rumah sakit, tempat rekreasi, penjara/LP, dan lain-lain. Banyak pekerja juga yang kehilangan hak pilih karena dipersulit oleh aturan KPU, misalnya soal domisili, dsb. <br /><br />Ketiga, terjadinya penggelembungan suara atau kecurangan yang dilakukan di sejumlah TPS, baik yang dilakukan oleh panitia penyelenggara pemilu (PPS-PPK-KPUD-KPU) maupun oleh aparat pemerintahan. <br /><br />Persoalan kesejahteraan dan pengabaian hak politik (demokrasi) saling berkaitan. Bagi gerakan buruh, hal ini menyediakan potensi front yang luas dan lebar, yaitu mencakup sektor-sektor yang menjadi korban neoliberalisme8 dan kekuatan-kekuatan politik yang dirugikan oleh pemilu “curang” rejim neoliberal. Tentu saja, potensi politik ini hanya bisa terbuka jika gerakan buruh merespon persoalan kecurangan pemilu dikombinasikan dengan sentimen anti-neoliberalisme. sehingga, persoalan kecurangan pemilu –sebagai masalah demokrasi—harus menjadi salah satu tuntutan dalam gerakan buruh pada satu mei, selain tuntutan-tuntutan anti-neoliberal. <br /><br />Ada beberapa bahan yang perlu mendapatkan pendiskusian khusus dari gerakan pekerja; pertama, bagaimana merumuskan musuh utama dan siapa kawan terdekat, maupun sektor-sektor sosial yang perlu dirangkul pada tahap histories tertentu. Hal ini penting, supaya gerakan buruh tidak membuang “kesempatan” dalam menghadang berkuasanya kembali rejim neolib di Indonesia, seperti pada pemilu legislatif yang lalu. Selain itu, proses kecurangan dalam pemilu dapat menjadi basis menarik dukungan luas, karena pelaku kecurangan adalah juga rejim neoliberal. <br /><br />Kedua, kekuatan-kekuatan politik yang belum kelihatan anti-neoliberal, tetapi beroposisi terhadap penyelenggaraan pemilu yang curang, seperti kelompok-kelompok penggiat demokrasi, partai politik, dsb, perlu diberi ruang untuk terlibat dalam aksi bersama satu mai (Hari pekerja internasional). Sehingga, aksi peringatan 1 mei bisa kelihatan sebagai aksi rakyat menggugat penyelewengan pemilu, yang dilakukan oleh rejim neolib. Seperti yang diorganisir oleh PRD, manuel Lopez Obrador, di Meksiko, ketika mereka memobilisasi lebih dari 2 juta orang di seluruh negeri untuk memprotes kecurangan pemilu. Mereka menduduki lapangan utama di kota Mexico city, Zocalo, dimana ia menggelar “sidang rakyat luar biasa” menolak hasil pemilu curang. <br /><br />Ketiga, perlu dirumuskan program dan proposal alternatif diluar skema neoliberalisme yang ditawarkan oleh aliansi neolib sekarang. Program dan proposal ini harus bisa menyatukan semua sektor dalam tuntutan bersama. Selain itu, perlu difikirkan slogan yang menyatukan kehendak massa rakyat, seperti: tanah, roti, dan perdamaian-nya Bolshevik9. Dengan peran media semakin begitu besar, maka slogan punya arti penting sebagai alat identifikasi oleh massa, mirip brand pada produk. <br /><br />Dalam momentum May Day, yang dipahami sebagai peringatan perjuangan buruh yang heroik dan berhasil, capaian politiknya harus menstimulasi lahirnya polarisasi besar dalam konteks politik nasional; antara pro-neoliberalisme dan anti-neoliberalisme, apalagi karena mendekati pemilu presiden. Belum lagi memperhitungkan beberapa momentum perlawanan pada bulan mei, seperti peringatan tragedy trisakti, peringatan kejatuhan orde baru10, hari pendidikan nasional, dsb. Boleh jadi, peringatan May Day menjadi awal untuk menstimulasi perlawanan yang lebih besar. <br /><br />Pemerintahan Persatuan Nasional dan Programnya Bagi Kaum Pekerja <br /><br />Persatuan nasional yang dibicarakan disini adalah aliansi sektor-sektor yang menentang neoliberal, menyepakati program kemandirian bangsa (kedaulatan nasional), serta mencita-cita indonesia masa depan yang berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan berkepribadian di bidang budaya. Persatuan ini bukan saja organisasi-organisasi massa (serikat buruh/tani), partai politik, gerakan sosial, tetapi juga individu dan tokoh-tokoh (intelektual, seniman, professional, teknokrat, dsb) yang bervisi anti-neoliberal dan pro-kemandirian bangsa. <br /><br />Karena medan aliansi yang kita masuki kedepan, terutama pilpres, adalah sangat luas dan beragam, maka diperlukan sebuah core inti yang mengambil kepemimpinan dan menjalankan program secara independen. Core ini dapat difungsikan sebagai poros yang terus mengarahkan koalisi ini tetap berjalan pada rel anti-neoliberal. Program tersebut adalah program anti neoliberal secara konsisten dan program-program kemandirian bangsa. <br /><br />Pemerintahan persatuan nasional harus terus dikampanyekan, sebagai penjelasan kepada rakyat bahwa ideal dari perubahan politik di Indonesia adalah pergantian kekuasaan politik, dari rejim neoliberal menjadi sebuah pemerintahan baru dan haluan ekonomi baru; anti-neoliberal (berdikari dan solidaritas). <br /><br />Berikut beberapa proposal yang perlu diajukan gerakan buruh: <br /><br /> 1. Program Darurat Mengantisipasi Krisis Finansial:<br /><br /> <br /><br /> 1. Mengembangkan sistim jaminan sosial yang komprehensif kepada pekerja, berupa; Asuran Kesehatan, Pensiun, Jaminan Bagi Penganggur, dan sebagainya;<br /> 2. Menghapus pajak penghasilan bagi buruh dengan pendapatan 1,5 juta ke bawah;<br /> 3. Membangun dan menjamin perumahan massal dan layak bagi buruh, dengan prioritas buruh yang ber-upah 1,5 juta ke bawah.<br /> 4. Meminta penambahan anggaran Bantuan Keuangan Pemutusan Hubungan Kerja (BKPHK) dari program Dana Peningkatan Kesejahteraan Peserta (DPKP) Jamsostek. Saat ini, anggaran BKPHK nilainya sangat kecil, yaitu Rp. 350 ribu/orang, sehingga tidak dapat dimanfaatkan menjadi modal usaha.<br /> 5. Mendorong Negara menyediakan kredit untuk pembangunan unit usaha kerakyatan, seperti koperasi-koperasi, home industri, dan Usaha Kecil menengah, terutama korban PHK. Dana dapat diserahkan kepada setiap serikat buru/ serikat pekerja, dan dikontrol dan diaudit oleh publik.<br /> 6. pabrik-pabrik yang ditinggalkan oleh pemiliknya, harus disita mesin-mesinnya dan kemudian diambil alih Negara, kemudian dijalankan oleh buruh dengan pendanaan dan dukungan dari Negara. Jadi, semacam kemitraan kerja antara pekerja dan Negara;<br /> 7. Mendorong misi “pendidikan” untuk kaum buruh berdasarkan tingkatan (pemberantasan buta huruf, sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, dan universitas);<br /><br /> <br /><br /> 2. Berikut beberapa program penyelamatan Industri Nasional;<br /><br /> <br /><br /> 1. Pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, sistim transfortasi, pelabuhan, bandara, pasokan listrik, dan lain-lain untuk menopang industrialisasi;<br /> 2. Membangun industri berbasis sumber daya alam guna member nilai tambah kepada rakyat. Selain itu, kebijakan strategis industri harus mendorong sektor swasta harus menghasilkan industri yang mengelola bahan baku menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi;<br /> 3. Mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor dengan mulai memanfaatkan bahan baku yang tersedia di Indonesia. Selain itu, Negara harus menjamin ketersediaan bahan baku untuk Industri agar tetap berproduksi. Jika diperlukan, larangan ekspor terhadap jenis bahan baku tertentu dapat diberlakukan hingga kebutuhan domestik dapat terpenuhi;<br /> 4. Meng-upgrade mesin-mesin yang sudah tua dengan mesin-mesin yang baru. Investasi yang bergerak pada penciptaan mesin (mother machine) perlu digalakkan. Mendorong industri elektronika berpindah dari teknologi analog ke digital, sekaligus pengembangan industri komponen dan industri pendukung lainnya;<br /> 5. Negara harus membangun Bank khusus yang mendanai proses industrialisasi, seperti Bank Industrialisasi Nasional (BIN) yang dibentuk Bung Karno era tahun 1960-an. Selain itu, pemerintah tetap harus mendorong fungsi intermediasi antara perbankan dan sektor real. Saat ini perbankan swasta sudah 65% dikuasai asing, artinya sangat susah mengharapkan peran mereka dalam menggerakan industri nasional;<br /> 6. Setiap pemberian ijin pada investasi yang beroperasi di sektor hulu harus disertai persyaratan; pembangunan industri pengolahan agar bahan mentah ekstraktif tidak lansung diekspor ke luar negeri<br /> 7. Menghapuskan pungli dan segala bentuk “uang pelicin” yang menimbulkan ekonomi biaya tinggi bagi sektor industri. Reformasi birokrasi harus diarahkan pada pembentukan KPK hingga kabupaten;<br /> 8. Menjamin pasar bagi produk industri tertentu, menerapkan proteksi terhadap jenis komoditi yang masih memiliki daya saing rendah dengan memberlakukan pajak dan cukai yang tinggi pada jenis komoditi yang sama, yang diimpor dari luar negeri;<br /> 9. Mendorong pengembangan sumber daya manusia yang terampil dengan menggratiskan biaya pendidikan di seluruh jenjang pendidikan. Menggalakkan penelitian untuk pengembangan teknologi baru di Universitas.<br /><br /> <br /><br />C. Program Strategis (Tripanji Persatuan Nasional):<br /><br /> 1. Menasionalisasi industri pertambangan asing dan perusahaan-perusahaan strategis yang dikuasai asing;<br /> 2. Penghapusan utang luar negeri;<br /> 3. Industrialisasi nasional untuk kesejahteraan rakyat;Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-25844770768665260602009-02-20T21:40:00.003+07:002010-02-17T10:36:18.340+07:00PENJAJAH ITU BERNAMA UU BHP<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjErZOvwtYWFsknqAxN1-94ABOLs_r_S5hPteCv7dknlir6RPe1Lp7ILz9YYisMQ2-c69EkGNTGc4aY5-iiolgxr2sKCw8BWP3sb7TyX72nX-kF3zrT1rV-XXpHTg9QTJoCtRx_B7XzhgR2/s1600-h/bbm1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 140px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjErZOvwtYWFsknqAxN1-94ABOLs_r_S5hPteCv7dknlir6RPe1Lp7ILz9YYisMQ2-c69EkGNTGc4aY5-iiolgxr2sKCw8BWP3sb7TyX72nX-kF3zrT1rV-XXpHTg9QTJoCtRx_B7XzhgR2/s200/bbm1.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5304889923982008194" /></a><br />Oleh: Edi Susilo<br /><br />Apa sebenarnya BHP? UU BHP lahir dari turunan kesepakatan Indonesia dalam Perjanjian WTO yakni General Agreement On Trade and Service (GATS). Dalam negosiasi perundingan GATS, penyediaan jasa pendidikan merupakan salah satu dari 12 sektor jasa lainnya yang akan diliberalisasi. WTO menetapkan pendidikan sebagai salah satu industri sektor tersier, karena kegiatan pokoknya adalah mentransformasi orang yang tidak berpengetahuan dan orang yang tidak mempunyai keterampilan menjadi orang yang berpengetahuan dan mempunyai keterampilan. pada prinsipnya perjanjian tersebut dibagi dalam dua kategori, yaitu pertama adalah Perjanjian Umum mengenai Tarif dan Perdagangan (GATT) dan kedua adalah Perjanjian Umum mengenai Perdagangan di Sektor Jasa (GATS). Karena Indonesia termasuk salah satu negara yang menandatangani pembentukan WTO, mengakibatkan Indonesia harus tunduk pada dua kewajiban tersebut. Ikutnya Indonesia dalam GATS mengharuskan pendidikan Indonesia terlibat dalam globalisasi (baca: liberalisasi) pendidikan. <br /><br />Dari kelahiranya saja sudah sangat jelas bahwa sebanarnya arah dari UU BHP adalah komersialisasi pendikan, secara lebih detail pada bulan Maret 2003 International Conference on Implementing Knowledge Economy Strategies diselenggarakan di Helsinki, Finlandia, dan melahirkan apa yang disebut Knowledge Economy. Konsep ini adalah hal baru di sektor pendidikan yang dipakai di negara-negara dunia pertama. Apakah Knowledge Economy? Knowledge Economy adalah konsep untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, maka industri di negara-negara maju membutuhkan kualifikasi buruh yang tidak saja terampil di bidangnya, namun juga mampu menguasai sistem teknologi dan informasi yang dipakai secara luas dalam dunia profesional. Konsep Knowlegde Economy kemudian ditindak lanjuti dengan pertemuan WTO (World Trade Organisation) yang menghasilkan kesepakatan bersama antar negara-negara yang tergabung dalam WTO. Kesepakatan itu dirangkum dalam GATS (General Agreement On Trade Service) yang menghasilkan keputusan cukup controversial bagi negara-negara dunia ketiga yaitu komersialisasi pendidikan atau pendidikan dimasukkan dalam bidang jasa yang layak untuk diperjualbelikan dan diperdagangkan. Dan parahnya lagi, Indonesia meratifikasi kesepakatan tersebut. Follow up dari ratifikasi kesepakatan tersebut dengan membuat Undang-Undang mengenai Badan Hukum Pendidikan. Tema sentral UU BHP tersebut adalah komersialisasi pendidikan di Indonesia. <br /><br />Sifat dasar UU BHP tidak banyak bergeser dari rangkain konsep dalam berbagai versi RUU sebelumnya, bahkan dalam beberapa pasal justru lebih ditegaskan ) sifat korporat, liberal, deskriminatif).Walupun pasal tentang peluang masuknya bhp asing tidak lagi tampak dalam UU BHP,namun pasal 65 UU Sisdiknas masih mengamanahkan kepentingan bhp asing dalam peraturan Pemerintah,dalam 4 fungsi sebagaimana yang dinginkan oleh WTO/ GATS. Harkat dan martabat guru sangat direndahkan dalam kedudukan sebagai tenaga kontrak,dan akibatnya hubungan yang serasi dengan murid seperti dalam sistem Among,akan ulit direalisasikan. Rangkaian kebijakan Pemerintah mulai dari UU Sisdiknas,UU Guru dan Dosen ,Perpres 76 dan 77.dan kemudian UU BHP,tampaknya perlu dikaji lagi secara kritis karena mengandung akomodasi WTO/GATS.<br /><br />Pendidikan adalah hak rakyat yang wajib dipenuhi oleh pemerintah bukan kewajiban rakyat untuk membiayai dan bukan hak pemerintah untuk mengambil keuntungan dari pendidikan itu. Mari bersatu mewujudkan pendidikan yang ilmiah, demokratis dan mengabdi pada rakyat. <br />CABUT UU BHP!!!Unknownnoreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-49951962051183576832009-01-13T00:46:00.004+07:002010-02-17T10:36:46.695+07:00Sepenggal Kisah Dari Para Buruh Gendong Pasar<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8K_sJ2Nv5sxdiAgiGt8D15yIB8MpGHYUqXFjn9GCYMnMTuHLT6caMELLEQhbcWRztQ8o-pwtlBQFy-DFljl8T9pM0oMQI-TyWZt9q57YXUpygFymPzS_LqJkSry8v07HI6zI8noHfxkH/s1600-h/CRIM0105.JPG"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm8K_sJ2Nv5sxdiAgiGt8D15yIB8MpGHYUqXFjn9GCYMnMTuHLT6caMELLEQhbcWRztQ8o-pwtlBQFy-DFljl8T9pM0oMQI-TyWZt9q57YXUpygFymPzS_LqJkSry8v07HI6zI8noHfxkH/s320/CRIM0105.JPG" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5290466516877235618" /></a><br />oleh: Edi Susilo<br /><br />Bertarung dengan waktu, memikul beban yang begitu berat, ditengah kepongahan negeri, begitulah hari-hari yang harus dilalui oleh wanita-wanita kekar di Bringharjo tanpa mengenal beban berat di tubuh renta mereka, bahkan sudah terbiasa mengangkat beban sebesar 50kg dari lantai satu pasar Bringharjo ke lantai tiga, semua demi sesuap nasi dan demi kehidupan anak-anak yang lebih baik<br /><br />Mata selalu tertuju pada mobil-mobil pengangkut sayuran, dan barang-barang. Berharap ada rizki yang datang, meski tubuh mereka rata-rata telah renta mereka tidak peduli, ditengah dingin udara pagi dengan semangat untuk bertahan hidup, dengan bermodal kain selendang yang selalu tergantung di leher, tubuh renta itu berlomba untuk dapat memikul barang dagangan yang pagi itu tiba, meski beban yang di pikul kadang tidak sesuai dengan kondisi tubuh renta mereka, tumpukan sayuran yang rata-rata beratnya 50 kg dengan enteng digendongnya, lalu dengan penuh semangat mereka mengantarkan barang-barang itu kepada para pedagang dengan sebelumnya di timbang diantar menuju timbangan terlebih dahulu.<br />Begitulah kehidupan setiap hari para buruh gendong di pasar bring harjo, yogyakarta, tubuh-tubuh kekar wanita-wanita paruh baya itu menggantungkan nasibnya pada barang-barang yang datang, dengan perasaan bahagia para wanita paruh baya itu berlarian menuju mobil sayur yang datang. <br />Seperti diungkapkan oleh Sumiyati (40) salah satu burung gendong di pasar Bringharjo menuturkan bahwa setiap hari dia harus berangkat dari rumahnya pukul 06.30 dan biasanya sumiyati sudah mulai bekerja setelah sebelumnya beristirahat terlebih dahulu baru biasanya pukul 07.00 mulai bekerja “aku iki mas tiap dino budal neng pasar bring harjo jam pitu kudu wes teko kene, trus engko mulihe jam sekawan sore, yo lek lagi nasib apik iso sedino sampe 10-15 angkatan” saya ni mas setiap hari jam 07.00 harus sudah sampai pasar bring harjo, dan nanti pulangnya pukul empat sore, kalau nasib lagi baik dalam sehari bisa mencapai 10-15 angkatan.<br />Sambil sesekali mendongakan kepalanya berharap ada mobil barang yang datang, ketika saya mencoba menanyakan berapa penghasilanya setiap hari, sumiyati menjelaskan “ yokalekne wae mas, bayarane sekali angkatan bisa 2000 bisa 3000 perak” ya dikalikan saja mas, uang pembayaran dalam sekali mengangkat barang bisa diberi 2000 bisa juga diberi upah 3000 rupiah. Sebenarnya saat itu sumiyati juga di temani oleh beberapa buruh gendong lain di pasar bring harjo tetapi ketika saya coba menanyakan kepada mereka, para buruh gendong menjawab kurang lebih sama mas nasib kami, begitu seperti diungkapkan ungkapkan Prapti yang diamini juga oleh Tumisri. Sumiyati wanita paruh baya yang sudah mulai kelihatan beberapa uban rambut kepalanya juga ngudo roso bahwa penghasilanya sebagai buruh gendong juga digunakan sebagai penopang hidup keluargannya sehari-hari.<br /> Setali tiga uang dengan nasib yang dialami oleh sumiyati, Boinem (61) wanita tua yang berasal dari Perengkembang, Balecatur Gamping Sleman. Yang juga menggantungkan nasibnya sebagai buruh gendong di pasar bring harjo, meski pun tubuhnya sudah bisa dibilang renta namun mbah boinem tetap menekuni pekerjaanya sebagai buruh gendong, tubuh yang seharusnya harus bersitirahat dengan tenang di rumah sambil menimang cucu namun tetap harus mengais sesuap nasi demi menghidupi anak-anaknya, mbah boinem harus berangkat setiap hari ke pasar bring harjo pukul 05.00 dan biasanya baru pulang pukul 16.00. karna jauhnya jarak ruman boinem dari pasar bring harjo, penghasilan yang tidak sebarapa sebagai buruh gendong terpaksa harus dibagi lagi, menurut mbah boinem pendapatan harian nya masih juga harus dibagi dengan biaya transportasi, dan lumayan bisa melahap jumlah yang cukup besar untuk ukuran kantong boinem Rp 8.000,Sisanya untuk sekolah anak, dan membiayai keluarga. “oalah mas wes aisile saitik gor 20.000 kuwi wae isik dingo ngebes, pulang pergi iso entek wolongewu”<br />. Setelah seharian di pasar Bringharjo Yogyakarta, saya kemudian melaju menuju pusat pasar buah dan sayur di Yogyakarta tepatnya di pasar buah giwangan, pasar buah yang berjarak kurang lebih 10 menit berkendaraan sepeda motor dari pasar Bringharjo.<br /> Siang ini terik sekali, cuaca sangat panas sementara suhu udara begitu tinggi, dengan terus masuk kedalam pasar, akhirnya kru kami menemui pemandangan yang sungguh bisa membuat mata kita menitikan air mata, di tengah terik matahari tepat di di tengah pasar di tempat biasa para mobil pegangkut buah dan sayur berhenti terlihat kerumunan orang yang sedang menggerubuti sebuah mobil pembawa tomat dan sayur-sayuran serta sebuah mobil pengusung semangka sangat banyak di kerubuti orang, namun anehnya bukan pembeli yang mengerubuti beberapa leleki kekar, dan lebih banyak wanita paruh baya yang di lehernya tergelantung selendang, rupanya mereka adalah para buruh gendong di pasar buah dan sayur giwangan yang tengah mengais rizki, meskipun sinar matahari begitu menyengat, dan keringat bercucuran demi makan anak dan keluarganya mereka rela melakukan itu, mereka bukan wanita-wanita yang rela dengan begitu saja keadaan mereka para wanita pejuang sejati.<br /> Ditengah kerumunan tersebut terlihat seorang wanita yang sudah kelihatan berusia diatas 40 tahun dengan tubuh yang begitu kurus terlihat tengah menggendong sekeranjang besar semangka yang mungkin beratnya bisa mencapai 40kg lebih, Yu Narsih biasa teman-teman seprofesi nya sebagai buruh gendong menyebut namanya, Narsih terlihat begitu letih dan keringat bercucuran di di kening nya, sesekali narsih mengusap keringat-keringat yang terus berjatuhan bagai butir-butir padi itu. Bagaimana Yu penghasilan hari ini Sarinah coba mencari tahu, “biasa mas koyo dino-dino biasane, saiki ora terlalu rame, iki mau aku isih ngangkut peng enem ket sak yahene” biasa mas, seperti hari-hari sebelumnya, sekarang tidak terlalu rame, sehari ini tadi saya masih mengangkut enam kali sampai detik ini. Sambil berjalan Yu Narmi menjawab pertanyaan, dan kembali lagi mengangkut barang-barang dari mobil yang baru datang menurunkan semangka dan tomat.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-13589469592249195862009-01-12T23:57:00.003+07:002010-02-17T10:37:22.595+07:00PETANI TERCEKIKKacang lupa akan kulitnya? Ungkapan ini sangat ideal dialamatkan kepada Republik Indonesia. Negara yang menamakan dirinya sebagai negara agraris tetapi kian abai terhadap nasib petaninya. Bagaimana tidak? harapan besar petani ketika SBY-Kalla pada 11 Juni 2005 mencanangkan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (RPPK). Disusul dengan pengumuman pemerintah pada 28 September 2006 yang menyatakan akan melaksanakan pembaruan agrarian. Yaitu dengan menyediakan lahan seluas 8,15 juta hektar via Program Pembaruan Agraria Nasional (PPAN) serta janji Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 31 Januari 2007 melalui pidatonya tentang pelaksanaan pembaruan agraria kini hanya isapan jempol belaka.<br /><br />Namun anehnya, permasalahan yang muncul dari tahun ke tahun hanya berkutat pada permasalah klasik. Petani tercekik karena tingginya biaya produksi dan rendahnya harga jual produk pertanian. Harga pupuk semakin mahal karena pencabutan subsidi pupuk untuk petani pada tahun 1999. Rupanya menyejahterakan petani hanya khayalan pemerintah yang tidak atau belum dirasakan oleh petani.<br /><br /><br />Belum lagi permasalahan tingginya harga pupuk. Sampai saat ini petani terkesan selalu dimanfaatkan oleh sebuah kebijakan. Dengan dalih kekurangan stok beras nasional, kebijakan impor beraspun dilakukan pemerintah. Harga beras impor yang relatif lebih murah dari harga beras dalam negeri membuat produksi gabah nasional yang notabene berasal dari petani tradisional dengan mutu yang kurang menjadi tidak laku. Hal ini merupakan faktor sensitif bagi para petani padi di Indonesia, sehingga akan memicu konflik horizontal dunia pertanian Indonesia. Bisa dibayangkan bagaimana rintihan petani jika untuk memproduksi beras saja dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Ditambah dengan berbagai kendala yang mungkin terjadi secara tiba-tiba seperti gagal panen dan sebagainya. Namun ketika hendak menjualnya sudah tidak laku lagi karena begitu banyak beras impor yang masuk ke negeri ini.<br /><br />Konsep pertanian Indonesia belum terintegrasi dengan baik, karenanya perlu melibatkan dan mendengarkan keluhan petani. Wajib hukumnya bagi pemimpin negara untuk mau terjun langsung melihat kondisi petani di republik ini. Disamping itu pemerintah harus berani mematok harga dasar produk pertanian Indonesia, terutama harga beras. Hal ini dilakukan sebagai jaminan untuk tetap menggairahkan produksi pangan dalam negeri jika terjadi fluktuasi pada harga dasar pertanian Indonesia. Harga harus sesuai dengan ongkos produksi (harga pupuk dan kebutuhan lain yang menunjang produksi pertanian) dan tidak lagi bergantung pada pasar internasional. Pemerintah harus punya prinsip bahwa pertanian harus dikuasai rakyat. Sebagian besar rakyat akan terjamin kecukupan pangannya kalau mereka sendiri yang memproduksinya. Jumlah kelaparan di dunia yang kini lebih dari 852 juta jiwa bukan disebabkan oleh ketidakcukupan produksi pangan dunia, tetapi pangan yang ada bukan milik mereka. Kini pangan dunia makin banyak yang diproduksi dan diperdagangkan oleh perusahaan agribisnis trans-nasional. Dan pemerintah harus mencegah hal yang sama terjadi di negeri ini.<br /><br />Tidak ada bangsa besar di dunia sampai sekarang ini yang pertaniannya tidak kuat. Sebagai stake holder penunjang perekonomian, petani harus mendapat perhatian lebih. Hal yang paling mendasar dalam mewujudkan itu adalah penataan kembali sistem agraria nasional demi keadilan dan kemakmuran para petani dan seluruh rakyat Indonesia. Haruskah kita masih mendengar cerita-cerita miris tentang petani kita? Haruskah masih terdengar berita krisis pangan dan kelaparan di negeri ini sementara kita sendiri Negara agraris? Haruskah pula kita mendengar cerita kesulitan para petani dalam menggarap lahan sawahnya hanya karena tidak mampu membeli pupuk urea yang saat ini harganya sudah mencapai 80 ribu untuk takaran 50 kg? Padahal pupuk merupakan sarana produksi penunjang produk pertanian. Semuanya kembali pada kebijakan para pemimpin negara ini. Masih mau dan mampukah pemimpin negara ini menegakkan keadilan untuk para petani kita. Memang, berkata di atas meja kampanye luar biasa gampangnya, dengan janji-janji manis yang dapat mendatangkan simpati rakyat kecil untuk memilihnya. Namun setelah menguasai tampuk kepemimpinan di negeri ini apakah ia benar-benar memperhatikan rakyat kecil, khususnya petani? Atau memang akan mencekik petani selamanya? Pernahkan terbayangkan petani sampai meneteskan air matanya di sawah hanya demi bertahan hidup, akan sampai kapan pemerintah menutup mata? (edi)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-65972239950714510052009-01-12T23:54:00.004+07:002010-02-17T10:38:03.437+07:00MENGEKOR MEKANISME PASAR INTERNASIONAL<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji9QyA1BEYL25V4lLEDf8QJ_09zrNXwaq7Raw_G0OkNPH3s885Erl1gXqDGbS8x_0NhOzF-ZgcDNbT3hLmcsVLcCF4I-UhwBcqD2bPIdSuQbW6upTVZpxW0HuWou2lkC5KdSfEvyCCB5rl/s1600-h/28.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 190px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEji9QyA1BEYL25V4lLEDf8QJ_09zrNXwaq7Raw_G0OkNPH3s885Erl1gXqDGbS8x_0NhOzF-ZgcDNbT3hLmcsVLcCF4I-UhwBcqD2bPIdSuQbW6upTVZpxW0HuWou2lkC5KdSfEvyCCB5rl/s200/28.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5310439608740979106" /></a><br />Sebulan yang lalu ketika saya berjalan-jalan di kawasan Taman Budaya Yogyakarta, saya sempat berbincang-bincang dengan seorang tukang becak, dan pedagang kacang godhok (rebus; pen). Pada saat itu ketika asyik berbincang, saya menanyakan kepada tukang becak dan penjual kacang godhok tadi. Bagaimana pak dampak kenaikan BBM bagi kehidupan bapak? Bapak tukang becak dengan raut muka setengah putus asa menjawab “ Wah arep piye maneh mas, kayak aku ngeneki yo jelas gawe semaput wes urip kembang kempis, penghasilan ora tentu, nggo mangan wae susah saiki apa-apa larang gara-gara BBM mundhak ”. (Wah mau bagaimana lagi mas, orang seperti saya ini seperti mau pingsan, sudah hidup kembang-kempis, penghasilan tidak menentu, buat makan saja sudah susah, sekarang apa saja mahal gara-gara BBM naik). Tak berapa lama bapak penjual kacang godhok pun angkat bicara “ Lho, BBM mundhak kuwi omonge kan nyesuekke harga internasional kaya berita neng tipi-tipi, negara kok sak penake dewe” (Lha, BBM naik itu katanya untuk menyesuaikan harga internasional seperti berita di beberapa stasiun televisi, kenapa negara seenaknya sendiri). Saya jadi berfikir, apakah melepaskan harga BBM kedalam mekanisme pasar internasional adalah sebuah alasan yang tepat dan bisa diterima masyarakat.<br /><br />Mungkin dalam benak tukang becak dan penjual kacang godhok sebagai interpelasi masyarakat kelas papa di negara ini, melepaskan harga ke dalam mekanisme pasar internasional adalah sebuah alasan yang aneh dan dibuat-buat dalam menetapkan harga. Sebuah alasan yang sangat tidak tepat. Kenapa setiap menaikan harga pemerintah Republik Indonesia sejak jaman orde baru sampai sekarang selalu memberikan alasan sama, menyesuaikan harga internasional. Ambil contoh kecil saja, ketika pemerintah menaikan harga gula tahun 1972 alasan yang digunakan adalah mengikuti harga internasional. Diikuti kenaikan-kenaikan harga selanjutnya masih juga alasan sama yang digunakan, menyesuaikan harga internasional. Sampai pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (baca:BBM) sekarang pun pemerintah masih menggunakan alasan yang sama. Bulan Agustus lalu, alasan serupa juga masih menjadi kata sakti pemerintah untuk menaikkan harga LPG. Apakah seperti ini cermin pemerintahan di Indonesia?<br /><br />Pemakaian alasan mengikuti mekanisme pasar internasional tidak dapat diterima oleh rakyat Indonesia, logika berfikir pemerintah ini sungguh keblinger dan membodohi rakyat. Seharusnya dengan kenaikan harga minyak dunia, bisa memberikan rejeki nomplok berupa wind-fall profit sebesar Rp. 53 triliun dalam setiap kenaikan 1 USD. Itu jauh lebih tinggi ketimbang subsidi BBM tahun 2008 46,7 trilyun rupiah. Tekanan pemborosan terhadap anggaran APBN justru bersumber pada pembayaran utang luar negeri, yang untuk anggaran APBN 2008 mencapai 91,365 triliun. Rasio utang luar negeri mencakup 30-40 dari pendapatan (PDB) dan 30% dari total APBN. Di Venezuela, harga BBM masih dibawah Rp 400, padahal upah pekerjanya secara nasional melebihi Rp 3 juta. Kenapa Indonesia justru terjadi sebaliknya?<br /><br />Selain itu, kenapa menggunakan alasan mengikuti mekanisme pasar. Hal itu tidak bisa diterima masyarakat Indonesia, sebab penghasilan dan daya beli rakyat Indonesia jauh dibawah penghasilan di banyak negara. Bagaimana mungkin disamakan pendapatan perkapita rakyat Indonesia yang hanya USD 1946 (data BPS per 15/2/2008 ) dengan Hongkong yang berkisar antara US$ 30000 – 46000. Atau Jepang dan Australia yang masing-masing mempunyai pendapatan per kapita sekitar US$ 34.189 dan A$50.000 per tahun. Belum lagi 37,17 juta orang (16,75%) penduduk kita masih didera kemiskinan dengan penghasilan rata-rata Rp 166.697 perbulan (data BPS terakhir maret 2007). Dan selanjutnya, alasan menyesuaikan dengan harga diluar negeri dinilai sangat arogan oleh rakyat Indonesia. Sebab sangat bertolak belakang dengan keadaan rakyat Indonesia yang serba kekurangan.<br /><br />Seharusnya pemerintah berani untuk lebih jujur dan terbuka, dengan menggunakan alasan yang lebih tepat. Dan ketika alasan tersebut disampaikan kepada rakyat miskin, bisa diterima rakyat kecil diseluruh penjuru negeri. Kenapa pemerintah tidak lebih baik mengatakan bahwa kenaikan BBM dan harga-harga yang lain adalah untuk mengumpulkan uang demi menutup hutang negara. Hutang yang diakibatkan oleh banyaknya uang negara yang habis dimakan oleh para koruptor, atau untuk membiayai dan memberikan penghidupan yang layak bagi masyarakat Sidoarjo yang sampai sekarang nasibnya dibiarkan mengambang dan belum ada ganti rugi yang jelas. Atau bahkan mungkin untuk membantu petani Super Toy di Purworejo yang gagal panen. Alasan yang membuat rakyat merasa bangga telah menyumbang beberapa rupiah untuk menyelamatkan negaranya ketika mereka membeli bensin satu liter.<br /><br />Jika pemerintah tetap pada pendiriannya dan selalu memberikan alasan yang sama, menyesuaikan harga dalam negeri dengan harga internasional. Lambat laun semua barang dan jasa yang dijual di masyarakat tidak akan terbeli lagi oleh rakyat Indonesia, rakyat sudah melarat jangan ditambah sekarat.<br /><br />Akhirnya para buruh pabrik berhak menuntut UMR sesuai standar internasional. Pegawai negeri juga berhak menuntut pemerintah supaya mereka juga dibayar dengan ukuran internasional. Adil bukan?<br /><br />Ditengah himpitan kehidupan yang serba susah, yang diakibatkan kebutuhan sehari-hari selalu meroket dari hari ke hari. Setidaknya dimata tukang becak dan penjual kacang godhok serta 37,17 juta kaum papa di negeri ini masih terbersit sebuah harapan, meskipun bukan mereka yang menikmati tetapi anak cucu mereka. Harapan hidup di sebuah negeri kaya, negeri yang “gemah ripah loh jinawi, toto tentrem karta raharja”. Negeri yang dipimpin pemerintah yang adil dan bukan pemerintahan korup. Sebuah negeri dimana untuk mendapatkan sembako mudah dan terjangkau, kesehatan gratis, sekolah gratis hingga anak-anak tukang becak pun mampu mengakses bangku sekolah sehingga terbebas dari buta huruf. Itulah harapan tukang becak dalam doanya setiap hari. Mungkinkah harapan tukang becak dan penjual kacang godhok serta 37,17 juta kaum papa di negeri ini bisa jadi kenyataan? Kapan? (edi)Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-24294588100671172542008-09-17T20:08:00.003+07:002010-02-17T10:38:53.425+07:00MASIH INGIN KURASAKAN“Untuk pemulung di Kali Mambu”<br />Kebimbangan bertumpu pada apa yang disebut isyarat mati, mencoba mengurai pedih perjalanan, memapah bersama orang-orang yang telah ternodai, dosa dan kearifan, satu yang menyesakkan, bertahun mencari mata air, selama kaki melangkah, madu belum juga kurasa, inilah pekik dunia, bersama hingar-bingar kebijakan yang tak tentu arah, mencoba mencuri kail, untuk sekedar bertahan hidup. Dipinggiran kali mambu meretas keniscayaan, mencoba mengubah takbir malam. Siang hilang malam berganti. Dengan lusuh mencakar setiap sudut kota. Menjamah apa yang bisa dijamah. Mengais apa yang bisa dikais, memakan apa yang bisa dimakan. Ditepian kali mambu akupun memuja. Masih adilkah dunia bila anak ku tak sekolah.<br />Kalimambu, 24 April 2008<br />Edi SusiloUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-68669390451122837922008-09-17T20:06:00.002+07:002010-02-17T10:39:22.305+07:00TABIATMalam memasung, Baru kusadari hidup yang sebenarnya, Terlepas dari kebersamaan Kemunafikan saat susah, Keculasan saat tiada. Pergi saat nista, Benarlah kata si Mbok Suka, bertandang, lumrah. Senang dikerubuti, wajar. Susah, sampai mati kamu sendiri. Itu tabiat Jangan heran. Jangan pula sesal. Hidup Tak jauh beda dengan kebohongan. Masih ingatkah kau? Tua gila itu dicemooh di pinggir trotoar, Artis itu dipuja banyak mata. Saat harus menangis rajam menyayat. Belaian itu sirna. Belaian itu tak ada lagi Semua pergi. Asu..umpatan itu keluar tanpa dosa, Bajingan… begitu lantang ringan terucap, Terkutuk semuanya. Maafkan aku jika harus seperti ini. Tapi seharusnya memang seperti itu<br /><br />Edi SusiloUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-24520910706261275902008-09-17T20:04:00.002+07:002010-02-17T10:40:34.032+07:00BAWA SALJU ITUAsmara berkuncup memang indah<br />Menelan setiap ludah yang tergiur gundah<br />Kemolekan terserabut ngeri<br />Bisik hati berpaut birahi<br />Perlahan kau datang menghampiriku<br />Menawarkan secangkir madu<br />Didalam untaian senyum yang terus memaksaku<br />Untuk segera tunduk pada libidoku<br />Aku memang mencintaimu<br />Ungkap ku dalam hati<br />Tatkala iblis berbisik padaku<br />Semburat wajah itu terus menghakimiku<br />Dalam pintamu, engkau mendasau nafas mu<br />Uhhh….. lirih<br />Aku bingung<br />Haruskah malaikat mencoba menasehatiku<br />Cinta bukan alasan<br />Cinta bukan menghalalkan<br />Cinta bukan keabsahan<br />Balutkan kembali mahkota itu<br />Bawa slalu salju<br />Biarkan aku terbang dengan khayalanku.<br /><br />Yogyakarta, 2008<br />Edi SusiloUnknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-29437050157789018702008-09-17T20:00:00.002+07:002010-02-17T10:41:01.847+07:00MELODY BIDADARI MALAMSuluh berganti mengalunkan berjuta kerinduan dipenghujung kegalauan, menapak meniti sejuta asa, berharap pada mukzijat yang turun dari langit, galau itu terus menyerangku. Diatas bilik bambu aku bergelayutan menahan angan, sempit dan tersayat, puing-puing hati ini mengalunkan kepedihan derita akan hidup, mengelana dalam perjalanan yang tak pernah usai, entah kapan ada jalan panjang yang terjuntai mencoba menawarkan rasa dihadapan para bidadari yang haus persetubuhan, aku terus menangis dalam bayangan kemarau yang tak tau kapan harus berakhir, bersama sejuta kesyahduan kucoba mencari celah ketenangan. Lamunan itu tersurut dalam gelapnya peta firasatku, pasti namun masih berkabut, dalam sayatan perih yang terus dibuai mimpi. Dalam keheningan malam bersama lantunan nafas tidurku engkau datang membawa kesejukan yang ku idamkan.<br />Dalam galau perasaan yang terus tercabik durga, hatiku berkabut kerinduan pada sayatan nurani hitam, laknat, Durga selalu berusaha memayungiku, memaksaku tunduk kepada nafsu. Durga berhasil menancapkan puing-puing isyarat kehancuran, dalam pekat ini belum kutemukan cahaya, kembali bidadari dalam mimpi mencoba memberikan penyejuk yang tak bertuan, memberikan seutas senyum yang entah kapan dapat terwujut, malam mengelanyut dan aku tersadar dari tidur.<br />Yogyakarta 30 April 2008<br />Edi SusiloUnknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-80168436316153818292008-07-05T18:38:00.002+07:002010-02-17T10:41:51.773+07:00PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK (ringkasan materi)BAB I<br />KEDUDUKAN ILMU JIWA ANAK<br />DAN SEJARAHNYA<br /><br />1. Kedudukan ilmu jiwa anak dan latar belakang historisnya.<br />2. Sejarah singkat psikologi anak<br /><br />1. KEDUDUKAN ILMU JIWA ANAK DAN LATAR BELAKANG HISTORISNYA<br />Ilmu jiwa anak dan ilmu jiwa masa muda. Kedua-duanya disebut sebagai ilmu JIWA GENETIS atau ILMU JIWA PERKEMBANGAN: kedua-duanya merupakan bagian dari psikologi.<br />Orang mengkhususkan sistematika dari proses perkembangan. Mengingat adanya (1) sifat-sifat yang karakteristik, (2) perbedaan-perbedaan tertentu, dan (3) adanya ciri-ciri khusus pada anak manusia. Hal ini disebabkan oleh karena: taraf perkembangan anak manusia itu memang selalu berlainan sifat dan ciri-cirinya seorang bayi misalnya.<br />Oleh adanya perbedaan sifat dan ciri-ciri setiap perkembangan tadi, orang lalu membuat sistematika dari tiga jenis psikologi, yaitu:<br />a) Psikologi genetis atau psikologi perkembangan (psikologi anak); dimulai dengan periode masa bayi, anak pemain, anak sekolah, masa remaja, sampai periode adolesens menjelang dewasa.<br />b) Psikologi umum; yaitu psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia budaya yang normal dan dewasa.<br />c) Gerontologi; yaitu ilmu jiwa yang mempelajari semua permasalahan yang terdapat pada usia tua.<br /><br />Ilmu jiwa lama atau ilmu jiwa sebelum 1900, biasa disebut sebagai ilmu jiwa asosiasi, yang berpendapat, bahwa jiwa itu adalah pasif sifatnya. Karena itu gejala-gejala kejiwaan bisa diselidiki dengan metode-metode yang dipakai dalam penelitian ilmu alam. Khususnya mempelajari sebab dan akibat, menurut hukum-hukum kausalitas.<br />Ilmu jiwa asosiasi berpendirian, bahwa setiap peristiwa psikis itu merupakan akibat langsung dari perangsang-perangsang fisik yang berasal dari luar; sehingga terjadi perubahan-perubahan dalam organisme manusia dan dalam susunan urat syrafnya. Menurut prinsip ilmu jiwa kuna, keseluruhan adalah sama dengan jumlah (totalitas) dari bagian-bagiannya. Oleh karena itu proses kejiwaan yang lebih tinggi tarafnya (seperti berfikir, mengkhayal, menimbang, merasa, berkemauan, dan lain-lain) itu terbentuk karena adanya hubungan dan kombinasi dari unsur-unsur kejiwaan yang sederhana dan bertaraf lebih rendah. Maka hubungan dan kombinasi dari unsur-unsur inilah yang lazimnya disebut sebagai asosiasi. Oleh pendirian semacam ini ilmu kuna disebut pula sebagai ilmu jiwa asosiasi.<br />Ilmu jiwa modern/baru (yang pada dasarnya mempunyai pendirian yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu jiwa asosiasi) dengan tegas mengemukakan pendirian sebagai berikut: totalitas keseluruhan itu adalah lebih daripada jumlah bagian-bagiannya. Setiap peristiwa kejiwaan itu tidak dapat dipisahkan dari subjeknya; tidak bisa diceraikan dari pribadi seseorang (anak) yang menampilkan peristiwa kejiwaan tadi. Jiwa itu dianggap sebagai pusat tenaga batin, yang memberikan nafas kehidupan pada manusia dengan segenap tingkah lakunya.<br />Sampai pada abad ke-19, tujuan akhir pendidikan ialah: mengisi otak anak-anak sebanyak-banyaknya dengan pengetahuan orang dewasa dalam waktu sesingkat-singkatnya.<br /><br />2. SEJARAH SINGKAT PSIKOLOGI ANAK<br />Karl Buhler menulis buku “Die geistige Endwicklung des Kindes” (perkembangan jiwani anak) pada tahun 1918. Dan Koffka menulis buku “Die Grundlagen der psychischen Entwicklung” (Azas dasar dari perkembangan psikis) pada tahun 1921.<br />Doktor Spranger menulis buku “psychologie des jugendalters” (Psikologi dari masa muda). Sedang sarjana-sarjana Belanda dalam ilmu pendidikan yang banyak menulis buku anatara lain: Gunning, Kohnstamm, Bigot, Palland, Sis Heyster, J. Bijl, Roels dan Lievegoed. Sarjana lainnya ialah: Meumann, Koffka dan Kroh (Jerman); Dr. Schuyten, Tobie Jonckheere, Decroly (Belgia); Sikorski, dan Pavlov (Rusia); van Wagenburg, van Ginneken, Frater Rombouts, Casimir, Waterink, Langeveld dan laain-lain (Belanda).<br /><br /><br />BAB II<br />MEMASUKI DUNIA KANAK-KANAK<br /><br />1. Pemahaman dunia anak-anak<br />2. Fase pasif dan fase aktif<br />3. Metode pendekatan obyektif dan subyektif<br />4. Metode pendekatan lainnya<br /><br />1. PEMAHAMAN DUNIA KANAK-KANAK<br />Apabila kita hendak memahami kehidupan anak bayi dan anak-anak yang masih sangat muda, maka kita harus banyak menyandarkan diri pada observasi terhadap tingkah laku anak-anak tersebut. Sebab anak-anak itu tidak bisa bercerita tentang keadaan diri sendiri, dan tidak mampu mengungkapkan kehidupan psikisnya.<br />Ada tiga jenjang pokok yang terdapat pada kehidupan anak manusia menuju kedewasaan:<br />a. Konsepsi/conceptie dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai satu wujud atau sebagai organisme yang tumbuh.<br />b. laKehirannya di dunia, yang memberikan kejutan-kekuatan-kesakitan, sehingga ia mengeluarkan jerit tangis melengking ketika harus meninggalkan rahim ibunya.<br />c. Kemampuan realisasi diri, menjadi pribadi/person.<br /><br />2. FASE PASIF DAN FASE AKTIF<br />Pribadi anak yang pada suatu saat berusaha secara aktif untuk membangun dirinya (dalam artian: memberikan bentuk dan isi pada kehidupan sendiri) itu pada mulanya ada dalam keadaan pasif, atau bersifat pasif. Sejak saat permulaan kelahirannya, ia sudah dipastikan oleh warisan-warisan alami; yaitu pembawaan psiko-fisik yang herediter. Warisan psiko-fisik ini tidak bisa diminta tetapi diberikan oleh orang tuanya.<br />Fase kemudian, pada saat anak bisa menghayati diri sendiri sebagai AKU atau person, dapat disebut sebagai fase aktif. Pada saat itu, anak mulai menyadari bahwa ia mempunyai kemauan. Ia lalu mengantisipasikan satu masa mendatang (sesuatu yang belum terjadi, dan ingin dicapainya), melalui penggabungan semua pengalaman hidupnya di masa lampau, sekarang, dan dihari kemudian.<br /><br />3. METODE PENDEKATAN OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF<br />Ada beberapa cara pendekatan guna mengadakan studi terhadap kehidupan anak-anak. Yang pertama dengan melakukan observasi secara teratur dan sistematis, dan mengukur dimensi-dimensi obyektif yang tampak pada perilaku anak. Inilah yang disebut pendekatan obyektif. Misalnya mengukur berat dan tinggi badannya, kemampuan-kemampuan jasmaniah dan tingkah laku tertentu; antara lain kemampuan menggunakan jari-jemari, kemahiran berjalan. Kemajuan bahasa, prestasi sekolah, test belajar, dan lain-lain.<br />Kedua menggunakan pendekatan subyektif; yaitu tidak meneliti setiap potensi yang bisa dilihat atau bisa diukur, akan tetapi berusaha mencatat dan mempermasalahkan antara lain, isi kehidupan batiniah anak, pendapat dan pandangannya, keinginan dan perasaannya yang paling dalam, dan lain-lain. Sebagai contoh kami kemukakan peristiwa sebagai berikut; dinilai secara obyektif, anak yang berumur 4 tahun itu mempunyai tinggi badan 95 cm dengan berat badan 11-12 kg. Pertumbuhan jasmaniah anak bisa diketahui dengan mengukur berat badan, panjang badan, ukuran-ukuran lingkar kepala, lingkar pinggang atau pinggul, dan lingkar dada si anak. Secara obyektif anak tersebut bisa dikatakan ia lebih besar atau lebih kecil daripada rata-rata anak umur 4 tahun.<br />Akan tetapi pendekatan subyektif berusaha menjelaskan perasaan dan fikiran anak menurut kriteria anak sendiri. Maka tanggapan anak mengenai diri sendiri dan orang lain (termasuk orang tuanya) hendaknya secara psikologis dinilai lebih berat dan lebih penting daripada kondisi jasmaniahnya.<br />Ringkasnya, pendekatan secara subyektif itu mengharuskan kita untuk menilai anak dengan kriteria anak itu sendiri. Jadi menilai dan memahami sesuai dengan perasaan dan fikiran anak; sesuai dengan daya persepsi dan motivasi-motivasinya.<br />Untuk memahami hakekat anak, kecuali pemahaman tentang dimensi-dimensi yang obyektif (menyajikan informasi kuantitatif yang bisa diukur secara cermat), juga diperlukan pemahaman dimensi-dimensi subyektif dari anak (yang memberikan data kualitatif). Pendekatan secara obyektif yang memberikan data obyektif dan kuantitatif itu sifatnya impersonal. Sedang pendekatan secara subyektif, yang memberikan informasi subyektif serta kualitatif yang sukar diukur dengan cermat, sifatnya personal atau pribadi.<br />Memang perlu bagi para pendidik dan orang tua untuk bisa mengamati tingkah laku anak secara obyektif, dan mengukurnya dengan tepat. Akan tetapi yang lebih penting lagi ialah kemampuan memahami dan menginterprestasikan kehidupan psikis anak, dilihat dari pribadi dan kepentingan anak sendiri. Sehingga dengan begitu tidak akan terjadi salah paham, dan tidak timbul relasi “kortsluiting” dengan anak.<br />Sebab kesalahan paling banyak, dan merupakan kesulitan paling besar yang harus dihadapi orang tua dewasa pada umumnya dalam usaha pendidikan ialah: melihat semua gejala yang tampak pada anak menurut pandangan dan pendirian orang dewasa sendiri (yang diwarnai perasaan, ide-ide, sikap stereotipis, dan prasangka tertentu). Sehingga terjadi salah paham, salah interprestasi, salah mengerti, dan salah-langkah, pada orang dewasa.<br />Untuk mengatasi kesulitan tersebut, seyogyanya kita tidak hanya berlaku sebagai seorang pengamat yang hanya melakukan observasi secara cermat; dan menghitung dengan teliti semua aktifitas karakteristik dari anak dengan cara impersonal, tetapi juga sebagai seorang partisipan yang bisa mengidentifikasi diri dengan pribadi anak, dan juga berusaha ikut merasakan dan terlibat dalam kehidupan perasaan serta kegiatan anak; mencoba memahami arti personal dari setiap gerak dan tingkah laku anak. Jadi ada proses menyatu atau “ajur ajer” dan tepa salira.<br />Untuk bisa lebih memahami orang lain, harus mengembangkan kemampuan memahami diri sendiri; yaitu memahami perasaan sendiri, dalam kaitan penghayatan terhadap kehidupan emosional orang lain yang tengah berkomunikasi dengan kita. Pengertian tentang diri sendiri dan ekseptasi-diri jelas akan sangat menentukan sikap kita terhadap orang lain; untuk selanjutnya mengambil sari pelajaran dari semua pengalaman. Selanjutnya, pengertian tentang diri orang lain akan memberikan saham yang berguna untuk lebih memahami diri sendiri, dan memperbaiki segala kekeliruan dan kekurangan. Maka proses pemahaman diri orang lain dan proses penemuan/pemahaman diri pribadi itu saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain.<br />Pribadi yang sehat lahir batinnya dan dewasa secara emosional itu pasti mampu mengintegrasikan secara harmonis pengalaman masa lampau dengan penghayatan masa sekarang, tanpa banyak konflik dan tanpa penyesalan diri. Sehingga orang bisa menerima keadaan dirinya secara wajar. Dan dengan kewajaran ini ia akan sanggup memahami keadaan serta hakekat anaknya sendiri dan anak-didik, di dalam kewajaran kondisi dan situasinya.<br /><br />4. METODE PENDEKATAN LAINNYA<br />Disamping metode observasi secara obyektif dan pendekatan subyektif tadi, kita juga bisa menggunakan pendekatan dengan cara lain. Antara lain dengan:<br />1) Eksperimen: dengan memberikan “tugas” atau kegiatan percobaan pada anak.<br />2) Metode klinis: dalam klinik-klinik spesial, dengan situasi kondisi khusus orang berusaha mengamati kemampuan anak-anak, untuk tujuan medis atau tujuan pedagogis.<br />3) Metode pengumpulan: merupakan metode pendekatan yang tidak langsung (berkontak).<br />4) Opname film: dengan bantuan alat-alat kinematografis orang berusaha mempelajari macam-macam tingkah laku anak.<br />5) Metode angket dan metode statistik: metode ini banyak dilakukan di Amerika Serikat. Peneliti mengirimkan banyak kertas angket berisikan daftar pertanyaan-pertnyaan, yang dijawab oleh orang tua.<br />6) Metode biografis: biografi, terutama otobiografi anak-anakusia sekolah dan anak puber, banyak memberikan informasi dan penjelasan pada taraf pengembangan psikologis anak.<br />7) Wawancara: orang mengumpulkan bahan-bahan studi dengan mengajak bercakap-cakap, muka berhadapan muka dengan anak-anak.<br /><br />Wawancara ini bisa juga interview diagnostik, untuk menentukan jenis gangguan psikis dan gangguan batin lain-lainnya. Kadangkala wawancara juga dipakai sebagai interview treatment, yang berfungsi sebagai terapi katharsis (terapi pencucian dan pembersihan jiwa) guna penyembuhan gangguan-gangguan psikis serta konflik-konflik batin pada anak-anak.<br /><br />BAB III<br />PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN DAN<br />FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.<br /><br />1. Pertumbuhan dan perkembangan<br />2. Teori mengenai dinamisme perkembangan<br /><br />1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN<br />Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini berlangsung secara interdependen, saling bergantung satu sama lainnya. Kedua proses itu tidak bisa dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang murni berdiri sendiri-sendiri; akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud; lebih mudah memahaminya.<br />Difinisi: Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam passage (peredaran waktu) tertentu.<br />Pertumbuhan dapat diartikan pula sebagai: proses transmisi dari konstitusi fisik (resam tubuh, keadaan jasmaniah) yang harediter/turun-temurun dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan.<br />Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambah panjangnya badan anak, tubuh bertambah berat, tulang-tulang jadi lebih besar-panjang-berat-kuat, perubahan dalam sistem persyarafan; dan perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah lainnya. Dengan begitu, pertumbuhan bisa di sebutkan pula sebagai proses perubahan dan proses pematangan fisik.<br />Pertumbuhan jasmaniah berakar pada: organisme yamg selalu berproses untuk menjadi (the process of coming into being). Jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu “beroperasi” atau berfungsi; juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis secara komplit (kecuali kalau sudah mati). Pertumbuhan jasmaniah ini dapat diteliti dengan mengukur (1) berat, (2) panjang dan (3) ukuran lingkaran; umpama lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, lingkar lengan, dan lain-lain.<br />Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan organis ini ada bermacam-macam:<br />1. Faktor-faktor sebelum lahir.<br />2. Faktor ketika lahir, antara lain ialah: intracranial haemorrahage atau pendarahan pada bagian kepala bayi, disebabkan oleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.<br />3. Faktor sesudah lahir, antara lain; oleh pengalaman traumatik (luka-luka) pada kepala, kepala bagian dalam terlukakarena bayi jatuh.<br />4. Faktor psikologis; antara lain bayi ditinggalkan ibu, ayah atau kedua orang tuanya.<br /><br />Perkembangan dalam pengertian sempit bisa disebutkan sebagai:<br /> “Proses pematangan fungsi-fungsi yang non-fisik”<br /><br />Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis. Sebab perkembangan tersebut sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan, yaitu:<br />1) Fakto herediter (warisan sejak lahir, bawaan)<br />2) Faktor lingkungan yang menguntungkan, atau yang merugikan<br />3) Kematangan fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis<br />4) Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.<br /><br />Definisi: Perkembangan ialah perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju kedewasaan.<br />Perkembangan dapat diartikan pula sebagai: proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan, dalam perwujudan proses aktif-menjadi secara kontinu.<br /><br />Setiap fenomena/gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerja-sama dan pengaruh timbal-balik antara potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. Jelasnya perkembangan merupakan produk dari:<br />1) Pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik<br />2) Pematangan fungsi-fungsi psikis<br />3) Usaha “belajar” oleh subyek/anak, dalam mencobakan segenap potensialitas rokhani dan jasmaniahnya.<br /><br />2. TEORI MENGENAI DINAMISME PERKEMBANGAN<br />Menurut teori dorongan, segenap tingkah laku anak itu dirangsang dari dalam; yaitu oleh dorongan-dorongan instink-instink tertentu guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Jika kebutuhan-kebutuhan yang vital-biologis maupun yang sosial-kultural tersebut tidak atau belum terpenuhi, maka akan timbul ketegangan, iritasi dan frustasi. Dan terjadilah keadaan tidak seimbang pada dirinya (disequilibrium). Maka, motif utama dalam kehidupan manusia ialah: usaha menghilangkan segenap ketegangan, iritasi dan frustasi, guna mencapai keseimbangan/ equilibrium kembali. Inilah yang mendorong semua kegiatan dan setiap proses perkembangan anak.<br />Teori lain yaitu teori dinamisme dari organisme mengatakan, bahwa dalam organisme yang hidup itu selau ada usaha (straving) yang positif. Organisme ini memiliki “mesin”, kapasitas, dan impuls-impuls tertentu yang dipakai untuk memobilisir semua kemampuan, agar berfungsi dan bisa dimanfaatkan. Dalam unsur kehidupan itu selalu ada tenaga-pendorong-maju (forward impetus) untuk bergiat, berubah dan berkembang.<br />Jadi tidak hanya terdapat impuls untuk:<br />1) Menghilangkan ketegangan<br />2) Membebaskan diri dari hal-hal yang tidak senang saja: akan tapi pad setiap anak justru<br />3) Ada juga impuls-impuls untuk mencari ketegangan, dengan jalan bereksperimen dan mencari petualangan baru.<br />4) Di samping itu setiap anak yang normal dan sehat senantiasa dibekali oleh ALAM dengan impuls-impuls untuk mencapai satu tujuan.<br /><br />Anak merupakan agen subyek aktif yang memfungsikan segenap kemampuan dalam proses perkembangannya. Dalam perkembangan anak terdapat impuls-impuls bawaan yang mendorong segenap mekanisme dari potensialitasnya untuk berfungsi aktif, berkembang dan terus maju. Jika fungsi-fungsi psiko-fisik itu mengalami proses pematangan, maka terjadilah proses pemekaran dan pembukaan dari “lipatan” pada setiap potensi organisme. Inilah yang disebut sebagai prose perkembangan. Dalam melatih segenap kemampuan jasmani-rokhani itu anak merupakan author (pembuat, maker) bagi diri sendiri, untuk hari sekarang dan masa mendatang.<br /><br />Karena itu eksistensi diri anak dipastikan oleh tiga faktor, yaitu oleh:<br />1) Segenap kualitas herediter<br />2) Pengalaman masa lampau dan masa sekarang dalam satu lingkungan sosial tertentu, dan sebagai produk proses belajar secara kontinu.<br />3) Oleh ideal dan tujuan yang ingin dicapainya.<br /><br />BAB IV<br />PEMBAGIAN FASE-FASE PERKEMBANGAN<br /><br />1. Perkembangan menurut Aristoteles<br />2. Perkembangan menurut Charlotte Buhler<br />3. Perkembangan menurut Khonstamm<br />4. Perkembangan menurut Oswald Kroh<br />5. Perkembangan menurut Hackel<br />6. Perkembangan menurut William stera<br />7. Perkembangan menurut Johan Amos Comenius<br /><br />Untuk mendapatkan wawasan yang jelas mengenai perkembangan anak, orang membagi masa perkembangan dalam beberapa periode. Adapun sebabnya ialah sebagai berikut: pada saat-saat perkembangan tertentu, anak-anak secara umum memperlihatkan ciri-ciri dan tingkah laku karakteristik yang hampir sama.<br />Dalam ilmu jiwa perkembangan kita kenal beberapa pembagian masa-hidup, yang disebut sebagai fase atau perkembangan. Fase perkembangan ini mempunyai ciri-ciri yang relatif sama, berupa kesatuan-kesatuan peristiwa yang bulat. Dibawah ini kami cantumkan pembagian menurut beberapa orang ahli didik atau ahli pikir terkenal.<br /><br />1. PERKEMBANGAN MENURUT ARISTOTELES<br />Aristoteles (384-322 S.M.) membagi masa perkembangan selama 21 tahun dalam tiga septenia (3 periode kali 7 tahun), yang dibatasi loeh 2 gejala alamiah yang penting; yaiti (1) pergantian gigi da (2) munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini didasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwani anak. Pembagian tersebut adalah sebagai berikut:<br /> 0 – 7 tahun, disebut sebagai masa anak kecil, masa bermain.<br /> 7 – 14 tahun, masa anak-anak, masa belajar, atau masa sekolah rendah.<br />14-21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa<br />2. PERKEMBANGAN MENURUT CHARLOTTE BUHLER<br />Charlotte Buhler membagi masa perkembangan sebagai berikut:<br />Fase pertama, 0-1 tahun: masa menghayati obyek-obyek diluar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi. Terutama melatih fungsi motorik; yaitu fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.<br />Fase kedua, 2-4 tahun: masa pengenalan dunia obyektif diluar diri sendiri, disertai penghayatan subyektif. Mulai ada pengenalan pada AKU sendiri, dengan bantuan bahasa dan kemauan sendiri. Anak tidak mengenal dunia luar berdasarkan pengamatan obyektif, melainkan memindahkan keadaan batinnya pada benda-benda di luar dirinya. Karena itu ia bercakap-cakap dengan bonekanya, bergurau dan berbincang-bincang dengan kelincinya: sepertinya kedua binatang dan benda permainan itu betul-betul memiliki sifat-sifat yang dimilikinya sendiri. Fase ini disebut pula sebagai fase bermain, dengan subyektifitas yang sangat menonjol.<br />Fase ketiga, 5-8 tahun: masak sosoalisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermainan, dan sekolah rendah). Anak mulai belajar mengenal dunia sekitar secara obyektif. Dan ia mulai belajar mengenal arti prestasi pekerjaan, dan tugas-tugas kewajiban.<br />Fase keempat, 9-14 tahun: masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektivitas tertinggi. Masa penyelidik, kegiatan mencoba dan bereksperimen, yang distimulir oleh dorongan-dorongan meneliti dan rasa ingin tahu yang besar. Merupakan masa pemusatan dan penimbunan tenaga untuk berlatih, menjelajah dan berekplorasi. Pada akhir fase ini anak mulai “menemukan diri sendiri’ yaitu secara tidak sadar mulai berfikir tentang diri pribadi. Pada waktu itu anak seringkali mengasingkan diri.<br />Fase kelima, 14-19 tahun: masa tercapainya sintese antara sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap keluar kepada dunia obyektif.<br /><br />3. PERKEMBANGAN MENURUT KOHNSTAMM<br />Profesor kohnstamm dalam bukunya “Persoonlijkheid in wording” (kepribadian yang tengah berkembang), membagi masa perkembangan dalam beberapa fase, sebagai berikut:<br />1) Masa bayi atau masa vital<br />2) Masa anak kecil, masa estetis<br />3) Masa anak sekolah, masa intelektual<br />4) Masa pubertas dan adolesensi, masa soaial<br />5) Manusia yang sudah matang<br />Menurut kohnstamm, manusia itu selalu dalam proses pembentukan dan perkembangan, selalu “menjadi”; dan dia tidak akan kunjung selesai terbentuk. Pengertian pribadi, menurut kohnstamm, mengandung sifat-sifat normatif; artinya mengandung persyaratan dan cita-cita/harapan tertentu.<br /><br />4. PERKEMBANGAN MENURUT OSWALD KROH<br />Oswald Kroh, membagi masa perkembangan dalam 3 fase, berdasarkan batas-batas yang tegas; dan ditandai/dibatasi oleh dua masa “Trotzalter” atau masa mendatang. Yaitu:<br />1) Dari lahir sampai masa-menentang pertama, 0-4 tahun. Disebut pula sebagai masa kanak-kanak pertama.<br />2) Dari masa-menentang pertama sampai pada masa menentang kedua, 4-14 tahun. Disebut pula sebagai masa keserasian atau masa bersekolah.<br />3) Masa-menentang kedua sampai akhir masa muda. Disebut pula sebagai masa kematangan, 14-19 tahun. Batas fase ketiga ini adalah akhir masa remaja.<br />Oswald Kroh berpendapat, bahwa perkembangan itu mengalami perubahan-perubahan penting. Apabila pada usia tertentu pada hampir setiap anak terlihat adanya perubahan-perubahan penting dalam tingkah laku/perangi serta respons-nya terhadap dunia luar, maka masa itulah dijadikan batas antara masa lampau dengan masa perkembangan baru. Perubahan tingkah laku dan tabiat pada umur yang hampir bersamaan dan terdapat pada setiap anak itu disebabkan oleh perubahan struktur jiwa anak, karena terjadinya progres/kemajuan dalam periode perkembangan. Dan perubahan-perubahan radikal serta mencolok terdapat pada kedua Trozalter atau masa-menentang tadi.<br />Pada masa trozalter timbul antara lain sikap-sikap melawan, memberontak, agresif, keras kepala, dorongan kuat untuk menuntu pengakuan Aku-nya, emosi-emosi yang meledak-ledak yang diselingi duka hati, rasa sunyi, kebingungan, dan gejala-gejala emosional yang kuat lainnya, dan lain-lain. Trozalter itu sering terjadi pada umur 12 tahun; dan pada anak laki-laki biasanya berlangsung pada usia 14 tahun.<br /><br />5. PERKEMBANGAN MENURUT HACKEL<br />Hackel seorang sarjana Jerman mengemukakan hukum biogenetis, sebagai berikut: “ontogenese itu adalah rekapitulasi dari phylogenese. Artinya,perkembangan individu itu merupakan ulangan ringkas dari perkembangan jenis manusia”. Hukum biogenetis itu disebut pula sebagai teori-rekapitulasi.<br />Menurut teori ini, orang membedakan 4 periode dalam masa perkembangan anak, yaitu:<br />1) Masa perampokan/penggarongan dan masa perburuan, sampai kira-kira usia 8 tahun.<br />2) Masa penggembalaan, 8-10 tahun. Pada usia ini anak suka sekali memelihara ternak dan binatang jinak.<br />3) Masa pertanian, 11-12 tahun. Pada usia ini anak memperlihatkan kesukaan menanam macam-macam tetumbuhan dan kegiatan berkebun.<br />4) Masa perdagangan, 13-14 tahun. Anak gemar sekali mengumpulkan macam-macam benda.<br />Ada teori yang menyebut teori rekapitulasi ini sebagai teori persamaan, karena masa perkembangan anak tersebut mirip dengan perjalanan historis manusia (Claparede dari Swiss).<br /><br />6. PERKEMBANGAN MENURUT WILLIAM STERN<br />William Stern mrnyebutkan hukum biogenetis dari Hackel tadi sebagai pararel-pararel genetis. Sebab tidak semua perkembangan psikis anak merupakan ulangan tepat dari pengalaman historis manusia. Akan tetapi memang ada banyak paralelitas atau “persamaannya”.<br />Pada lazimnya seorang anak muda disebut sebagai dewasa apabila ia telah mencapai umur 21 tahun. Karena pada usia ini ia dianggap sanggup berdiri sendiri, dan bisa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas-tugas hidupnya. Sampai pada taraf sedemikian diperlukan pengembangan kemampuan:<br />1) Mengontrol diri sendiri<br />2) Kepatuhan pada disiplin yang kokoh<br />3) Kejujuran dan keberanian untuk melakukan introspeksi atau mawas diri.<br /><br />7. PERKEMBANGAN MENURUT JOHAN AMOS COMENIUS<br />Johan Amos Comenius (1592-1671) dalam bukunya “Didactica Magna” membagi periode perkembangan sebagai berikut:<br />1) 0-6 tahun, periode Sekolah-ibu<br />2) 6-12 tahun, periode sekolah-Bahasa-ibu<br />3) 12-18 tahun, periode Sekolah-Latin<br />4) 18-24 tahun, periode Universitas<br />Tahun-tahun pertama 0-6 tahun disebut sebagai periode sekolah-ibu, karena hampir semua usaha bimbingan-pendidikan (ditambah perawatan dan pemeliharaan) berlangsung di tengah keluarga. Terutama sekali aktivitas ibu sangat menentukan kelancaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.<br />Usia 6-12 tahun disebut periode Sekolah-Bahas-Ibu, karena pada periode ini anak baru mampu menghayati setiap pengalaman dengan pengertian bahasa sendiri (bahasa ibu). Bahasa ibu dipakai sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan orang lain; yaitu untuk mendapatkan impresi dari luar berupa pengaruh, sugesti serta transmisi kultural (pengoperan nilai-nilai kebudayaan) dari orang dewasa. Bahasa ibu juga dipakai untuk mengekspresikan kehidupan batinnya kepada orang lain.<br />Pada usia 12-18 tahun anak mulai diajarkan bahasa Latin, sebagai bahasa kebudayaan yang dianggap paling kaya dan paling “tinggi” kedudukannya pada saat itu. Bahasa tersebut perlu diajarkan pada anak, agar anak bisa mencapai pada taraf “beradab” dan berbudaya.<br /><br /><br />BAB V<br />PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN<br /><br />1. Pertumbuhan sebagai proses menjadi.<br />2. Paduan antara dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri.<br />3. Individualitas dan perbedaan individual.<br />4. Anak sebagai makhluk sosial.<br />5. Hukum konvergensi W. Stern.<br />6. Pemenuhan kebutuhan sebagai sumber dinamika.<br />7. Penggunaan fungsi-fungsi secara spontan.<br />8. Tempo dan ritme perkembangan.<br />9. Kematangan dan masa peka.<br />10. Perkembangan sebagai proses diferensiasi<br />11. Masa Trotzalter.<br />12. Perjuangan sebagai ciri dari perkembangan.<br />13. Pemulihan diri dan revisi kebiasaan.<br /><br />Prinsip perkembangan yang aktif itu terletak di dalam diri anak sendiri. Jelasnya, perkembangan itu bukan proses yang selalu digerakkan oleh faktor/pengaruh dari luar (di luar individu anak). Tujuan setiap perkembangan adalah: menjadi manusia dewasa yang sanggup berdiri sendiri (mandiri).<br />Beberapa prinsip perkembangan kami cantumkan dibawah ini:<br />1. Pertumbuhan sebagai proses “menjadi”.<br />2. Paduan antara dorongan-dorongan mempertahankan diri dan pengembangan diri.<br />3. Individualitas anak dan perbedaan individual.<br />4. Anak sebagai makhluk sosial.<br />5. Hukum konvergensi.<br />6. Pemenuhan kebutuhan sebagai sumber dinamis dari aktivitas anak.<br />7. Penggunaan fungsi-fungsi secara spontan sebagai tanda kemampuan tumbuh.<br />8. Tempo dan ritme perkembangan yang khas.<br />9. Kematangan dam masa peka.<br />10. Perkembangan sebagai proses diferensiasi.<br />11. Masa Trotzalter.<br />12. Perjuangan sebagai ciri perkembangan.<br />13. Pemulihan diri dan revisi terhadap kebiasaan.<br /><br />1. PERTUMBUHAN SEBAGAI PROSES “MENJADI”<br />Pertumbuhan dan perkembangan pada setiap organisme itu mempunyai prinsip sebagai berikut: selalu berproses untuk “menjadi”. Sehubungan dengan ini organisme tersebut merupakan sistem yang hidup; dan merupakan sistem yang terbuka, karena selalu mengalami kemajuan dan perubahan. Sifatnya tidak statis, akan tetapi dinamis. Perkembangan yang dinamis itu didasari oleh:<br />1) Faktor-faktor hereditas (pembawaan kodrati)<br />2) Dirangsang oleh pengaruh lingkungan atau alam sekitar,<br />3) Diperlancar oleh usaha belajar<br /><br />Anak merupakan pelaku atau author yang bebas merdeka; yaitu leluasa memilih satu pola hidup tertentu, mengarah pada satu tujuan hidup tertentu pula. Namun selanjutnya anak akan memahami, bahwa kebebasannya pada hakekatnya dibatasi (ada limitasinya) oleh faktor-faktor hereditas atau pembawaan kodrati, dan dibatasi pula oleh kondisi-kondisi lingkungan hidupnya.<br /><br />2. PADUAN ANTARA DORONGAN-DORONGAN MEMPERTAHANKAN DIRI DANPENGEMBANGAN DIRI.<br />Setiap stadium hidup yang baru saja tercapai, merupakan bentuk keseimbangan sementara (sesaat), yang dijadikan titik-tolak bagi usaha-usaha dan aktifitas baru. Jadi ada tingkat aspirasi, yaitu tingkat perjuangan mengarah pada taraf yang lebih tinggi. Orang jerman menyebutnya sebagai “Anspruensniveau” (tingkat tuntutan). Hakekat perjuangan hidup anak manusia dan manusia dewasa ialah: “Thomme passe infiniment Thomme” = manusia itu tidak habis-habisnya berusaha mengatasi kemanusiaannya.<br /><br />3. INDIVIDUALITAS ANAK DAN PERBEDAAN INDIVIDUAL<br />Tugas Pendidikan ialah: melengkapkan martabat-manusiawi anak, sehingga lambat-laun anak sanggup mengangkat diri sendiri, dan mampu mencapai martabat-manusiawinya secara penuh (melengkapi dan menyempurnakan martabat insaninya).<br />Perbedaan fisik serta psikis anak yang didukung pula oleh perbedaan sistem-nilai anak mengakibatkan perbedaan respons/reaksi masing-masing anak terhadap pengaruh lingkungan, usaha bimbingan, dan upaya pendidikan.<br /><br />4. ANAK SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL<br />Kondisi dan situasi sosial akan jadi menguntungkan dan positif bagi anak, apabila kombinasi dari pengaruh lingkungan sosial dan semua potensi psiko-fisik anak bisa bekerja sama secara baik, dan bisa membantu realisasi-diri serta proses sosialisasi anak sebagai manusia. Anak itu merupakan pribadi-sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya. Setiap tingkah laku anak merupakan tingkah laku sosial, sebab mempunyai relasi/kaitan dengan orang lain. Maka jelas bagi kita, bahwa individualitas dan sosialitas itu adalah “unsur-unsur” yang komplementer (saling mengisi dan melengkapi) dalam eksistensi anak.<br />Oleh sebab itu tercapainya martabat-manusiawi dan kedewasaan itu tidak berlangsung secara otomatis dengan kekuatan sendiri; akan tetapi senantiasa berkembang dengan bantuan orang dewasa. Karena itu anak manusia disebut sebagai “animal educandum” (binatang yang harus dididik); sedang manusia dewasa disebut sebagai “animal educandus” (binatang yang bisa mendidik). Sehingga usaha mendidik tersebut merupakan ciri dasar dari manusia.<br /><br />5. HUKUM KONVERGENSI DARI WILLIAM STERN<br />Konvergensi itu artinya: kerjasama, atau bertemu pada satu titik. Hukum konvergensi menyatakan adanya kerjasama antara faktor kodrati dan faktor sosial. Jika syarat eksogin atau eksterm tidak dipenuhi, maka dorongan-dorongan batin dan semua kemampuan kodrati anak didik tidak mungkin bisa dikembangkan. Karena itu faktor intern dan faktor ekstern harus bekerja-sama secara baik. Inilah proses konvergensi dari faktor-faktor endogin dan eksogin dalam perkembangan anak.<br />Perkembangan yang sehat akan berlangsung, jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh lingkungan dan potensialitas kodrati anak bisa mendorong berfungsinya segenap kemampuan anak. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat, apabila segala pengaruh lingkungan sifatnya merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisik anak.<br />Para teoretisiyang menganut paham environmentalism berpendapat sebagai berikut: “Tidak ada anak yang sukar; yang ada ialah orang tua yang sukar. Problem children are the product of problem parents”. Faktor ekstern yang amat penting dalam hal ini adalah: pengasuh atau pendidik yang bercakap-cakap dengan anak. Yang menjadi syarat mutlak, agar kemampuan bicara anak bisa berkembang sepenuhnya.<br /><br />6. PEMENUHAN KEBUTUHAN SEBAGAI SUMBER DINAMIKA AKTIVITAS ANAK.<br />Menurut teori equilibrium, setiap individu selalu berusaha mencari kondisi keseimbangan dengan jalan mengatasi kesulitannya berupa iritasi, frustasi, dan barikade-barikade dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya. Prinsip perkembangan menyatakan: motif utama dari hidup ialah meniadakan dan melepaskan diri dari semua rintangan, rasa tegang dan disequilibrium batin, untuk mencapai kepuasan dan equilibrium batin. Keseimbangan akan tercapai, jika setiap kebutuhan sudah dipenuhi, sehingga hilang semua ketegangan dan gangguan batin.<br />Sebaliknya teori disequilibrium berpendapat sebagai berikut: “sehubungan dengan adanya dinamika manusia, maka anak tidak mencari keseimbangan, akan tetapi dengan sengaja mencari dan menantang timbulnya ketidakimbangan, dengan jalan mencobakan semua potensinya dalam macam-macam aktivitas dan eksperimen. Anak berusaha memasuki dunia luar dengan jalan bereksplorasi dan berekspansi, sebab didorong oleh rasa ingin tahu, sekaligus untuk mengetest kemampuan sendiri.<br />Maka anak yang tumbuh itu memiliki dorongan-dorongan dan impuls-impuls kuat untuk:<br />1) Mencapai prestasi baru, untuk<br />2) Bereksplorasi mencari pengalaman baru, dan<br />3) Meriskir diri dalam kancah perjuangan hidup baru.<br />Oleh karena itu unsur dinamisme merupakan ciri pokok pada individu anak yang sehat. Jadi, hidup ini berisikan usaha-usaha yang berkesinambungan dan tidak pernah berhenti, karena organisme manusia dilengkapi dengan impuls-impuls untuk memobilisir segenap potensi agar bisa berfungsi sepenuhnya.<br /><br />7. PENGGUNAAN FUNGSI-FUNGSI SECARA SPONTAN SEBAGAI TANDA KEMAMPUAN TUMBUH.<br />Jika kapasitas-kapasitas untuk berbuat, berfikir dan merasakan pada anak sudah matang, maka anak akan di dorong oleh impuls-impuls yang kuat untuk menggunakannya. Sejak masa bayi, anak senantiasa menunjukkan usaha untuk maju dengan bantuan segenap peralatan fisik dan psikisnya, untuk mencapai kemungkinan-kemungkinan baru yang terletak di depannya. Ciri khas dari perkembangan kemampuan/kapasitas anak ialah:<br />1) Kecenderungan untuk menggunakan semua kapasitas, kemungkinan, kekuatan, dan kemampuannya secara spontan dan aktif.<br />2) Mekanisme perkembangan anak sudah sejak semula dilengkapi dengan self-starter yang dinamis.<br /><br />8. TEMPO DAN RITME PERKEMBANGAN YANG KHAS.<br />Perkembangan setiap anak itu berlangsung menurut tempo atau kecepatan dan ritme/irama tertentu, sesuai dengan pembawaan kodrati sendiri. Jadi, pada setiap anak terdapat impuls untuk berkembang dengan caranya sendiri dalam melatih semua bakat serta kemampuannya. Segala sesuatu yang sudah dicapai oleh anak, dijadikan persiapan atau titik-tolak baru bagi pengalaman dan kemampuan berikutnya.<br />Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi. Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih tetap konstan sifatnya. Inilah yang disebut sebagai irama perkembangan.<br /><br />9. KEMATANGAN DAN MASA PEKA.<br />Manusia muda yang baru dilahirkan itu dalam banyak hal keadaannya lebih miskin dibandingkan dengan anak binatang yang manapun. Sebabnya ialah: semua fungsi jasmaniahnya dan rokhaniah anak baru merupakan lembaga yang belum mekar. Maka faktor waktu dan usaha belajarlah yang memupuk perkembangannya. Suatu fungsi yang baru dilatih atau baru saja berkembang, pasti belum membuahkan prestasi tinggi.<br />Hampir semua fungsi jiwani itu memerlukan periode berlatih atau periode belajar. Kadang kala periode tersebut berlangsung pendek; tapi ada kalanya berlaku agak lama, misalnya pada proses belajar bercakap-cakap. Yang menarik perhatian kita pada umumnya ialah:<br />1) Dalam melatih fungsi-fungsinya anak tidak memerlukan stimulus dari luar;<br />2) Juga tidak membutuhkan dorongan dari siapapun juga, bahkan juga tidak dari orang tuanya. Sebab fungsi-fungsi tersebut dilatih oleh anak sendiri secara spontan dan dengan usaha kemampuan sendiri.<br /><br />Proses kematangan (maturation) itu ditandai oleh kematangan potensi-potensi dari organisme, baik yang fisik maupun yang psikis, untuk terus maju menuju pemekaran/perkembangan secara maksimal. Maka prestasi dari pengguanaan dan penggeladian ketrampilan/fungsi itu bergantung pada derajat kematangan tadi, sebab kematangan ini mempengaruhi kualitas hasil usaha belajar anak.<br /><br />10. PERKEMBANGAN SEBAGAI PROSES DIFERENSIASI<br />Perkembangan harus diartikan sebagai proses diferensiasi, dan bukan sebagai proses asosiasi dan kombinasi dari unsur-unsur yang lebih rendah (seperti pendapat yang dikemukakan oleh para ahli ilmu jiwa kuna).<br />Proses diferensiasi itu artinya sebagai berikut: ada prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas itu lambat laun bagian-bagiannya menjadi semakin nyata dan bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.<br /><br />11. MASA TROTZALTER<br />Saat-saat pemberontakan dan penentangan ini dikenal sebagai TROTZALTER (usia keras kepala, usia tegar). Ciri yang sangat menonjol pada periode Trotzalter tadi ialah sikap keras kepala dan suka menentang. Hal ini disebabkan karena anak sedang dalam fase menemukan diri sendiri atau menemukan AKU-nya, dan tengah menghayati kemampuan diri serta harga-diri.<br />Dalam hal ini sekali-kali bukannya dengan sadar, sengaja, dan secara obyektif anak ingin memberontak, membantah dan menentang segala sesuatu yang dirasakan sebagai kurang memuaskan; akan tetapi sikap pemberontak anak itu didorong oleh:<br />1) Keinginan menuntut hak-haknya, serta<br />2) Menuntut pengakuan atas status dan martabat dirinya.<br /><br />Trotzalter juga disebut sebagai periode Sturm und Drang (= periode badai dan paksaan/desakan batin). Selain daripada itu, Trotzalter disebut pula sebagai masa peralihan (masa transisi) dalam proses perkembangan, yaitu peralihan dari masa kanak-kanak pindah ke masa pubertas/remaja.<br /><br />12. PEJUANGAN SEBAGAI CIRI DARI PERKEMBANGAN<br />Hidup ini merupakan suatu perjuangan yang tidak kunjung hentinya. Perjuangan tersebut mula-mula untuk mencapai taraf kedewasaan, kemudian untuk mencapai “penyempurnaan diri” sebagai manusia.<br />Di tengah semua usaha anak, baik yang berupa permainan, upaya belajar, maupun tugas-tugas kewajiban tertentu, anak dirangsang oleh kegairahan yang besar. Keterangannya adalah sebagai berikut: kecenderungan anak untuk menggunakan kemampuan dan melatih fungsi-fungsinya itu menyebabkan anak dengan spontan dan intensif terus berusaha dan berjuang.<br />Ringkasnya, dalam usaha mempelajari macam-macam kesanggupan baru itu anak dijiwai oleh entusiasme atau kegairahan yang amat besar. Lambat laun, dalam proses pertumbuhannya, suatu peristiwa yang dianggap baru dan mencekam segenap minat serta hatinya, lalu jadi tidak menarik perhatiannya lagi. Sebab ketrampilan baru tadi sudah jadi bagian dari totalitas pola tingkah lakunya, yang kini sudah jadi “otomatis”, bahkan kurang dihayati secara sadar.<br />Salah satu sukses dalam usah perjuangan seorang ondividu yang matang itu ialah: kemampuan untuk memikul duka derita dalam perjuangannya. Dan tidak ada seorangpun yang bisa merasakan pahit dan manis-madunya duka-derita, terkecuali ia yang mengalami sendiri peristiwa tersebut. “Madu” di sini kami maksudkan sebagai: manfaat pengajaran dan makna yang diberikan oleh peristiwa duka-derita itu; baik bagi anak-anak maupun bagi orang dewasa.<br />Ciri hidup yang sehat itu bukannya ditandai oleh absennya kemalangan dan kedudukan. Akan tetapi justru dicirikan oleh kemampuan manusia-anak orang dewasa-untuk menanggulangi/mengatasi kepedihan ketegangan, kemalangan, dan duka-derita dengan rasa tawakal, dibarengi dengan keberanian, ketabahan, dan kemauanan besar untuk mengatasi segala ujia hidup.<br /><br />13. PEMULIHAN-DIRI DAN REVISI KEBIASAAN<br />Kemampuan lain yang ikut membantu proses perkembangan anak ialah: kemampuan anak untuk memikul kemalangan dan derita, dan kemampuannya untuk memulihkan diri atau menyembuhkan diri sendiri dari kemalangan dan duka lara.<br />Maka dalam perkembangan anak itu terdapat apa yang disebut sebagai saat-saat kritis, di mana bisa berlangsung titik patah/breaking point. Pada peristiwa sedemikian pengalaman-pengalaman tertentu akan meninggalkan akibat buruk berupa cedera rokhaniah yang parah pada anak, yang sukar dipulihkan.<br /><br />BAB VI<br />MASA KEHAMILAN, PRAE-NATAL, KELAHIRAN<br />DAN BAYI PREMATUR<br /><br />1. Wanita dan kehamilan<br />2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pranatal<br />3. Genotype dan phenotype<br />4. Unitas organik antara ibu dan janin<br />5. Perkembangan pada masa pranatal<br />6. Kelahiran bayi<br />7. Bayi prematur dan keguguran<br /><br />1. WANITA DAN KEHAMILAN<br />Wanita-wanita hamil itu pada umumnya dihinggapi keinginan-keinginan dan kebiasaan yang aneh-aneh serta irrasional, yang disebut sebagai peristiwa mengidam. Peristiwa mengidam ini biasanya disertai emosi-emosi yang kuat. Oleh sebab itu wanita yang bersangkutan jadi sangat perasa, sehingga mudah terganggu keseimbangan mentalnya.<br />Wanita yang tengah hamil itu melanjutkan kecenderungan-kecenderungan psikologis dan ciri-ciri tingkah laku seperti sebelum dia menjadi hamil. Namun pada umumnya kehamilan menambah intensitas emosi-emosi dan tekanan batin pada kehidupan psikis wanita.<br />Wanita hamil itu mempunyai kebiasaan mencela dan suka menyalahkan diri sendiri, serta tertekan batinnya oleh perasaan bersalah-berdosa, maka pada umumnya ia akan mengembangkan perasaan-perasaan berdosa-salah pula sehubungan dengan kandungannya. Emosi-emosi sedemikian ini akan jadi sangat intensif kuat, bila ibu tersebut mempunyai pra-rasa yang menakutkan mengenai kehamilannya. Lebih-lebih lagi jika dalam lubuk hatinya ia sebenarnya menolak untuk menjadi ibu dan menolak kehamilannya.<br />Semakin mampu seseorang menerima hakekat diri sendiri sebagai suami atau isteri (laki-laki/wanita) dengan segala konsekuensi dan tanggung-jkawabnya, maka akan semakin hangat ia menyambut kehamilan dan bayinya. Meskipun kehamilan itu sendiri banyak dibebani kecemasan dan kesusahan.<br /><br />2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI PERKEMBANGAN PRAE-NATAL (SEBELUM LAHIR).<br />Pertumbuhan anak sebelum lahir itu terutama di-determinir oleh potensi hereditasnya. Sel-sel dengan mana kehidupan anak dimulai, disebut sebagai khromoso-khromosom, terdiri atas beribu-ribu substansi yang disebut sebagai gene-gene. Sifat-sifat gene-gene ini kemudian menentukan segenap potensialitas genetik (potensialitas hereditas) seseorang.<br />Sel telur yang sudah matang pada siklus menstrual terdiri atas dua set (double set) gene-gene. Yaitu satu set adalah warisan dari ayah, dan satu set lainnya merupakan warisan dari pihak ibu. Dua set gene-gene ini berpadu dan ber-interaksi dengan gene-gene sel spermatosa dalam kombinasi yang beraneka ragam. Satu ciri fisik tertentu misalnya, bisa disebabkan oleh satu faktor tunggal (single-factor); yaitu oleh beroperasinya satu gene herediter tertentu, yang disebut sebagai gene mayor. Sehingga memunculkan tipe herediter yang monogenik. Satu ciri lainnya timbul sebagai hasil interaksinya beberapa gene (ada multi-faktor, campuran gene-gene minor), sehingga menghasilakan tipe herediter yang poligenik.<br /><br />3. GENOTYPE DAN PHENOTYPE.<br />Istilah genotype dan phenotype itu dipakai untuk membedakan apa yang jadi milik seseorang (eigen, own), dan apa yang dimanifestasikan secara lahiriah. Genotype itu terdiri atas semua elemen yang menjadi bagian dari warisan individual, yaitu segenap bakat gene-genenya. Genotype (gen = menjadikan, jadi) tersebut ialah ciri-ciri herediter yang tidak tampak. Sedang phenotype/fenotip adalah totalitas dari kualitas dan ciri-ciri karakteristik individu yang tampak; merupakan gejala lahiriah yang tampak.<br />Genotype mencakup potensialitas herediter. Sedang fenotype menampilkan cara-cara dan sampai batas-batas tertentu dari realisasi potensialitas-potensialitas tadi. Dengan begitu, fenotip seseorang merupakan produk dari:<br />1) Gene-gene khusus dan pola-pola genik hasil kombinasi pada sel yang dibuahi<br />2) Interaksi dari elemen-elemen; misalnya gene-gene yang dominan, yang menindih gene-gene yang resesif<br />3) Pengaruh dari lingkungan, sebelum dan sesudah kelahiran.<br /><br />4. UNITAS ORGANIK ANTARA IBU DAN JANIN<br />Ibu dan janin/bakal anak itu merupakan satu unitas organik yang tunggal. Unitas ini tidak hanya meliputi proses-proses kehidupan yang positif saja, akan tetapi juga menyangkut segi-segi destruktif. Kematian dari salah seorang, yaitu ibu atau janinnya, biasanya mengakibatkan pula kematian pada pihak lainnya. Apabila mineral dan hormon-hormon yang esensiil penting bagi pertumbuhan calon bayi itu sangat kurang, maka janin akan banyak menyerap mineral dan hormon dari ibunya, dengan mengorbankan kondisi ibunya.<br />Jika seorang ibu mengalami gangguan-gangguan emosional yang kuat dan menolak dengan keras kehamilannya maka besar kemungkinan bayi itu juga “tidak mau hidup”. Janin yang belum lahir tadi agaknya mampu menghayati pengaruh-pengaruh psikis dari ibunya; artinya ia bisa menghayati/merasakan apakah dirinya ditolak oleh ibunya, ataupun kelahirannya diharapkan dengan perasaan cinta kasih.<br /><br />5. PERKEMBANGAN JANIN PADA MASA PRANATAL<br />Informasi mengenai tingkah laku janin itu diperoleh dengan jalan melakukan studi mengenai janin-janin yang dikeluarkan dari rahim ibunya pada usia pertumbuhan yang berbeda-beda. Yaitu dikeluarkan karena kecelakaan, abortus, atau peristiwa gangguan lainnya.<br />Perkembangan janin sebelum kelahirannya berlangsung secara cephalocaudal. Artinya, progres berupa pertumbuhan dan diferensiasinya berlangsung mulai dari bagian kepala, lalu terus kebawah sampai kebagian ekor/ujung. Pararel dengan pertumbuhan bagian-bagian jasad yang cephalocaudal itu ada pertumbuhan yang bersifat proximodistal (proximo = dekat; distal = distansi = jarak). Arti pertumbuhan proximodistal ialah: bagian-bagian yang paling dekat dengan sumbu badan akan lebih cepat matang daripada bagian tubuh yang jatuh letaknya dari sumbu badan.<br />Pada umumnya, janin akan menampilkan aktivitas yang lebih banyak daripada biasanya apabila ibunya tengah mengalami stres dan tekanan-takanan emosional yang serius. Hal ini disebabkan oleh karena ibu yang menderita tekanan emosional itu banyak mengeluarkan skresi dari kelenjar-tiada-berpipa, yang ditampung oleh darah. Dan substansi hormonal ini diserap oleh tubuh janin melalui tali pusat. Sehingga kondisi janin menjadi terpengaruh, ikut menjadi “gelisah”, serta bergerak lebih aktif.<br /><br />6. KELAHIRAN BAYI<br />Banyak dokter, psikolog dan seniman berspekulasi mengenai arti peristiwa kelahiran. Kelahiran merupakan satu “drama penjebolan” secara drastis, disertai dengan perubahan-perubahan kondisi/psiko-fisik secara radikal revolusioner dari seorang bayi.<br />Ada beberapa pendapat spekulatif mengenai peristiwa kelahiran ini. Misalnya, tangis bayi pada saat kelahirannya itu bukan merupakan suara mekanis disebabkan oleh peristiwa terhirupnya udara untuk pertama kali, akan tetapi merupakan tangis kesakitan hati, tangis protes, tangis kepedihan, tangis keengganan dan ketakutan karena dia terlempar dari rahim ibunya; dan selanjutnya terlempar ketengah dunia yang asing. Kelahiran merupakan satu bagian saja dari proses eksistensi manusia, yang kemudian dilanjutkan dengan pertumbuhan dan perkembangan fungsi-fungsi jasmani rokhani.<br /><br />7. BAYI PREMATUR DAN KEGUGURAN<br />Jika terdapat kekurangan mineral-vitamin dan hormon-hormon, biasanya janin itu mengisap mineral dan hormon dari ibunya, dengan mengorbankan kondisi ibunya. Inilah salah satu risiko bagi ibu hamil. Dengan sendirinya ada batas-batasnya sampai di mana seorang ibu bisa memberikan zat makanan dan gizi pada janinnnya; dan jelas ada batas optimum seorang bayi bisa menyerap zat makanan tersebut dari ibunya. Selanjutnya, peristiwa:<br />1) Kekurangan gizi dan hormon-hormon tertentu pada ibu<br />2) Faktor hereditas atau sifat-sifat keturunan yang defektif<br />3) Kecelakaan pada saat kehamilan atau kelahiran, bisa mengakibatkan kematian bayi dan abnormalitas pada bayi.<br /><br />Jika kekurangan gizi, zat makanan, mineral dan hormon-hormon tertentu itu begitu hebatnya, maka janin tidak bisa tumbuh dengan normal, sehingga terjadi keguguran; atau bayi mati dalam kandungan. Kondisi yang sangat buruk biasanya mengakibatkan kelemahan dan kerusakan-kerusakan tertentu pada bayi. Data medis juga menunjukkan, bahwa pada kehamilan-kehamilan abnormal (yang komplikatif) banyak terjadi peristiwa kematian bayi dan peristiwa luka-luka serius berupa kerusakan pada sistem otak.<br />Kerusakan tadi bisa langsung menimbulkan akibat serius berupa kematian sewaktu bayi masih dalam kandungan atau pada saat kelahirannya. Tapi bisa juga mengakibatkan peristiwa kerusakan yang lebih “ringan” berupa: cerebral palsy (kelumpuhan karena luka-luka pada otak), epilepsi atau ayan, deficiency mental (cacat mental) yang ringan, tidak mampu membaca, abnormalitas-abnormalitas tingkah laku, dan sulit belajar. Di samping itu, kelahiran bayi yang abnormal dan amat sulit ada kalanya mengakibatkan kesulitan-kesulitan pada anak berupa: hiperaktivitas, kekacauan emosional, dan disorganisasi kepribadian.<br />Bayi-bayi yang lahir selamat sebelum waktunya atau sebelum mencapai periode kandungan secara penuh, disebut sebagai bayi prematur (bayi kurang umur). Jika bayi prematur ini bisa bertahan, biasanya dia lebih lemah dan lebih banyak mengalami kesulitan/hambatan dalam pertumbuhannya. Ia harus dimasukkan dalam incubator atau couveuse (semacam mesin pengeram) untuk mendapatkan kehangatan seperti kondisi dalam rahim ibu, karena ia kekurangan lemak.<br />Teori ilmu kedokteran modern menyatakan, bahwa peristiwa kelahiran bayi prematur dan abortus spontan (keguguran biasa, keguguran tidak sengaja) itu antara lain disebabkan oleh:<br />1) Gangguan pada supply hormonal<br />2) Ketidakimbangan endokrin<br />3) Defisiensi atau kerusakan pada ovarium atau indung telur<br />4) Gangguan thyroid atau kelenjat gondok, hypophyse (sambungan otak) dan gangguan pada hormon-hormon<br />5) Keempat sebab itu diprovosir dan diperhebat oleh faktor-faktor emosional dan faktor psikis (faktor psikogenik) dari ibu yang tengah mengandung.<br /><br />Kebanyakan peristiwa keguguran-tidak-sengaja itu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor psikogenik. Keterangannya sebagai berikut:<br />1) Faktor penyebab utamanya terletak pada psike atau jiwa wanita yang tengah hamil itu. Yaitu padanya terdapat gangguan-gangguan emosional yang serius, konflik-konflik batin, penolakan terhadap janin atau bakal bayinya, kecemasan dan keengganan untuk menjadi hamil, ketakutan dan kecemasan yang khronis, dan lain-lain.<br />2) Wanita yang hamil tadi secara tidak sadar “melakukan abortus dalam fikirannya” (secara tidak sadar menolak kehamilannya). Penolakan yang berlangsung di bawah sadar atau tidak disadari itu begitu kuatnya, sehingga mengakibatkan terjadinya peristiwa keguguran biasa atau abortus spontan.<br /><br />Adapun abortus yang disengaja, sedikit atau banyak merupakan aktivitas volunter, yang dikehendaki sendiri secara sadar. Abortus macam ini biasanya merupakan mekanisme paling efisien untuk “menyesuaikan diri” terhadap tuntutan realitas hidup. Artinya, abortus dengan jalan sengaja membuang janin yang dianggap sebagai parasit yang merugikan bagi wanita yang bersangkutan dan mengakibatkan kehamilannya itu dirangsang oleh rasa aib, rasa berdosa, rasa devaluasi-diri, dan putus asa. Kehamilan tadi dirasakan sebagai beban yang berat atau sebagai hukuman.<br /><br />BAB VII<br />MASA BAYI 0-2 TAHUN (PERIODE VITAL)<br /><br />1. Tugas perkembangan<br />2. Kemampuan mental dan kontrol terhadap sikap badan<br />3. Pengenbangan fungsi-fungsi dan perbedaan individual<br />4. Kehidupan emosional dan arti indungan<br />5. Tangis bayi<br />6. Menyusu dan kebiasaan makan<br />7. Kesulitan pada periode menyusu<br />8. Relasi antara seksualitas dengan mengisap-menyusu<br />9. Arti tidur bagi bayi<br />10. Beberapa reaksi sensoris lainnya<br />11. Perkembangan bahasa bayi<br /><br />1. TUGAS PERKEMBANGAN<br />Masa bayi disebut juga sebagai periode vital, karena kondisi fisik dan mental bayi menjadi fundasi kokoh bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya. Karena itu peranannya sangat vital dan penting.<br />Sejak hari-hari pertama sesudah kelahirannya, bayi menampilkan kepegasan (veerkrachtigneid) dan gelora gairah untuk menggunakan segenap kemampuannya.<br />Dalam menanggapi berbagai pengaruh lingkungan, pada umumnya respons/reaksi bayi bersifat “positif”. Tingkah laku bayi yang masih sangat muda itu lebih bersifat “positif” daripada “negatif’. Sikap yang positif itu berwujud gerak menuju stimulas/perangsang, antara lain berupa: mendengarkan , meraih, menjangkau, memegang, senyum, ketawa, mendekati orang dewasa (dengan menggulingkan tubuh atau merangkak), meracau gembira, dan lain-lain.<br />Sedang reaksi yang “negatif”, yaitu berupa gerakan menjauhi/menghindari stimulus, antara lain berupa: gerak menolak, mundur terkejut, tangis, sedu-sedan, memberengut, mengkerutkan dahi, merengek-rengek, surut takut, menolak, dan menjauhi orang dewasa.<br /><br />2. KEMAMPUAN MENTAL DAN KONTROL TERHADAP SIKAP BADANNYA.<br />Pada umumnya kemampuan mental bayi itu lebih cepat berkembang daripada kemampuan fisik (jasmaniah). Bayi mereaksi dengan senyum terhadap ibunya. Pada usia 3 minggu, bila ia ditelungkupkan, bayi akan berusaha mengangkat kepala dan dagunya dari atas kasur. Dan beberapa bulan kemudian (kira-kira sesudah minggu ke-8), ia sudah bisa mengembangkan kontrol postural. Yaitu kontrol terhadap sikap badan dan kepalanya, dengan menegakkan badan dan menggerak-gerakkan kepala. Dan pada minggu ke-12-16 ia mampu menegakkan kepalanya dalam posisi duduk.<br /><br />3. PENGEMBANGAN FUNGSI-FUNGSI DAN PERBEDAAN INDIVIDUAL.<br />Anak yang baru lahir dan sehat, dengan cepat akan mengembangkan semua fungsi jasmaniah dan rokhaniahnya. Fungsi-fungsi tetentu tampil pada waktu-waktu tertentu, berupa ketrampilan-ketrampilan, yang perlu mendapatkan latihan untuk perkembangan secara penuh. Oleh karena itu setiap fungsi mempunyai masa kepekaan sendiri-sendiri. Ada anak-anak yang lebih cepat perkembangan fungsinya, dan ada yang lebih lambat, sebab:<br />1) Tempo/kecepatan dan irama perkembangan tersebut berbeda-beda pada setiap fase dan setiap anak.<br />2) Perbedaan tadi juga disebabkan pula oleh bakat pembawaan, temperamen, dan kepribadian anak yang tidak sama pula.<br /><br />Ciri yang sangat mencolok dalam fase pertumbuhan bayi ialah: kemampuan mental dan daya akalnya pada umumnya berkembang lebih cepat dari kemampuan fisiknya. Keaktifan jasmaniah anak bayi itu berkembang sebagai berikut:<br />Bulan pertama : melihat, mendengar, mencium/membau<br />Dan kedua dan merasakan dengan segenap inderanya.<br />Bulan ketiga : pada akhir bulan ini bayi menegakkan dan menggerak-gerakkan kepala.<br />Bulan kelima : telungkup dan menggeser-geserkan badan.<br />Dan keenam<br />Bulan ketujuh : duduk<br />Bulan kedelapan : merangkak<br />Bulan kesembilan : mengangkat badan dan bangkit berdiri<br />Dan kesepuluh<br />Bulan kesebelas : merambat, jalan dengan berpegangan<br />Bulan keduabelas : berdiri sendiri dan mulai berjalan<br /><br />Perkembangan fungsi-fungsi jasmaniah dapat kita bedakan dalam 5 macam perkembangan ketrampilan, yaitu:<br />1. perkembangan motorik dan gerak refleks.<br />2. kemampuan merangkak.<br />3. kemampuan duduk.<br />4. kemampuan berdiri dan berjalan.<br />5. ketrampilan memanipulasi tangan.<br /><br />1. PERKEMBANGAN MOTORIK DAN GERAK REFLEKS<br /> Arti motorik ialah segala faktor yang bisa menimbulkan gerakan-gerakan pada seluruh bagian tubuh. Biasanya orang membedakan 3 jenis motorik, yaitu:<br />a. motorik statis, seperti pada keseimbangan tubuh, sikap badan yang tegak lurus, dan gerakan-gerakan lengan serta kaki.<br />b. Ketangkasan/ketrampilan tangan, jari-jari dan pergelangan tangan (manipulasi tangan, jari dan pergelangan).<br />c. Penguasaan terhadap otot dan urat-urat pada wajah.<br />Gangguan motorik antara lain disebabkan oleh: kerusakan pada pusat syaraf, cerebral palsy, poliomyelitis yang menyebabkan kelumpuhan karena ada kerusakan pada sumsum tulang belakang; ataupun karena anak tidak pernah diberikan kesempatan sedikitpun untuk bermain-main dan melatih otot-ototnya dengan melakukan gerakan-gerakan, sehingga terjadi peristiwa atrofi (melisut, melemah lumpuh).<br /><br />2. KEMAMPUAN MERANGKAK<br /> Kemampuan merangkak diartikan sebagai ketrampilan bergerak maju dengan tangan dan kaki, sambil mengangkat badan dari dasar tempat menelungkup. Kira-kira pada minggu ke 12-16, ia mulai bisa telungkup sambil mengangkat kepala; sedang tubuh masih melekat pada dasar, sambil bertelekan pada kedua lengan dan siku-sikunya. Pada minggu ke 24-28, dia tidak memakai tumpuan kedua lengannya lagi, akan tetapi sekarang bertumpu pada kedua telapak tangan dan jari-jarinya; sedang kepala dan tubuh seluruhnya bisa ditegakkan.<br /><br />3. KEMAMPUAN DUDUK<br />Kemampuan duduk itu bertujuan untuk mendapatkan kebebasan bergerak bagi kepala, tubuh dan kedua belah lengan.<br /><br />4. KEMAMPUAN BERDIRI DAN BERJALAN<br />Tegak berdiri dan berjalan pada dua kaki itu merupakan ketrampilan khas manusiawi. Pada usia 6-7 bulan, bayi mulai mereaksi aktif lagi bila kakinya disentuhkan pada satu alas. Ia akan berusaha meluruskan kaki, dan mengangkat tubuhnya untuk beberapa saat. Pada akhir bulan ke-9 dan permulaan ke-10, ia dapat berdiri tegak pada kedua telapak kakinya sambil berpegangan dengan kedua belah tangannya.<br /><br />5. KETRAMPILAN MEMANIPULASI TANGAN DAN JARI-JARI<br />Gerak-gerak tangan itu mulanya berupa refleks Umklammerung, yaitu gerak merangkul dan mencengkeram yang tidak terkoordinasi; akan tetapi lambat laun bisa dikuasai dan dikontrol lebih baik. Pada kira-kira usia 4 bulan dia bisa memanipulasikan pergelangan tangan dan jari-jarinya. Dan baru pada usia 6 bulan ia mampu menindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, atau memegangnya dengan kedua belah tangannya. Dan kira-kira pada usia 12 bulan, bayi tidak lagi mencengkeram benda-benda yang bisa dijangkaunya, akan tetapi memegangnya dengan ibu jari dan telunjuknya; jadi ada penghalusan dan penyederhanaan gerak jari-jari.<br /><br />4. KEHIDUPAN EMOSIONAL DAN ARTI INDUNGAN<br />Perkembangan kehidupan emosional bayi itu sudah terbina sejak ia masih berupa janin dalam kandungan ibunya. Yaitu berlangsung melalui unitas kehidupan psikis di antara ibu dan janinnya.<br />Sarjana Harry Stack Sullivan (1953) menyebut kaitan emosional ini sebagai empati (empathy), yang berkembang sejak janin ada dalam rahim ibunya; dan empati tersebut akan mewarnai segenap kehidupan emosional bayi sepanjang perkembangannya. Jika ibu itu menyesali dan membenci sekali bayinya, biasanya akan muncul banyak kesulitan; antara lain berupa: kesukaran menyusu (bayi sulit sekali mengisap), ada gangguan pencernaan, bayi menderita kolik, dan ia tidak mau lagi hidup. Dengan berlalunya waktu, kontak penuh kasih sayang dengan orang tua itu bukan hanya merupakan:<br />1) Sumber kepuasan dan kebahagiaan saja, akan tetapi juga bisa<br />2) Memperkuat kepribadian anak dalam menanggung semua bentuk duka derita, luka dan kememaran, sebagai akibat dari macam-macam deraan hidup<br />3) Juga penting sekali perkembangan karakter/watak dan kehidupan emosionalnya, yang akan mewarnai sikap hidup serta relasinya dengan individu lain.<br /><br />5. TANGIS BAYI<br />Tangis bayi dan anak-anak yang masih amat muda itu mempunyai fungsi dan arti yang kompleks. Melalui tangisnya bayi menampilkan keinginan, kebutuhan, rasa tidak senang, kesakitan, kemarahan, ketidaksabaran, kekhawatiran, dan semua bentuk duka-cita atau rasa-rasa negatif.<br />Tangis dijadikan alat pengekspresi perasaan dan kemauan bayi; juga sebagai pengganti bahasa yang belum berkembang. Oleh karena itu bisa difahami, mengapa bayi dan anak kecil itu suka menangis dalam mengungkapkan perasaan dan kemauannya.<br />6. MENYUSU DAN KEBIASAN MAKAN<br />Jika bayi merasa lapar, ia akan jadi gelisah, yang tampak pada gerakan-gerakannya penuh keresahan. Akhirnya dia akan menangis minta disusui ibunya atau diberi susu botol. Jika bayi itu sudah disusui, ia akan menjadi tenang kembali. Pada umumnya, bayi-bayi sehat membutuhkan minum air susu setiap 3 jam sekali. Kebiasaan menyusu dan makan itu hendaknya lebih ditandaskan pada kebutuhan kodrati anak; jangan dititik-beratkan pada kepatuhan terhadap aturan-aturan ketat, foemula-formula menu, dan tata cara makan tertentu.<br /><br />7. KESULITAN-KESULITAN PADA PERIODE MENYUSU<br />Ada bayi yang mempunyai kebiasaan mengisap ibu jari, tangan atau jari-jarinya; khususnya pada saat tumbuhnya gigi-gigi. Seorang bayi mungkin untuk sementara waktu menghentikan kebiasaan mengisap ibu jari dan tangannya, untuk kemudian melakukan hal yang sama selama beberapa tahun.<br />Kesulitan menyusu bisa berbentuk (1) penolakan terhadap air susu, (2) agresi oral dengan jalan sering menggigit putting payudara ibunya, (3) keengganan menyusu, (4) kecenderungan untuk tidur lelap jika disusui, (5) kegelisahan diwaktu tidur karena kurang kenyang, (6) rewel khronis, dan (7) tangis bayi yang terus-menerus; terutama sekali disebabkan oleh: faktor psiko genis. Yang disebabkan oleh kondisi psikis/kejiwaan ibunya yang kurang mapan. Sebab, gangguan psikis ibu itu pasti mengait kondisi anak bayinya.<br />Memang ada juga ibu-ibu yang tidak mau atau enggan menyusui bayinya dengan air susu sendiri; walaupun air susunya keluar dengan berlimpah-limpah. Hal ini disebabkan oleh sikap hidupnya yang tidak mapan. Umpama saja:<br />1) Dia merasa sebagai “seekor sapi perahan” yang dieksploiter oleh bayinya,<br />2) Bayinya dianggap sebagai parasit yang “membahayakan” sekuritas dirinya,<br />3) Ia merasa takut kehilangan kemontokan bentuk payudaranya kalau menyusui anaknya,<br />4) Wanita yang bersangkutan cenderung mengingkari fungsi keibuannya<br />5) Fungsi keibuannya dikalahkan oleh ambisi-ambisi profesional yang ekstrim, sehingga dia tidak mau atau todak sempat menyusui bayinya.<br />Dengan munculnya keseganan untuk menyusui sendiri bayinya itu mulailah timbul sederetan keulitan pada periode menyusui. Kesulitan lingkaran vicious itu berupa:<br />a) Bayinya menjadi sering rewel, suka menangis,<br />b) Tidak mau menyusui;<br />c) Tidak bisa tidur nyenyak dan mudah terkejut karena tidak puas menyusu ibuny, atau karena masih merasa lapar,<br />d) Bayi tersebut suka menggigit putting ibunya,<br />e) Bayi menderita kolic, dan lain-lain. Sedang ibunya menjadi semakin agresif, makin tidak sabaran, semakin membenci anaknya; lalu enggan atau tidak mau sama sekali menyusui anak bayinya.<br /><br />8. RELASI ANTARA SEKSUALITAS DENGAN MENGISAP-MENYUSU<br />Kegiatan terpenting dari bayi dan kanak-kanak yang sangat muda ialah: penggunaan lidah, bibir dan mulutnya untuk menyusu serta menelan makanan. Menurut sarjana Freud bermanipulasi dengan mulut dan kegiatan mengisap (sebagai usaha mengurangi rasa lapar) itu merupakan kegiatan yang mengasikkan, dan memberikan kepuasan pada anak dan bayi.<br />Kepuasan oral (oral = didalam mulut) yang ditimbulkan oleh stimulasi dalam daerah-mulut anak itu menurut Freud merupakan tanda seksualitas. Kepuasan oral ini desebutkan pula sebagai erotisisme oral; dan periode dimana anak banyak menghayati pengalaman tersebut dinamakan fase oral atau stdium perkembangan seksual.<br /><br />9. ARTI TIDUR PADA BAYI<br />Perumbuhan dan perkembangan bayi yang amat muda itu berlangsung dalam kondisi tidur. Sebab bayi yang baru lahir menggunakan sebagian besar dari waktunya untuk tidur. Pada usia 0-5 bulan, 2/3 bagian dari hari (kurang lebih 16 jam, bahkan sering lebih) dipakai oleh bayi untuk tidur. Akan tetapi pada usia 2-3 tahun, waktu tidur tinggal kurang lebih ½ hari atau 12 jam saja. Sedang manusia dewasa menggunakan waktu kurang lebih 8 jam atau Cuma 1/3 hari untuk beristirahat dan tidur.<br />Tidur itu bagi seorang bayi berarti cara paling nyaman untuk beristirahat dan memperbaharui segenap energinya guna melakukan kegiatan-kegiatan di waktu jaga. Kesulitan-kesulitan melakukan regulasi-kodrati untuk tidur yaitu sulit sekali tidur, dan tidurnya tidak nyenyak pada umumnya disebabkan oleh faktor fisik dan faktor psikologis. Faktor fisik umpamanya berupa:<br />1) Karena malnutrisia/kurang gizi bayi jadi rewel dan banyak menangis, lalu tidak bisa tidur nyenyak<br />2) Gangguan disebabkan oleh macam-macam penyakit<br />3) Ada gangguan pada alat pencernaan<br />4) Oleh luka-luka atau terdapat gangguan jasmaniah lainnya<br /><br />Sedang penyebab psikologis antara lain adalah:<br />1) Bayi/anak mengalami ketegangan batin<br />2) Hatinya sangat terangsang dan “gempar bergolak”/excited<br />3) Ia merasa gelisah resah, gundah gulana, cemas dan takut.<br /><br />10. BEBERAPA REAKSI SENSORIS LAINNYA<br />Daya penglihatan bayi itu mula-mula juga belum berfungsi dengan baik dan belum terkoordinasi. Pada umumnya perkembangan penglihatan itu berlangsung sebagai berikut:<br />1) Usia 5 hari : bayi mampu mengikuti gerak seberkas cahaya<br />2) Usia 3 minggu : mampu mengikuti sejenak gerak suatu benda<br />3) Usia 5 minggu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara horisontal<br />4) Usia 9 minngu : mampu mengikuti benda yang bergerak secara vertikal<br />5) Usia 2 tahun : anak mampu menggunakan matanya sama trampilnya dengan kemampuan orang dewasa. Dengan sendirinya anak baru mampu melihat dengan “sudut pandangan sendiri”, dan dengan pengertian yang masih sederhana.<br /><br />Bayi berusia 9-11 minggu yang mampu mengenal ayah dan bundanya. Dan pada usia kurang lebih 14-15 minggu, bayi tersebut sudah bisa membedakan anggota keluarga sendiri dari orang-orang asing.<br /><br />11. PERKEMBANGAN “BAHASA” BAYI<br />Perkembangan mental lainnya pada bayi ialah kemampuan menggunakan kata-kata permulaan; ada pengembangan bahasa. Ia mulai bersuara untuk mengingatkan kehadirannya pada orang dewasa dan ibunya. Mula-mula bayi meracau dengan menggunakan suara dan lafal tertentu sebagai alat berkomunikasi dengan orang dewasa.<br />Pada usia 9-10 bulan bayi mulai menggunakan suku kata yang diulang, seperti “ma-ma, pa-pa, mam-mam, wawa, ik-ik, uk-uk” sebagai usaha pertama untuk menunjukkan benda. Jadi perkembangan bahasanya berjalan searah dengan perkembangan inteligensinya.<br /><br />BAB VIII<br />MASA KANAK-KANAK 1-5 TAHUN<br />(periode estetis)<br /><br />1) Naluri dan pengenalan pertama<br />2) Sifat egosentrisme naif<br />3) Relasi sosial yang primitif<br />4) Kesatuan susunan rokhani yang hampir tak terpisahkan<br />5) Anak bersikap fisiognomis<br />6) Masa kritis dan Trotzalter pertama<br />7) Seksualitas awal pada anak<br />8) Arti bermain bagi anak<br />9) Arti bahasa bagi anak<br /><br />1. NALURI DAN PENGENALAN PERTAMA<br />Anak dilahirkan di dunia dalam kondisi serba kurang lengkap; sebab semua naluri, fungsi jasmaniah, serta rokhaniahnya belum berkembang dengan sempurna. Sarjana william Stern menyatakan kemampuan pengenalan bayi dan anak-anak itu sebagai berikut:<br />1) Mula-mula anak bayi hidup dalam milieu yang sangat sempit, yaitu dibatasi oleh kebesaran/sosok badan sendiri. Lingkungan ini disebut sebagai URRAUM (ruang lingkup asal).<br />2) Sesudah beberapa minggu usianya, ruang-lingkup ini meluas sampai lingkungan yang dekat; disebut sebagai NAHRAUM (ruang lingkup dekat).<br />3) Dan sesudah beberapa bulan kemudian, ruang lingkup tersebut lebih melebar luas sampai lingkungan yang jatuh; disebut sebagai FERNRAUM (ruang lingkup jauh).<br /><br />Beberapa ciri khas pada masa kanak-kanak yang dapat disebutkan, berdasarkan pendirian ilmu jiwa modern ialah:<br />a. Bersifat egosentris-naif<br />b. Mempunyai relasi sosial dengan benda-benda dan manusia yang sifatnya sederhana dan primitif<br />c. Ada kesatuan jasmani dan rokhani yang hampir-hampir tidak terpisahkan sebagai satu totalitas<br />d. Sikap hidup yang fisiognomis<br /><br />2. SIFAT EGOSENTRIS NAIF<br />Egosentris atau paham mementingkan diri sendiri itu adalah sifat yang buruk, dan dimiliki seseorang karena atribut tersebut dikehendaki dan disadari benar, karena selalu mengutamakan kepentingan sendiri.<br />Sikap egosentris yang naif ini bersifat temporer atau sementara; senantiasa dialami oleh setiap anak dalam proses perkembangannya. Oleh karena itu setiap anak di bawah usia 3 tahun hampir selalu bersikap egosentris naif, betapapun beragamnya sifat pembawaan masing-masing. Dia belum bisa memahami, bahwa suatu peristiwa tertentu itu bagi orang lain mempunyai arti yang lain sekali, berbeda dengan pengertian anak tersebut.<br /><br />3. RELASI SOSIAL YANG PRIMITIF<br />Ikatan sosialnya masih bersifat simple dan primitif; sebab masih belum muncul kesadaran dan pengertian akan adanya orang lain dan benda-benda lain di luar dirinya, yang sifatnya berbeda dengan dia. Anak-anak tersebut berkeyakinan, bahwa orang lain itu menghayati dan merasakan setiap peristiwa seperti penghayatan sendiri.<br />Ringkasnya, kehidupan individual dan kehidupan sosial masih belum terpisakan oleh anak. Anak Cuma bisa meminati benda-benda dan peristiwa sesuai dengan dunia-fantasi dan dunia keinginannya. Boleh diakatakan anak tersebut membangun dunianya sesuai dengan khayalan dan keinginannya.<br /><br />4. KESATUAN JASMANI-ROKHANI YANG HAMPIR TIDAK TERPISAHKAN<br />Dalam fase kehidupan pertama ini, dunia lahiriah dan dunia batiniah anak masih belum terpisahkan. Artinya, anak belum dapat memahami perbedaannya. Isi lahiriah dan isi batiniah masih merupakan kesatuan yang bulat. Oleh karena itu penghayatan anak dikeluarkan/di-ekspresikan secara bebas, spontan, dan jujur dalam setiap mimik gerak, tingkah laku, dan bahasanya.<br />Lambat laun dengan bertambahnya umur, anak akan menjadi sadar akan perbedaan di antara kehidupan lahir dan kehidupan batinnya. Secara berangsur-angsur ia akan belajar menahan diri untuk tidak berteriak-teriak gusar dan tidak bergulung-gulung sambil menangis. Ia belajar menahan kemarahan serta mengendalikan emosinya. Pendeknya, anak mulai belajar mengendalikan dan mengontrol ledakan-ledakan kehidupan jiwanya.<br /><br />5. ANAK BERSIKAP FISIOGNOMIS TERHADAP DUNIA SEKITARNYA<br />Anak bersikap fisiognomis itu artinya; anak secara langsung memberikan atribut/sifat lahiriah atau materiil (sifat, konkrit, nyata, seperti sifatnya benda-benda) pada setiap penghatannya. Perkenalan dan komunikasinya dengan dunia luar bercorak sangat afektif, karena diwarnai dengan emosi-emosi yang kuat.<br /><br />6. MASA KRITIS DAN TROTZALTER PERTAMA<br />Perkembangan bayi dan anak-anak yang masih muda itu sangat bergantung pada pemeliharaan dan bantuan orang dewasa. Masa menentang atau Trotzalter pertama disebut pula sebagai fase negatif, fase beraja-raja (kemraja-raja), atau periode Verneinung.<br />Lama fase ini berlangsung kira-kira 2-10 bulan. Timbulnya tanpa sebab-sebab tertentu, dan akan hilang atau mereda dengan sendirinya. Masa menentang ini disebut pula sebagai masa transisi; yaitu masa peralihan dari satu masa-pertumbuhan melompat pada masa-perkembangan lainnya; dan pada umumnya ditandai oleh ledakan-ledakan tingkah laku yang “kuat” dan revolusioner sifatnya.<br />Masa menentang ini disebut pula sebagai periode-rebelli (rebellion-pemberontakan) atau periode pra-oedipul. Dengan munculnya tingkah laku menentang, keras kepala, dan “semau gue” itu sekali-kali anak bukannya secara sadar mau menentang terhadap kewibawaan dan bantuan ibunya. Masa menentang ini disebut pula sebagai masa kritis/genting, karena mengundang bahaya berupa:<br />1) Salah-tingkah dari orang tua yang kurang bijaksana serta tidak sabaran, serta<br />2) Salah-bentuk dari kebiasaan-kebiaaan anak yang buruk, (misalnya menjadi terlalu manja, bengal yang berkepanjangan, dan lain-lain).<br /><br />7. SEKSUALITAS AWAL PADA ANAK<br />Sigmund Freud menyebutkan fase pertama dari perkembangan anak-anak sebagai masa pragenital, 0-2 tahun; yang dibagi atas masa-oral (dengan tujuan erotisme oral) dan masa-anal (dengan erotisme anal). Disebut sebagai masa pragenital (prae = sebelum mendahului; genitalia = alat kelamin), karena pada masa tersebut anak belum menyadari benar akan arti dan perbedaan alat kelamin.<br /><br />8. ARTI BERMAIN BAGI ANAK BEBERAPA TOERI TENTANG BERMAIN<br />Pada usia kanak-kanak fungsi bermain mempunyai pengaruh besar sekali bagi perkembangan anak. Jika pada orang dewasa sebagian besar dari perbuatannya diarahkan pada pencapaian tujuan dan prestasi dalam bentuk kegiatan KERJA, maka kegiatan anak sebagian besar berbentuk aktivitas BERMAIN. Gerak-gerak permainan anak itu disebabkan oleh:<br />1) Kelebihan tenaga yang terdapat pada dirinya; dan dikemudian hari digerakkan oleh<br />2) Dorongan belajar guna melatih semua fungsi jasmani dan rokhani.<br /><br />Ada beberapa teori yang menjelaskan arti serta nilai permainan. Yaitu sebagai berikut:<br />1) Teori rekreasi<br />2) Teori pemunggahan<br />3) Teori atavistis<br />4) Teori biologos<br />5) Teori psikologi dalam<br />6) Teori fenomenologis<br />1. Teori rekreasi yang dikembangkan oleh Schaller dan Lazarus, dua orang sarjana Jerman di antara tahun 1841 dan 1884. mereka menyatakan permainan itu sebagai kesibukan rekreatif, sebagai lawan dari KERJA dan keseriusan hidup. Orang dewasa mencari kegiatan bermain-main, apabila ia merasa capai sesudah bekerja atau sesudah melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan begitu permainan tadi bisa “me-rekriir” kembali kesegaran tubuh yang tengah lelah.<br />2. Teori pemunggahan (ontladingstheorie)<br />Menurut sarjana Inggris Herbert Spencer, permainan itu disebabkan oleh mengalir-keluarnya energi, yaitu tenaga yang belum dipakai dan menumpuk pada diri anak itu menuntut dimanfaatkan atau dipekerjakan. Teori ini disebut pula sebagai teori “kelebihan tenaga” (krachtoverschot-theorie). Maka permainan merupakan katup pengaman bagi energi vital yang berlebih-lebihan.<br />3. Teori atavistis<br />Sarjana Amerika Stanley Hall dengan pandangannya yang biogenetis menyatakan, bahwa selama perkembangannya, anak akan mengalami semua fase kemanusiaan. Permainan itu merupakan penampilan dari semua faktor hereditas (waris, sifat keturunan); yaitu, segala pemgalaman jenis manusia sepanjang sejarah akan diwariskan kepada anak keturunannya.<br />4. Teori biologis<br />Karl groos, sarjana Jerman (di kemudian hari Maria Montessori juga bergabung pada paham ini) menyatakan: permainan itu mempunyai tugas biologis, yaitu melatih macam-macam fungsi jasmani dan rokhani. Waktu-waktu bermain merupakan kesempatan baik bagi anak untuk melakukan penyesuaian diri terhadap lingkungan hidup dan terhadap HIDUP itu sendiri.<br />5. Teori psikologi dalam<br />Menurut teori ini, permainan merupakan penampilan dorongan-dorongan yang tidak disadari pada anak-anak dan orang dewasa. Ada dua dorongan yang paling penting pada diri manusia. Menurut Adler ialah: dorongan berkuasa; dan menurut Freud ialah: dorongan seksual atau libido sexualis. Adler berpendapat, bahwa permaianan memberikan pemuasan atau kompensasi terhadap perasaan-perasaan diri-lebih (superieuriteits-gevoelens, meerwaardig-heidsgevoelens) yang fiktif. Dalam permainan tadi juga bisa disalurkan perasaan-perasaan yang lemah dan perasaan-peraaan rendah hati (minderwaardigheidsheidsgevoelens, perasaan minder atau inferior).<br />6. Teori fenomenologis<br />Profesor Kohnstamm, seorang saejana Belanda yang mengembangkan teori fenomenologis dalam pedagogik teoretisnya menyatakan, bahwa permainan merupakan satu fenomena/gejala yang nyata, yang mengandung unsur suasana permaianan (spelsfeer). Dorongan bermain merupakan dorongan untuk menghayati suasana bermain itu. Yakni tidak khusus bertujuan untuk mencapai prestasi-prestasi tertentu, akan tetapi anak bermain untuk permainan itu sendiri. Jadi tujuan permainan ialah permainan itu sendiri. Dalam suasana permainan itu terdapat faktor:<br />1. kebebasan<br />2. harapan dan<br />3. kegembiraan<br />4. unsur ikhtiar dan<br />5. siasat untuk mengatasi hambatan serta perlawanan<br />Ringkasnya, menurut teori fenomenologis permainan mempunyai arti dan nilai bagi anak sebagai berikut:<br />1. Permaianan merupakan sarana penting untuk mensosialisasikan anak. Yaitu sarana untuk mengintrodusir anak jadi anggota suatu masyarakat, agar anak bisa mengenal dan menghargai masyarakat manusia. Dalam suasana permainan itu tumbuhlah rasa kerukunan yang sangat besar artinya bagi pembentukan sosial sebagai manusia budaya.<br />2. Dengan permainan dan situasi bermain anak bisa mengetest dan mengukur kemampuan serta potensi sendiri. Ia belajar menguaai macam-macam benda; juga belajar memahami sifat-sifat benda dan peristiwa yang berlangsung dalam lingkungannya.<br />3. Dalam situasi bermain anak bisa menampilkan fantasi, bakat-bakat, dan kecenderungannya. Anak laki bermain-main dengan mobil-mobilan, dana anak perempuan dengan boneka-bonekanya. Jika kita menberikan kertas dan gunting pada sekelompok anak-anak kecil, masing-masing akan menghasilkan “karya” yang berbeda, sesuai dengan bakat dan kemampuan.<br />4. Di tengah permainan itu setiap anak menghayati macam-macam emosi. Dia merasakan kegairahan dan kegembiraan; dan tidak secara khusus mengharapkan prestasi-prestasi. Dengan demikian, permainan mempunyai nilai yang sama besarnya dengan nilai seni bagi orang dewasa.<br />5. Permainan itu menjadi alat-pendidikan, karena permainan bisa memberikan rasa kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan kepada diri anak.<br />6. Permainan memberikan kesempatan pra-latihan untuk mengenal aturan-aturan permainan, mematuhi norma-norma dan larangan, dan bertindak secara jujur sreta loyal. Semua ini untuk persiapan bagi penghayatan “fair play” dalam pertarungan hidup di kemudian harinya.<br />7. Dalam bermain anak belajar menggunakan semua fungsi kejiwaan dan fungsi jasmaniah dengan suasana-hati kesungguhan. Hal ini penting guna memupuk sikap serius dan bersungguh-sumgguh pada usia dewasa untuk mengatasi setiap kesulitan hidup yang dihadapi sehari-harinya.<br /><br />Bentuk permainan bisa kita bagikan dalam 3 kelompok yaitu: permainan gerakan, memberi bentuk, dan ilusi.<br />a. Permainan gerakan. Pada mulanya bayi bermain-main sendirian, untuk “melatih” gerakan-gerakan badan dan anggota tubuh dengan melakukan macam-macam manipulasi. Pada usia 3-4 tahun timbul kebutuhan untuk bermain-main dengan kawan-kawan. Selanjutnya anak melakukan kerjasama dengan teman sepermainannya dengan beraneka ragam gerak dan ulah tubuhnya.<br />b. Permainan memberi bentuk. Alat permainan dan bahan permainan yang paling baik ialah: materi tanpa bentuk; misalnya lilin/malam, kertas, air, tanah liat, balok-balok kayu, pasir dan lain-lain. Dan tempat bermain yang paling ideal bagi anak ialah: pantai yang tenang dan teduh.<br />c. Permainan ilusi. Pada jenis permainan ini unsur fantasi memegang peranan paling menonjol. Misalnya sebuah sapu menjadi “kuda tunggangan”, kursi menjadi sebuah mobil atau kereta api.<br /><br />Frobel berpendapat, bahwa permainan bisa memberikan pada anak kesempatan bergiat untuk memuaskan dorongan sibuk dan melaksanakan/merealisir fantasinya. Frobel mementingkan unsur-unsur fantasi, kegembiraan dan kebebasan, untuk waktu “sekarang”, di dalam setiap permainan.<br />Maria montessori paling mengutamakan kegiatan melatih pancaindera dan semua fungsi-fungsi. Jika frobel lebih menekankan perkembangan anak pada saat sekarang dengan jalan bergembira, berfantasi dan main dalam kebebasan, maka montessori lebih menekankan kegiatan melatih fungsi-fungsi untuk persiapan KERJA di masa mendatang.<br />Langkah-langkah utama yang bisa diambil setiap pendidik dan orang tua dalam aktivitas bermain adalah:<br />1) Jangan mengganggu anak-anak yang tengah bermain dengan keasyikannya. Jika terpaksa sekali, usiklah sesedikit mungkin.<br />2) Yang penting ialah bukannya jenis dan mahalnya alat permainan, akan tetapi berikan kesempatan bermain yang cukup kepada anak untuk bergembira dan melatih diri.<br />3) Memberikan ruang bermain yang cukup luas.<br />4) Dengan memberikan kesempatan bermain yang kreatif, secara tidak langsung kita bisa mencegah dorongan untuk merusak dan berbuat kriminil.<br />5) Bentuk permainan yang paling ideal, terutama sekali bagi anak-anak yang masih sangat muda.<br />6) Dengan bertambahnya usia anak hendaknya disamping unsur suasana permainan yang menyenangkan ditambahkan pula dimensi kerja/kesibukan yang bermanfaat.<br /><br />9. ARTI BAHASA BAGI ANAK<br />Jika bunyi-bunyi itu mempunyai artikulasi tertentu, yaitu diucapkan dengan jelas dan mengandung intensi/maksud tertentu, bunyi-bunyi ini disebut sebagai bahasa. Bahasa menjadi:<br />1) Alat untuk mengungkapkan fikiran dan maksud tertentu<br />2) Untuk alat berkomunikasi dengan orang lain<br />3) Dan di pakai untuk membuka lapangan rokhaniah yang lebih tinggi tarafnya<br />4) Bahasa juga dipakai untuk mengembangkan fungsi-fungsi tanggapan, perasaan, fantasi, intelek dan kemauan.<br /><br />Bahasa dalam artian yang sempit berarti; pemisahan di antara obyek dengan subyek; yaitu ada kesadaran pada Aku sebagai subyek yang berdiri berhadapan dengan obyek (benda, dan orang lain). Bahwa tangis bayi dan anak juga merupakan bentuk bahasa; yaitu bahasa yang pertama-tama dipakai untuk menyampaikan isi kehidupan batiniahnya.<br />Menurut Karl Buhler, di dalam penggunaan bahasa itu terdapat 3 dorongan utama, yaitu: Kundgabe, Auslosung dan Darstellung.<br />1) Kundgabe (= pengumuman, maklumat, pemberitahuan): ada dorongan yang merangsang anak untuk memberi tahukan isi kehidupan batiniahnya, yaitu fikiran, perasaan, kemauan, harapan, fantasi sendiri, dan lain-lain.<br />2) Auslosung (= pelepasan): pada dorongan yang kuat pada anak untuk melepaskan kata-kata dan kalimat-kalimat, sebagai hasil dari peniruan.<br />3) Darstellung (= pengungkapan, penyampaian, pemaparan): anak ingin mengungkapkan keluar segala sesuatu yang menarik hati dan memikat perhatiannya.<br /><br />Suami istri Clara dan William Stern membagi perkembangan bahasa anak yang normal dalam 4 periode perkembangan yaitu:<br />1) Prastadium. Pada tahun pertama: meraban, kemudian menirukan bunyi-bunyi.<br />2) Masa pertama k.l 12-18 bulan. Stadium kalimat-satu-kata. Satu perkataan dimaksudkan untuk mengungkapkan satu perasaan atau satu keinginan.<br />3) Masa kedua: 18-24 bulan. Mengalami stadium-nama. Pada saat ini timbul kesadaran bahwa setiap benda mempunyai nama. Jadi ada kesadaran tentang bahasa.<br />4) Masa ketiga: 24-30 bulan. Mengalami stadium-flexi, (flexi, flexico = menafsirkan, mengikrabkan kata-kata).<br />5) Masa keempat. Mulai usia 30 bulan keatas, stadium anak kalimat.<br /><br />Anak-anak yang kidal, apabila ia dipaksakan untuk menggunakan tangan kanannya, bisa mengalami trauma psikis dan menjadi gagap.<br /><br />BAB IX<br />MASA ANAK SEKOLAH DASAR 6-12 TAHUN<br />(PERIODE INTELEKTUAL)<br /><br />1. Memasuki masyarakat di luar keluarga<br />2. Pengamatan anak<br />3. Pikiran, ingatan dan fantasi anak<br />4. Kehidupan perasaan anak<br />5. kehidupan volutif/kemauan<br /><br />1. MEMASUKI MASYARAKAT DI LUAR KELUARGA<br />Waktu bayi itu lahir, dia merupakan “subyek dengan dunianya sendiri” yang melingkupi DIRI sendiri saja. Mengingat perkembangan anak yang amat pesat pada usia sekolah, dan mengingat bahwa lingkungan keluarga sekarang tidak lagi mampu memberikan seluruh fasilitas untuk mengembangkan fungsi-fungsi anak terutama fungsi intelektual dalam mengejar kemajuan zaman modern maka anak memerlukan satu lingkungan sosial yang baru yang lebih luas; berupa sekolahan, untuk mengembangkan semua potensinya.<br /><br />2. PENGAMATAN ANAK BEBERAPA TEORI PENGAMATAN<br />Dalam perkembangan jiwani anak, pengamatan menduduki tempat yang sangat penting. Beberapa teori mengenai fungsi pengamatan ini dipaparkan oleh Meumann, Stern dan Oswald Kroh.<br />a) Teori Meumann: ia membedakan tiga fase perkembangan fungsi pengamatan, yaitu:<br /> Fase sintese fantastis: periode ini berlangsung pada usia 7-8 tahun<br /> Fase analisa, 8-9 tahun.<br /> Fase sintese logis 12 tahun keatas.<br />b) Teori Stern menampilkan 4 stadium dalam perkembangan fungsi pengamatan anak yaitu:<br /> Stadium keadaan: 0-8 tahun<br /> Stadium perbuatan: 8-9 tahun<br /> Stadium hubungan: 9-10 tahun dan selanjutnya<br /> Stadium perihal (sifat) anak mulai menganalisa hasil pengamatannya, dengan mengkonstatir ciri-ciri/sifat dari benda-benda, orang dan peristiwa<br />c) Teori Oswald Kroh dalam bukunya: “Die Psychologie des Grundschulkindes” (Psikologi anak Sekolah Dasar) menyatakan adanya 4 periode dalam perkembangan fungsi pengamatan anak; yaitu:<br /> Periode sintese fantastis, 7-8 tahun. Artinya segala hasil pengamatan merupakan kesan totalitas/global, sedang sifatnya masih samar-samar.<br /> Periode relisme naif, 8-10 tahun<br /> Periode realisme kritis, 10-12 tahun<br /> Fase subyektif, 12-14 tahun<br /><br />Ringkasnya pengamatan anak selama periode sekolah rendah itu berlangsung sebagai berikut:<br />1) Dimulai dari pengalamatan kompleks totalitas, menuju pada bagian-bagian/onderdil<br />2) Berangkat dari sikap pasif menerima, menuju pada sikap pamahaman: aktif, mendekati, dan mencoba mengerti<br />3) Bertitik tolak dari AKU, menuju kepada obyek-obyek dunia sekitar dan milieunya<br />4) Dari dunia fantasi menuju ke dunia realitas<br /><br />3. FIKIRAN, INGATAN DAN FANTASI ANAK<br />Anak pada usia ini sangat aktif dinamis. Segala sesuatu yang aktif dan bergerak akan sangat menarik minat perhatian anak. Ingatan anak pada usia 8-12 tahun ini mencapai intensitas paling besar, dan paling kuat. Daya menghafal dan daya memorisasi (= dengan sengaja memasukkan dan melekatkan pengetahuan dalam ingatan) adalah paling kuat. Dan anak mampu memuat jumlah materi ingatan paling banyak.<br /><br />4. KEHIDUPAN PERASAAN ANAK RASA TAKUT<br />Perasaan intelektual anak pada periode ini sangat besar. Teka-teki silang, soal-saol matematik dan perhitungan yang pelik-pelik (terutama kalau hasilnya berupa angka-angka yang utuh) merupakan daya tarik besar untuk dipecahkan oleh anak; baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Mengenai perasaan religius pada anak dapat dinyatakan bahwa gambaran-gambaran fantasi anak mengenai sorga, neraka dan Tuhan jadi makin menipis, bersamaan dengan menghilangnya cerita dongeng-dongeng fantasi “Jaka Kendil” dan “Abu Nawas”.<br />Mengenai perasaan takut pada anak dapat kami nyatakan sebagai berikut: perasaan takut dan cemas itu adalah unsur utama dari kehidupan perasaan yang latent: dan merupakan naluri yang memperingatkan manusia akan adanya bahaya, agar ia siap sedia melindungi dan mempertahankan diri dari ancaman bahaya.<br />Rasa takut dan cemas ini bukan gejala abnormal pada anak. Sebab anak secara instinktif memang merasa takut pada hal-hal yang belum dikenalnya, yang masih samar-samar, dan hal-hal yang sandi atau mengandung rahasia. Hal ini disebabkan oleh:<br />1) Kurangnya pengetahuan dan pengertian anak, serta<br />2) Kurang adanya kepercayaan diri; juga oleh<br />3) Kesadaran diri anak, bahwa dia masih lemah dan bodoh<br />4) Lagi pula fantasi anak sering memutar balikkan dan memperbesar-besarkan realitas<br /><br />Untuk memberikan rasa tenang, tanpa ketegangan dan ketakutan, dapat digunakan cara-cara sebagai berikut:<br />1) Memberikan kebebasan terpimpin pada saat bermain-main<br />2) Makan malam tidak terlalu kekenyangan<br />3) Menyibukkan anak dengan permainan yang tenang<br />4) Menyelasaikan pekerjaan tangan yang ringan sebelum tidur<br />5) Mendengarkan cerita-cerita kepahlawanan penuh keberanian, kejujuran dan keindahan<br /><br />5. KEHIDUPAN VOLUTIF (KONATIF, KEMAUAN) ANAK<br />Fungsi kemauan pada masa ini belum berkembang dengan penuh. Anak belum mempunyai kekuasaan atas diri sendiri. Artinya; anak belum bisa mengatur diri sendiri; belum ada proses regulasi diri.<br />Dalam keadaan normal, pada usia k. l. 12 tahun anak Sekolah Dasar tersebut merupakan individu yang tenang dan seimbang. Oleh karena itu anak disebut sebagai “I’ enfant fait”, yaitu anak yang komplit lengkap anak yang sudah “mapan besarnya” atau “een volgroeid kind”. Ciri-ciri “I’ enfant fait” ialah:<br />1) Rokhani dan jasmani anak dalam kondisi baik, disertai<br />2) Saat ketenangan dan pengendapan perasaan-perasaan<br />3) Minat yang besar dan segar terhadap macam-macam peristiwa<br />4) Ingatan yang sangat kuat<br />5) Dorongan ingin tahu yang besar<br />6) Semngat belajar yang tinggi<br /><br />BAB X<br />MASA REMAJA<br />PERIODE PUERAL (PRA-PUBERTAS, AWAL PUBERTAS),<br />12-14 TAHUN<br /><br />1. Masa remaja<br />2. Periode pueral<br />3. Ciri-ciri khas anak puer<br />4. Rasa diri yang positif kuat<br />5. Masalah identifikasi anal puer<br />6. Relasi anak puer<br />7. Instink-instink seksual pada anak puer<br /><br />1. MASA REMAJA, 13-19 TAHUN<br />Masa remaja disebut pula sebagai masa penghubung atau masa peralihan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Pada periode ini terdapat kematangan fungsi jasmaniah yang biologis, berupa: kematangan kelenjar kelamin, yaitu testes (buah zakar, kelepir) untuk anak laki-laki; dan ovarium atau indung telur pada anak gadis. Kedua-duanya merupakan tanda-tanda kelamin primer.<br />Tanda kelamin sekunder antara lain berupa: gangguan peredaran darah, sering berdebar-debar, menggigil; pertumbuhan rambut pada alat kelamin, ketiak, kumis, cambang, dan perubahan suara. Di samping ini kita lihat gejala-gejala khusus pada anak-anak gadis, yaitu meluasnya dada dan tumbuhnya payudara; juga menebalnya lapisan lemak sekitar pinggul, paha dan perut.<br />Pada saat pertumbuhan ini anak muda atau pubescens (12-17 tahun) pada umumnya mengalami satu bentuk krisis, berupa kehilangan keseimbangan jasmani dan rokhani. Pada saar tersebut muncul juga gejala heliogene acceleratie (akselerasi heliogen). Yaitu proses percepatan tumbuh, disebabkan oleh pengaruh cahaya matahari, karena anak-anak muda pada periode remaja ini banyak ada di udara terbuka. Masa remaja atau maa pubertas bisa di bagi dalam empat fase yaitu:<br />1) Masa awal pubertas, disebut pula sebagai masa pueral atau pra-pubertas.<br />2) Masa menentang kedua, fase negatif, Trotzalter kedua, periode Verneinung.<br />3) Masa pubertas sebenarnya; mulai k. l. 14 tahun. Masa pubertas anak wanita pada umumnya berlangsung lebih awal daripada pubertas anak laki-laki.<br />4) Fase adolesensi, mulai usia k. l. 17 tahun sampai sekitar 19-21 tahun.<br /><br />2. PERIODE PUERAL (PRA-PUBERTAS ATAU PUBERTAS ATAU PUBERTAS AWAL) 12-14 TAHUN<br />Usia 5-11 tahun disebut pula sebagai masa latensi (latensi latens, latere = tersembunyi, belum muncul, masih terikat). Pada periode ini macam-macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”, belum mekar, belum terpakai. Maka akhir masa latensi itu disebut sebagai masa pueral atau pra-pubertas.<br />Masa pueral atau pra-pubertas ini ditandai oleh perkembangannya tenaga fisik yang melimpah-limpah. Keadaan tersebut menyebabkan tingkah laku anak kelihatan kasar, canggung, brandalan, kurang sopan, liar dan lain-lain. Periode percepatan tumbuh dengan bertambahnya berat badan dan panjang tubuh dengan ukuran tidak konstan ini pada umumnya berlangsung pada usia 11-15 tahun pada anak-anak gadis, dan umur 13-18 tahun pada anak-anak laki.<br />Peningkatan aktivitas tersebut bukannya berarti peningkatan agresivitas anak; akan tetapi merupakan:<br />1) Proses intensifikasi dari daya adaptasi anak terhadap realitas dunia,<br />2) Merupakan usaha untuk lebih menguasai lingkungannya, dan mengatasi kesulitan-kesulitan hidup.<br /><br />Semua kegiatan itu dimungkinkan oleh adanya prinsip perkembangan yang aktif –dinamis pada anak. Sumber semua aktivitas tersebut ialah:<br />1) Dorongan tumbuh atau kemampuan menjadi, dan<br />2) Dorongan mandiri (dorongan berdiri sendiri)<br /><br />3. CIRI-CIRI KHAS ANAK PUER<br />Anak puer disebut pula sebagai Anak Besar, yang tidak mau dianggap “kanak-kanak dan kecil” lagi; namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Sikap hidup anak puer itu realistis dan sadar “nuchter”. Ia belum memperdalam isi kejiwaan sendiri, tapi lebih aktif menengok kedunia luar. Ciri paling menonjol pada usia ini ialah: rasa harga diri yang makin menguat. Ciri khas nak-anak puer ini ialah: paling suka bermulut besar, “ngibul”, menyombongkan diri, bereaksi/berlagak dan sesumbar, memamerkan kekuatan sendiri.<br /><br />4. RASA DIRI YANG POSITIF KUAT<br />Pada fase pra-pubertas/pueral itu terdapat pula gejala melemahnya ikatan-ikatan afektif dengan orang tua, (gejala afektif tersebut sangat kuat pada masa kanak-kanak, 1-10 tahun). Maka pada anak puer ini timbul peningkatan dari:<br />1) Rasa tanggung jawab<br />2) Rasa kebebasan/independensi, dan<br />3) Rasa AKU/EGO-nya.<br /><br />Semua kejadian tadi menumbuhka rasa diri atau “zelfgevoel” yang kuat. Anak mulai menyadari kekuatan sendiri, dan harga dirinya sebagai seorang individu atau sebagai AKU yang mandiri.<br />Pada usia pueral ini juga timbul kecenderungan-kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang hebat-hebat atau yang spectaculaire. Namun perasaan hidup yang positif kuat ini juga sering membawa anak muda pada aktivitas mengasingkan diri. Yaitu, mengasingkan diri dalam artian; menjauhkan diri dari kekuasaan orang tua, lalu menggerombol dengan kawan-kawa “senasib” dan seumur, dalam usahanya mendapatkan pengakuan terhadap AKU-nya. Akhir periode pueral disebut sebagai Masa/menentang atau Trotzalter kedua.<br /><br />5. MASALAH IDENTIFIKASI ANAK PUER (IDENTIFIKASI = USAHA MEMPERSAMAKAN DIRI)<br />Satu ciri lain yang menonjol pada anak puer/pra-pubertas ialah: kecenderungan untuk melepaskan diri dari identifikasi lama. Perbuatan identifikasi ini diharapkan untuk memberikan rasa aman atau rasa kehangatan pada diri anak yang masih labil mentalnya itu.<br />6. RELASI ANAK PUER<br />Kontak sosial anak puer dengan kawan-kawannya sifatnya masih primitif dan masih longgar. Relasi anak puer dengan sahabat-sahabat ataupun dengan salah seorang kawan karibnya pada umumnya sifatnya “monogam” (mono = satu; gameoo = kawin; monogam = kawin hanya dengan satu orang saja) dan “homoseksual” (cinta kawin sejenis). Relasi tersebut bersifat eksklusif.<br />Anak-anak laki-laki dan anak perempuan yang berkumpul bersama-sama pada usia ini lebih banyak didorong loleh faktor rasa-ingin-tahu (curiousity); dan bukan oleh masalah-masalah seksual. Aktifitas mereka bersifat netral. Bahkan ada kalanya bersifat “ofensif”; yaitu saling mengganggu , saling berolok-olok, bahkan kadang-kadang juga melakukan perkelahian. Kejadian sedemikian ini disebabkan oleh timbulnya:<br />1) Dorongan untuk merealisasi diri<br />2) Dorongan mempertahankan AKU-nya; di tambah dengan<br />3) Keinginan menjadi dewasa, dan<br />4) Hasrat berprestasi<br /><br />Otoritas dan kewibawaan orang tua serta guru sangat diharapkan oleh anak-anak puer, karena anak masih sering merasa cemas., bersikap ragu-ragu dan kurang pengalaman.<br /><br />7. INSTINK-INSTINK SEKSUAL PADA MASA PUER<br />Pada masa pra-pubertas ini instink-instink seksual anak dalam keadaan paling lemah; sedang proses perkembangan AKU-nya dalam keadaan paling kuat (progresif). Masalah erotik pada seks, yaitu totalitas kompleks afeksi-afeksi yang berkaitan dengan CINTA, belum akut/accute; karena memang belum terdapat kematangan seksual.<br /><br />BAB XI<br />MASA MENENTANG KEDUA (FASE NEGATIF),<br />TROTZALTER KEDUA, PERIODE VERNEINUNG<br /><br />Pada akhir periode pueral timbul kecenderungan-kecenderungan untuk menentang dan memberontak, yang didorong oleh perasaan hidup positif, kuat dan kesadaran AKU anak. Karena itu periode ini disebut sebagai Masa-menentang atau Trotzalter kedua; dan dicirikan dengan ekspresi-ekspresi khas, seperti: suka mogok, tidak patuh (dengar-dengaran, ongehoorzaam), keras kepala, suka memprotes, melancarkan banyak kritik, sombong, merasa sudah dewasa, acuh tak acuh, sembrono, suka berlagak, agresif, cepat marah, dan besar mulut.<br />Anak suka melanggar dan menentang peraturan-peraturan pedagogis, disiplin dan tucht/ketertiban di rumah maupun di sekolah, karena dia merasa sudah “dewasa” dan benar sendiri. Masa menentang ini disebut pula sebagai fase negatif, karena tindakan anak- seakan-akan menjurus pada hal-hal negatif, yaitu dengan sengaja melanggar aturan dan menentang kewibawaan. Juga disebut sebagai periode Verneinung (nein = tidak, emoh; verneinung = ketidakmauan, keemohan). Lama fase menentang ini berlangsung kira-kira selama 2-10 bulan.<br />Uasaha perjuangan anak pra-pubertas untuk memerdekakan diri dari kewibawaan orang tua dan identifikasi lama, khususnya identifikasi dengan ibu, bisa disamakan dengan periode rebeli/pemberontak pada usia 1 ½ -3 tahun yang dsebut sebagai periode pra-oedipal.<br />Gejala-gejala neuritas ini antara lain berupa: macam-macam gangguan pada fungsi pencernaan (perut dan lambung), rasa-rasa muak-mual/sedikit-sedikit sampai pada gejala anorexia (menolak sama sekali gejala macam makanan), gangguan pada menstruasi, macam-macam fobia (= ketakutan tidak riil terhadap sesuatu; misalnya haematophobia = takut melihat darah, monophobia = takut terhadap kesunyian dan berada seorang diri; claustrophobia = takut pada tempat terbuka; zoophobia = takut pada beberapa jenis binatang tertentu, dan lain-lain).<br />Kesulitan-kesulitan neurotis pada masa pra-pubertas itu pada umumnya merupakan kelanjutan dari gejala neurotis pada masa kanak-kanak yang disebabkan oleh pengalaman traumatis, (trauma = luka, luka jiwa, shock/kejutan emosional sangat kuat). Gangguan neurotis anak puer itu kebanyakan sekali berupa: kecemasan, katakutan, rasa rendah diri atau minder waardgheidscomplexen, dan rasa tidak mampu melaksanakan tugas-tugas tertentu.<br /><br />BAB XII<br />MASA PUBERTAS AWAL<br />(PERIODE PUBERTAS), 14-17 TAHUN<br /><br />1. Ciri-ciri umum anak puber<br />2. Minat anak puber<br />3. Proses identifikasi anak puber<br />4. Kematangan seksual anak puber<br />5. Homoseksualitas perkembangan dan heteroseksualitas<br />6. Bahaya-bahaya sehubungan dengan kematangan seksual<br />7. Beberapa saran bagi para pembimbing dan pendidik<br /><br />1. CIRI-CIRI UMUM ANAK PUBER<br />Masa pubertas awal atau disingkat saja dengan nama masa pubertas itu merupakan satu periode yang segera akan dilanjutka oleh masa adolesensi yang disebut pula sebagai masa pubertas lanjut. Masa pubertas ini tidak dapat dipastikan kapan dimulainya, dan bila mana akan berakhir; sama juga halnya dengan masa pra-pubertas. Ada beberapa sarjana yang menyatakan; masa pubertas sebenarnya dimulai pada usia kurang lebih 14 tahun, dan akan berakhir pada usia k. l. 17 tahun. Namun pubertas anak gadis pada umumnya berlangsung lebih awal daripada anak laki-laki. Sedang fase adolesensi diperkirakan mulai pada usia 17 tahun, dan berakhir sekitar umur 19-21 tahun.<br />Masa pubertas awal atau disingkat saja dengan masa pubertas itu merupakan periode tergugahnya kepribadian anak. Pubertas itu merupakan fase, di mana nilai-nilai hidup baru mulai dicobakan oleh anak. Pada usia puber ini mulai muncul sifat-sifat khas wanita dan laki-laki. Yaitu sifat pasif menerima pada wanita, dan sifat aktif berbuat pada anak laki-laki.<br />Masa pubertas ini merupakan periode STURM UND DRANG (masa penuh badai taufan dan gelora nafsu). Ringkasnya, anak muda pada usia ini tengah mengalami:<br />1) Pertentangan-pertentangan batin yang paling memuncak dalam kehidupannya,<br />2) Karena itu masa pubertas ini benar-benar merupakan periode penuh kontras-kontras, badai-badai permasalahan, dan gelora-gelora jiwa yang sering berlawanan,<br />3) Yang mengakibatkan tumbuhnya banyak kecemasan dan kebingungan pada anak muda.<br /><br />Pada usia pubertas tersebut muncul pula aspirasi-aspirasi (peranan, usaha peningkatan), impian-impian hidup, dan cita-cita paling mulia tinggi. Tapi sebaliknya mungkin pula dibarengi timbulnya nafsu-nafsu rendah dan fikiran-fikiran yang paling inferior pada anak puber.<br /><br />2. MINAT ANAK PUBER<br />Seperti dikemukakan di bagian depan, masa penemuan diri anak puber itu didahului oleh perasaan-perasaan yang polymorf (banyak bentuk dan ragam), antara lain berupa merasa diri kuat perkasa dan “dewasa”; diselingi dengan rasa kecil, rendah hati, gelisah resah, cemas, memberontak, kesukaan mengritik, keinginan menentang, konflik, duka hati, dan lain-lain.<br /><br />3. PROSES IDENTIFIKASI ANAK PUBER<br />Identifikasi bisa bermanfaat, karena bisa memperkokoh perkembangan AKU dan kepribadian anak, serta memberikan spirit kegairahan. Sedang tanpa identifikasi sama sekali, pribadi menjadi lemah, bisa jadi inferior, dan akan timbul banyak kecemasan serta macam-macam gejala neurotis (neuron = syaraf; neurotis = gangguan pada syaraf). Oleh karena itu proses identifikasi memainkan peranan besar bagi lancar tidaknya relasi anak muda terhadap orang tua, dan komunikasinya dengan lingkungan sosial yang lebih luas.<br /><br />4. KEMATANGAN SEKSUAL ANAK PUBER<br />Proses organis paling penting pada masa pubertas ini ialah: kematangan seksual. Kematangan seksual yang normal berlangsung pada usia k. l. 12 sampai 18 tahun. Namun ada kalanya kematangan seksual ini berlangsung lebih cepat atau lebih lambat dari usia 12-18 tahun. Sebab-musabab percepatan atau kelambatan itu belum dapat diterangka dengan jelas. Ada pendapat yang mengatakan bahwa peristiwa tadi disebabkan oleh pengaruh-pengaruh sebagai berikut:<br />1) Konstitusi jasmaniah dan rokhaniah , dari ras (suku bangsa)<br />2) Perbedaan iklim setempat<br />3) Perbedaan dalam cara hidup serta milieu<br />4) Situasi-situasi gawat penuh ancaman dan bahaya<br /><br />Kematangan seksual atau kematangan fungsi jasmaniah yang biologis ini berupa kematangan kelenjar kelamin, yakni testes (buah zakar, kelepir) untuk anak laki-laki, dan ovarium (indung telur) pada anak-anak gadis; beserta membesarnya alat-alat kelamin. Sebelumnya peristiwa tadi didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder. Tanda-tanda kelamin sekunder antara lain berupa: gangguan peredaran darah, jantung sering berdebar-debar, cepat menggigil, mudah capai, kepekaan pada susunan syaraf; juga pertumbuhan rambut pada alat kelamin dan ketiak, tumbuhnya cambang dan kumis pada anak laki-laki, dan perubahan suara. Sedang pada anak-anak gadis berlangsung meluasnya/melebarnya dada, tumbuhnya payudara, penebalan lapisan lemak disekitar pinggul, paha dan perut.<br /><br />5. HOMOSEKSUALITAS PERKEMBANGAN DAN KETEROSEKSUALITAS<br />Sehubungan dengan kematangan seksual ini, perasaan-perasaan heteroseksual yaitu perasaan tertarik pada jenis kelamin lainnya juga mulai tumbuh. Anak-anak gadis mulai tertarik pada pemuda, dan pemuda-pemuda mulai berminat pada anak gadis. Relasi “homoseksual” itu mempunyai nilai dan arti bagi pembentukan keprobadian anak, karena:<br />1) Bisa memperkaya kehidupan efektif/perasaan, sekaligus.<br />2) Menumbuhkan kepercayaan diri<br /><br />Orang menamakan homoseksualitas pada usia pra-pubertas itu sebagai homoseksual perkembangan, untuk membedakan dengan homoseksualitas sebenarnya. Ekspresi yang sering tampak antara lain ialah: saling mencium (terutama pada anak-anak gadis), merangkul, berdekapan, jalan bergandengan tangan, duduk bersanding, saling membelai, saling menghibur dan memberikan semangat. Maka unsur yang mencolok sekali pada homoseksualitas perkembangan ini ialah:<br />1) Sikap ragu-ragu, yang oleh Alfred Adler disebut sebagai “Zogernde Attitude”, dibarengi dengan<br />2) Kurangnya kepercayaan diri, serta<br />3) Kecemasan<br /><br />Selanjutnya, pada masa pubertas ini juga timbul minat dan emosi heteroseksual, yaitu tertarik pada jenis kelamin lainnya, disamping perasaan “homoseksual” terhadap ayah/ibu dan kawan sejenis. Namun yang typis pada usia pubertas ini ialah: ada terjalin relasi segitiga atau relasi triangulaire. Bagi seorang anak gadis:<br />1) Ada unsur cinta diri atau selflove,<br />2) Ada obyek cinta “homoseksual” dalam wujud pribadi IBU sendiri atau seorang kawan gadis, dan<br />3) Obyek cinta heteroseksual dalam wujud seorang pria/pemuda.<br /><br />Untuk seorang pemuda:<br />1) Ada unsur selflove/cinta diri<br />2) Ada obyek cinta “homoseksual” dalam wujud pribadi AYAH atau seorang kawan pemuda cilik, dan<br />3) Obyek cinta heteroseksual dengan seorang gadis.<br /><br />6. BAHAYA-BAHAYA SEHUBUNGAN DENGAN KEMATANGAN SEKSUAL<br />Pada umumnya, usaha melarikan diri dari rumah itu disebabkan oleh:<br />1) Kerisauan seksual pada diri anak, tanpa disertai perasaan heteroseksual yang sejati.<br />2) Kurangnya kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan diri, terutama emosi-emosinya.<br />3) Oleh ketidakstabilan psikis.<br />4) Oleh konflik-konflik intern/batin yang sangat intens kuat.<br />5) Dan oleh kebimbangan-kebimbangan karena belum menemukan norma yang mantap.<br /><br />Sedang anak-anak gadis yang mengadakan eksperimen seksual untuk merealisasikan fantasi-fantasi seksual, bertingkah laku sebagai berikut:<br />1) Mula-mula anak bertingkah laku meniru-nirukan lagak genit seorang “tante girang”; atau berpose ala peragawati.<br />2) Namun, tingkah laku “genit-dewasa” itu sering merangsang betul-betul kaum pria. Dalam artian: tanpa sengja bisa memberikan perangsang yang kuat pada kaum pria.<br />3) Reaksi orang laki-laki terhadap gadis cilik yang ber-lipstick, genit, dan berparfum itu sifatnya bisa serius; dan bisa menggugah kebuasan/birahinya.<br />4) Ditambah dengan tingkah laku sigadis yang provokatif untuk mengetest “kedewasaan”, sering menimbulakan dampak yang menggiurkan, dan merangsang nafsu birahi laki-laki dewasa.<br />5) Sebaliknya, sebagai akibat dari rangsangan, rayuan dan atensi kaum pria secara terus menerus, baik dari pria yang sudah dewasa maupun pemuda-pemuda puber, kepekaan seksual dan nafsu erotik anak gadis akan timbul, dan menjadi semakin bergelora; bahkan sering tidak terkendali.<br /><br />Akhirnya, tingkah laku gadis puber tadi menjurus pada free sex and free love (seks bebas dan cinta bebas), yang secara berangsur-angsur mengarah pada tingkah laku tuna susila dan a-moral lainnya. Sebagai akibat lebih jauh dari tingkah laku anak gadis tadi berkembanglah:<br />1) Prostitusi/pelacuran oleh gadis-gadis remaja<br />2) Meluasnya penyakit veneris sipilis dan bubo<br />3) Bertambahnya kelahiran anak-anak jadah/haram di kota-kota besar seperti jakarta dan kota-kota di Bali<br />4) Penggunaan ganja, morfin dan heroin secara intensif<br />5) Berkembang pula praktek “bagong lieur” (celeng mabuk), yaitu membesarnya jumlah gerombolan gadis-gadis tanggung yang melacurkan diri tanpa bayaran, dan melakukan promiscuity (= praktek hubungan seksual bebas tanpa aturan dan tanpa kendali dengan sembarang laki-laki)<br />6) Timbul bencana sosial lainnya sebagai akibat dari tingkah laku para gadis puber yang tidak bisa mengendalikan diri itu, misalnya kriminalitas, dan<br />7) Peristiwa bunuh diri secara massal, dasn lain-lain.<br /><br />Mengenai tugas seksualitas anak anak puber itu, secara ringkas dapat dikatakan sebagai berikut:<br />1) Masa pubertas awal ditandai dengan tendens beseksualitas yaitu tertarik pada pribadi dari sekse sendiri, dan sekaligus juga pada jenis kelamin lain.<br />2) Sedang masa pubertas akhir dan adolesensi (adolescence) yang mengikuti kemudian, dicirikan dengan tendens heteroseksualitas yang semakin intens dan meningkat. Namun demikian, kedua periode ini masih dimuati dimensi-dimensi infantil.<br /><br />7. BEBERAPA SARAN BAGI PARA PEMBIMBING DAN PENDIDIK<br />Masa pra-pubertas dan pubertas sebenarnya itu penuh dengan titik-titik kritis dan banyak kesulitan. Sehingga usaha bimbingan dan pendidikan bagi anak-anak puber itu jadi berat, sulit, dan memerlukan kebijaksanaan. Untuk ini pasti dituntut pengertian dan pengorbanan yang cukup banyak dari para guru, orang tua, dan konsulatan. Pendidikan pada usia puber ini betul-betul menuntut pada orang tua, guru-guru dan pemimpin-pemimpin pemuda adanya Besinnung (kesadaran yang terang, pemawasan diri bersungguh-sungguh) dan KEBIJAKSANAAN; agar tidak terjadi salah tindak dan salah langkah, sehingga membuat anak muda menjadi lebih bingung dan lebih sengsara.<br /><br />BAB XIII<br />MASA ADOLESENSI (ADOLESCENCE, PASCA-REMAJA)<br /><br />1. Pengaruh masa adolesensi pada proses pendewasaan<br />2. Perkembangan biologis dan psikologis<br />3. Unsur progresif kontra unsur regresif<br />4. Aktivitas anak adolesensi<br />5. Narsisme dan aku-narsistis<br />6. Bahaya identifikasi total<br />7. Dorongan seksual dan unsur erotik<br />8. Reaksi yang bervariasi terhadap dorongan seksual<br />9. Obyek cinta dan fantasi cinta<br />10. Penemuan nilai-nilai hidup<br />11. Memilih arah dan tujuan hidup sendiri<br /><br />1. PENGARUH MASA ADOLESENSI PADA PROSES PENDEWASAAN<br />Masa adolesensi ini oleh Sigmund Freud disebut sebagai “Edisi kedua dari situasi Oedipus”. Sebab relasi anak muda pada usia ini masih mengandung banyak unsur yang rumit dan belum terselasaikan; yaitu ada banyak konflik antara isi psikis yang kontradiktif , terutama sekali konflik pada relasi anak muda dengan orang tua dan obyek cintanya. Pada masa adolesensi ini terjadi proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik, yang berlangsung secara berangsur-angsur dan teratur.<br />Menurut banyak ahli ilmu jiwa, batas waktu adolesensi iti ialah 17-19 tahun, atau 17-21 tahun. Perbedaan karakteristik antara tiga fase yaitu pra-pubertas/pueral, pubertas (awal), dan adolesensi atau pubertas akhir itu antara lain ialah sebagai berikut:<br />1) Pada masa pra-pubertas (masa negatif, Verneinung, Trotzalter kedua), anak sering merasakan: bingung, cemas, takut, gelisah, gelap hati, bimbang ragu, risau, sedih hati; rasa-rasa minder, melawan rasa-rasa “besar-dewasa-super”, dan lain-lain.<br />2) Pada masa pubertas: anak muda menginginkan/mendambakan sesuatu dan mencari sesuatu.<br />3) Pada masa adolesensi: anak muda mulai merasa mantap, stabil.<br /><br />2. PERKEMBNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS<br />Perkembangan biologis menyebabkan timbulnya perubahan-perubahan tertentu, baik secara kualitatif maupun kuantitatif; baik bersifat fisiologis maupun psikologis (jiwani). Oleh perkembangan tersebut anak adolesens dihadapkan pada banyak masalah baru dan kesulitan yang maha kompleks. Antara lain berupa:<br />1) Anak muda belajar berdiri sendirir dalam suasana kebebasan.<br />2) Ia berusaha melepaskan ikatan-ikatan afektif lama dengan orang tua dan obyek-obyek cintanya.<br />3) Ia lalu berusaha membangun relasi-relasi perasaan/afektif yang baru.<br /><br />3. UNSUR PROGRESIF KONTRA UNSUR REGRESIF<br />Tugas utama anak adolesens ialah: mengatasi benturan-benturan batin tadi dengan tabah, dan menciptakan harmoni di antara dua “dunia” yang bertentangan itu. Sedang tugas orang tua serta pendidik yang terutama ialah: ikut meringankan beban anak adolesens yang dipenuhi dengan pergolakan batin itu; memberanikan hati anak muda, dan tidak terlampau banyak menuntut pada anak asuhnya.<br />Maka demi pertumbuhan jiwa anak adolsens, juga agar bisa memenuhi kriteria mental yang sehat, sebaiknyalah kalau:<br />1) Gadis adolesens mampu memutuskan identifikasi total dengan ibunya. Dan pemuda adolesens sanggup memutuskan identifikasi akrab dengan ayahnya.<br />2) Anak adolesen mampu menundukkan kompleks Oedipusnya, lalu menjalin obyek cinta kasih sayang mantap. Juga merangkai relasi identifikasi yang lebih dewasa.<br />3) Mampu menghapus keragu-raguan biseksual, untuk mengarah pada proses heteroseksual yang definitif dan positif.<br /><br />4. AKTIVITAS ANAK ADOLESENSI<br />Salah satu ciri yang menonjol pada masa pra-pubertas ialah: aktivitas yang sifatnya agresif-ofensif, sehingga periode ini disebut sebagai masa menentang dan Verneinung. Pemuda-pemuda yang kurang kuat pertahanan imannya, berusaha memuaskan dorongan seksualnya secara konkrit, dengan jalan: pergi ke kompleks wanita tuna susila atau melakukan relasi seks bebas dengan wanita-wanita binal. Perilaku sedemikian ini bertujuan:<br />1) Untuk mengadakan “eksperimen baru” di bidang seks;<br />2) Mengetest kelaki-lakiannya;<br />3) Dan sekaligus mau memuaskan instink seksualnya.<br /><br />5. NARSISIME DAN AKU-NARSISITIS<br />Pada masa pra-pubertas dan pubertas, yang kemudian dilanjutkan pada masa adolesensi, relasi emosionalnya atau obyek cintanya banyak ditujukan pada seorang kawan sejenis (jenis kelaminnya sama), dan sifatnya lebih narsisitis. Narsistis itu adalah sifatcinta diri (cinta pada diri sendiri) yang mementingkan diri sendiri. Secara ringkas bisa dinyatakan disini, bahwa sebab utama yang mengakibatkan badai-badai emosi pada masa adolesensi itu ialah: intensifikasi dan jumlah yang terlalu banyak dari unsur-unsur narsisitis. Sehingga emosi-emosi yang meledak-ledak itu bisa mempersukar kelancaran kontak sosial dengan sesama manusia.<br /><br />6. BAHAYA IDENTIFIKASI TOTAL<br />Identifikasi itu bisa dipakai oleh anak sebagai berikut:<br />1) Sebagai sarana untuk mengembangkan kepribadian sendiri, karena anak belum mampu menemukan pola hidup sendiri.<br />2) Anak ingin membuktikan kepada dunia luar, bahwa dia juga mampu memerankan kedewasaan, dan mewujudkan sifat-sifat yang baik seperti ayahnya atau bundanya, melalui aktivitas identifikasi.<br />3) Identifikasi itu merupakan pencerminan dari kesulitan anak muda untuk mengatasi kompleks Oedipusnya.<br />4) Identifikasi yang ekstrim merupakan pelekatan infantil pada ibunya bagi anak gadis.<br /><br />Jika anak muda tidak mampu mengatasi semua kesulitan identifikasi pada masa adolesensi, maka sepanjang periode keremajaan dan kedewasaannya dia akan tetap bersifat infantil seperti anak-anak pra-pubertas. Bahaya dari identifikasi yang terlalu melekat pekat ialah:<br />1) Tipisnya kepercayaan diri,<br />2) Lemahnya kemauan anak muda, dan<br />3) Semakin besarnya depedensi/ketergantungan pada pribadi yang dilekatinya;<br />4) Identifikasi total jelas akan merampas kemampuan anak muda untuk memiliki kedewasaan dan kepribadiannya sendiri (dia tidak bisa menjadi dewasa penuh).<br /><br />7. DORONGAN SEKSUAL DAN UNSUR EROTIK ANAK ADOLESENS<br />Kesulitan paling besar bagi orang-orang muda ialah:<br />a. Memutuskan relasi-relasi emosional dengan obyek identifikasi lama (dengan orang tua dan obyek cintanya) yang indantil sifatnya, dan<br />b. Mengalahkan kepasifannya, lalu menemukan relasi emosional dan obyek identifikasi baru yang lebih mantap.<br />c. Maka benturan-benturan antara elemen-elemen progresif melawan elemen regresif sering memanifestasikan diri dalam bentuk masturbasi (onani, pencemaran diri sendiri)<br /><br />Anak-anak adolesens dan puber ini benar-benar tidak menyadari, bahwa perbuatan-perbuatan seksual bebas tanpa norma susila itu justru merupakan perbudakan dan pembelengguan diri oleh hawa nafsu seksual primitif yang tidak terkendali dan oleh fantasi-fantasi seksual yang fiktif. Akibat jauh dari perbuatan-perbuatan tersebut ialah:<br />1) Berkembangnya dunia pelacuran, yang dihuni penuh padat oleh gadis-gadis puber dan adolesens,<br />2) Peristiwa kecanduan narkotik dan obat bius;<br />3) Kriminalitas;<br />4) Munculnya “pasukan wanita ekstrim” yang ikut melakukan teror, pembunuhan dan penculikan;<br />5) Juga muncul kelompok “wanita bebas” yang sangat menderita batinnya, sebab didera oleh rasa depresi, melankholi, neurosa dan psikosa yang terdiri atas anak-anak muda (juvenile psikosa).<br /><br />Intelektualisasi yang ekstrim bisa menghambat perkembangan psikis yang wajar dari anak gadis. Sebab perasaan kewanitaan dan kehidupan fantasinya bisa terdesak, dan mengalami proses atrofi (melisut, mundur, merana, lumpuh tidak berfungsi). Potensi neuritas tadi jadi lebih intensif/kuat pada masa adolesens. Peristiwa ini disebabkan oleh:<br />1) Pengaruh pendidikan orang tua yang keras<br />2) Pengaruh dogma-dogma religius yang keras dari guru-guru agama yang fanatik<br />3) Ditambah dengan kumulasi (bertimbunnya) macam-macam konflik batin pada periode pubertas dan adolesensi<br /><br />8. REAKSI YANG BERVARIASI TERHADAP DORONGAN SEKSUAL<br />Pada hampir semua anak adolesens senantiasa ada kecenderungan untuk melarikan diri dari realitas hidup yang dianggap sulit-musykil penuh derita ini, lalu membenamkan diri dalam dunia fantasi. Tampaknya, seksualitas yang lebih aktif pada diri anaklaki-laki/pemuda itu mendorong mereka untuk bertindak lebih tegas dan lebih aktif mengarahkan diri keluar, yaitu pada dunia realitas. Asosiasi dengan ini, orang muda dan kaum pria cenderung lebih berambisi untuk menguasai DUNIA daripada kaum Hawa.<br />Aktivitas observasi intensit dan kritis ke dalam diri sendiri yang menjadi ciri typis dari anak adolesensi, pada umumnya lebih kuat dan lebih lama berlangsung pada anak-anak gadis daripada anak laki-laki. Sehubungan dengan hal ini, orang mesenantiasa sibuk dengan diri sendiri secara intensif itu akan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan wanita. Faktor ini pulalah yang menjadi sebab timbulnya duaciri khas kewanitaan, yaitu:<br />1) Intuisi yang halus tajam, dan<br />2) Subyektivitas yang lebih besar dalam menanggapi dan menilai kehidupan. Pengikat dari kedua ciri khas tersebut ialah unsur pasivitas.<br />9. OBYEK CINTA DAN FANTASI CINTA ANAK ADOLESENS<br />Cinta kasih orang muda yang semula banyak tercurah pada ayah bunda dan kawan sejenis (jenis kelamin saya), kini mulai dialihkan/diberikan kepada obyek cinta atau kekasih yang sebenarnya. Jadi ada perasaan heteroseksual tulen. Jika fantasi-fantasi cinta anak muda sifatnya tidak sosial atau tidak ideologis, akan tetapi murni egosentris, maka realisasi dari fantasi tadi akan menumbuhkan banyak kekecewaan pada dirinya.<br /><br />10. PENEMUAN NILAI-NILAI HIDUP<br />Anak adolesens mulai menemukan nilai-nilai hidup baru yang lebih mantap; lalu dia mencoba berpegang teguh pada pendirian sendiri. Ia berusaha secara konsekuen mencapai satu tujuan yang bernilai. Selanjutnya dia memilih pola hidup baru, dan bersikap kritis. Oleh semua kejadian itu anak muda lalu menerapkan cara respons baru terhadap lingkungannya; antara lain berupa:<br />1) Ia mulai mengabaikan kewibawaan orang tua, melawan otoritas pendidik, dan bertindak menurut kemauan sendiri.<br />2) Oleh dinamik penuh elan (tenaga hidup, kodrat pendorong) dan badai pergolakan jiw atau “Sturn und Drang” justru diperkuat ciri-ciri penberontakan dan individualisme.<br />3) Muncullah kemudian ambisi-ambisi yang besar untuk menuntut pengakuan AKU-nya.<br />4) Dia ingin menghayati HIDUP-nya menurut pola dan cita rasa sendiri.<br /><br />Kecapaian psikis dan fisis tersebut jika khronis dan ekstrim, bisa mengakibatkan timbulnya gejala neurose adolesensi yang ditandai dengan banyak konflik batin , rasa depresi, dan kompleks rendah diri (minderwaardigheidscomplexen). Pada beberapa orang anak gadis adolesens, suasana depresi/murung itu diselingi eksplosi-ekksplosi emosi ekstatis (jiwa hanyut, hilang tenggelam, lupa diri) dan emosi euphoris (gembira, rasa pisitif) bahagia.<br /><br />11. MEMILIH ARAH DAN TUJUAN HIDUP SENDIRI<br />Masa adolesensi adalah kunci penutup dari perkembangan anak. Mula-mula, pubescens (anak puber) itu memandang dan mencari-cari sesuatu kedalam diri sendiri. Akhirnya dia menemukan AKU/DIRI sendiri pada masa adolesensi; yaitu menemukan harmoni baru di antara sikap ke dalam diri sendiri, dan dengan sikap ke luar pada dunia obyektif. Menurut banyak ahli jiwa, waktu adolesensi ialah usia 17-21/24 tahun.<br />Perbedaan karakteristik dari ketiga fase perkembangan menjelang usia kedewasaan adalah sebagai berikut:<br />1) Pada usia akhir puer yaitu masa negatif atau Trotzalter kedua;<br />2) Pada masa pubertas: anak mudah menginginkan sesuatu, dan mencari sesuatu. Namun apa sebenarnya “sesuatu” itu , anak remaja belum mengetahuinya;<br />3) Pada masa adolesensi: orang muda mulai merasa mantap, dan menemukan AKU sendiri; ia mulai memahami arah dan tujuan hidupnya.<br /><br />Pada usia ini yang sangat diperlukan oleh anak muda ialah: pendidik yang berkepribadian tegas, sederhana dan jujur, yang tidak menuntut terlalu banyak pada anak didiknya. Dan membiarkan anak muda tumbuh berkembang sesuai denga irama perkembangan dan kodratnya sendiri.<br />BAB XIV<br />MENSTRUASI DAN OANI<br /><br />1. Kematangan seksual dan menstruasi<br />2. Menstruasi sebagai pengalaman psikis<br />3. Gejala patologis yang menyertai menstruasi<br />4. Haid dan kesadaran akan dwifungsi<br />5. Masalah onani/masturbasi<br />6. Saran pedagogis untuk menanggapi onani<br /><br />1. KEMATANGAN SEKSUAL DAN MENSTRUASI (HAID)<br />Peristiwa paling penting pada masa pubertas dan adolesensi ialah gejala menstruasi atau haid, sebagai pertanda biologis dari kematangan seksual pada anak gadis. Peristiwa haid ini berlangsung sebagai berikut: ada kematangan hormonal dan reaksi biologis, yang dibarengi dengan reaksi psikis. Kematangan hormon seks tersebut berupa proses somatis yang berlangsung secara eyelis, dan ada pengulangan pada periodik proses menstruasi.<br />Secara normal, menstruasi itu berlangsung sejak usia 11-16 tahun. Cepat dan lambatnya kematangan seksual (kematangan fisik) ini, kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik individu, juga dipengaruhi oleh faktor ras/suku bangsa , iklim, cara hidup individu (yang teratur atau yang lepas binal), dan milieu lingkungan anak.<br /><br />2. MENSTRUASI SEBGAI PENGALAMAN PSIKIS<br />Periode antisipasi yang disebut pula sebagai periode penantian itu segera diakhiri oleh masa kematangan, dengan tibanya haid atau menstruasi. Peristiwa haid pada seorang gadis itu menyatakan, bahwa anak gadis kini benar-benar sudah siap secara biologis untuk melakukan fungsi kewanitaannya. Pemahaman masalah haid itu bergantung pada beberapa faktor, yaitu:<br />1) Usia anak gadis<br />2) Tingkat perkembangan psikenya<br />3) Milieu/lingkungannya, dan<br />4) Pendidikannya<br /><br />3. GEJALA-GEJALA PATOLOGIS YANG MEMBARENGI MENSTRUASI<br />Senyatanya, haid itu merupakan gejala biologis yang alami, yang progresif dan positif sifatnya, yaitu sebagai pertanda biologis dari kematangan seksual. Sehingga peristiwa haid seharusnya diterima dengan sikap yang wajar oleh setiap anak gadis dan wanita. Memang reaksi anak gadis pada saat menstruasi pertama itu berbeda-beda; bergantung pada:<br />1) Kondisi psikis<br />2) Usia, dan<br />3) Pengaruh milieunya<br /><br />Jika peristiwa haid itu menimbulkan shock hebat disertai iritasi (rangsangan yang mengganggu), maka biasanya anak gadis ini lalu merasa “sakit” atau tidak enak badan. Kemudian disertai dengan rasa menyenak mual mau muntah, jadi cepat lelah, dan degenangi oleh emosi-emosi depresif atau perasaan sedih tertekan.<br />Jika reaksi anak gadis pada haidnya yang pertama merupakan satu penolakan yang defensif sifatnya, hal ini bisa mengakibatkan pengereman fungsional. Artinya, oleh penolakan tadi ada beberapa fungsi psikis dan fisik yang mengalami hambatan atau pengereman. Bahkan hambatan itu bisa berupa retensi menstruasi, yaitu keberhentian haid; khususnya disebabkan oleh reaksi kejutan atau shock reaction ketika ia mendapatkan haid pertama.<br />Selanjutnya, gadis tadi lalu menampilkan motif-motif naif tentang kesakitan yang dihubungkan dengan cyclus/siklus menstruasinya. Jelasnya sebagai berikut:<br />1) Menstruasi itu di identikkan dengan satu “penyakit”<br />2) Penyakit ini lalu dikaitkan dengan “special care” atau pelayanan istimewa dan kasih sayang ekstra dari lingkungan, khususnya atensi dari ibu<br />3) Maka sakit pada masa menstruasi tadi dipakai sebagai olah-gerak-penyesatan atau “afleidings-manoevers” bagi kekerdilan batinnya.<br /><br />4. HAID DAN KESADARAN AKAN DWIFUNGSI<br />Pada peristiwa menstruasi pertama kali itu biasanya muncul pengertian pada anak gadis akan dwifungsinya; yaitu:<br />1) Wanita sebagai makhluk seksual, dan<br />2) Wanita sebagai pengabdi jenisnya (penerus generasi)<br /><br />Jelaslah, bahwa haid merupakan peristiwa penting bagi anak gadis puber dan adolesens, sebagai jadi tanda dari kematangan seksual, dan erat berkaitan dengan fungsi reproduksi. Oleh karena itu haid biasanya menjadi pusat minat gadis pubertas dan adolesens. Maka dapat dimengerti bahwa jika peristiwa “pendarahan/menstruasi” itu tidak disertai dengan pemberian informasi-informasi yang jelas, benar, dan bisa memberikan ketentraman hati akan mengakibatkan munculnya gejala-gejala patologis.<br /><br />5. MASALAH ONANI ATAU MASTURBASI<br />Onani disebut pula sebagai maturbasi atau “zelfbevlekking” (penodaan diri), adalah aktivitas penyalah gunaan seksual, dengan memanipulasikan alat kelamin sendiri sedemikian rupa, sehingga orang mendapatkan “kepuasan seksual” yang sebenarnya adalah kepuasan semu belaka.<br />Onani juga bisa disebabkan oleh pengaruh lingkungan yang buruk atau kurang menguntungkan. Onani lebih banyak terjadi pada masa pubertas dan adolesens. Terutama onani merupakan gejala umum yang seering terjadi pada pemuda-pemudanya. Pada umunya anak-anak muda yang tidak mampu mengendalikan diri itu menyadari, bahwa melakukan masturbasi jelas tidak baik dan tidak sehat. Akan tetapi mereka tidak mampu melawan dorongan untuk melakukan onani secara eksesif. Onani pada stadium lebih lanjut/tuaan akan jadi sangat kompleks. Karena pelaksanaan onani itu bukan hanya berupa pemuasan kebutuhan-kebutuhan fisik/genital belaka, akan tetapi sudah ditimbuni oleh konflik-konflik batin.<br />Persentase total dari anak laki-laki pubertas dan adolesens yang melakukan onani sangat tinggi; diperkirakan berkisar antara 70-90%. Atas dasar inilah gejala onani bisa dianggap sebagai: peristiwa perkembangan yang normal pada usia pubertas dan adilesensi. Persentase yang tinggi tersebut khususunya terdapat pada anak laki-laki. Akan tetapi jika onani tersebut berubah sifatnya menjadi patologis atau gejala penyakit, maka peristiwa tersebut pastilah disebabkan oleh gangguan psikis yang lebih serius, yang bersarang dalam ketidaksadaran atau pada kehidupan di bawah sadar anak muda.<br />Masalah onani dalam batas-batas normal hendaknya dianggap sebagai satu jalan pemuasan terhadap kebutuhan yang alami. Yaitu kebutuhan kodrati, yang beralaskan pertimbangan-pertimbangan psikologis-biologis-sosial-moril tidak bisa dipuaskan secara wajar, terkecuali dengan melakukan onani.<br /><br />6. BEBERAPA SARAN PEDAGOGIS UNTUK MENANGGAPI MASALAH ONANI<br />Sekali perkembangannya sifat atau karakter dari onani itu akan berubah tiga kali yaitu sebagai berikut:<br />Pertama: onani pada usia kanak-kanak yang amat muda, secara definitif merupakan gejala abnormal. Dan bisa dianggap sebagai gejala kematangan seksual yang terlampau dini/pagi.<br />Kedua: onani pada usiadi antara masa kanak-kanak dan usia dewasa, yaitu pada periode pubertas dan adolesensi, merupakan gejala perkembangan yang normal.<br />Ketiga: onani pada umur sesudah usia adolesensi, yaitu usia dewasa, secara definitif juga merupakan gejala abnormal. Bisa disebutkan pula sebagai kematangan seksual yang terlambat.<br /><br />Adapun kriteria pertimbangan paling tepat dalam penentuan eksesif tidaknya onani adalah sebagai berikut: melakukan onani yang terlalu intensif pada usia berapaun juga, merupakam simptom kondisi psikis yang abnormal, yang mengarah pada sifat neurotis. Juga bisa dianggap sebagai “zucht” atau nafsu ketagihan yang berlebih-lebihan dan patologis, yang bisa disamakan dengan nafsu ketagihan pada morfine dan alkohol. Hendaknya orangtua, guru-guru, para pendidik dan dokter memberikan informasi dan bimbingan yang baik, agar anak:<br />1) Mampu mengendalikan diri dan mengurangi kebiasaan beronani, yaitu dengan jalan<br />2) Menyalurjan secara konkrit dan sehat pada bentuk aktivitas-aktivitas positif seperti: sport, kegiatan kesenian, musik, karawitan, bertamasya, berdiskusi dengan kawan-kawan, melakukan eksperimen-eksperimen ilmiah, dan seterusnya.<br /><br /><br />BAB XV<br />KRIMINALITAS, KECANDUAN BAHAN NARKOTIKA.<br />IMMORALITAS PADA USIA PUBERTAS DAN ADOLESENSI<br /><br />1. Tingkah laku kriminil dan pengaruh orang tua<br />2. Sebab-sebab deliquency<br />3. Kriminalitas dan kecanduan bahan narkotika<br />4. Efek dan bahaya penggunaan bahan narkotika<br />5. Tindak immoril anak puber dan adolesensi<br />6. Akibat tindak immoril homoseksualitas dan masturbasi eksesif<br /><br />1. TINGKAH LAKU KRIMINIL DAN PENGARUH ORANG TUA<br />Sebenarnyalah bahwa keluarga dan milieu itu memberikan pengaru yang sangat menentukan pada pembentukan watak dan kepribadian anak. Kelurga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan stempel dan fundasi primer bagi perkembangan anak. Selanjutnya, lingkungan alam sekitar dan sekolahan ikut menentukan nuansa pertumbuhan anak. Baik buruknya struktur keluarga dan masyarakat memberikan efek yang baik atau yang buruk pada pertumbuhan anak.<br />Tingkah laku kriminil dari orang tua atau salah satu anggota keluarga itu memberikan pengaruh yang menular dan infeksius pada lingkungannya. Anak seorang pencuri biasanya juga akan menjadi pencuri. Tingkah laku kriminil orang tua itu mudah sekali menular pada anak-anaknya, terutama mudah sekali ditransmisikan/dioperkan kepada anak puber dan adolesens yang belum stabil jiwanya, karena merka tengah mengalami banyak konflik batin dan kebingungan.<br />Pengaruh luar lainnya yang ikut menstimulir tingkah laku kriminil ialah: teman-teman sebaya yang mempunyai kecenderungan keiminil. Kelompok anak-anak muda brandalan dan kriminil ini biasanya terdiri atas anak-anak pubertas dan adolesens yang tengah:<br />1) Diabaikan oleh orang tuanya (tidak mendapatkan kasih sayang, perhatian, tuntunan dan pendidikan) dan<br />2) Sedang kebingungan dan mengalami banyak konflik batin yang tidak terpecahkan<br />3) Ataupun terdiri atas anak-anak muda yang ditolak orang tuanya, yang merasa terpojok dan terlupakan oleh masyarakat.<br /><br />Dorongan yang menstimulir aktivitas keberandalan mereka ialah:<br />1) Impuls bergiat atau dinamisme anak muda<br />2) Keinginan mengetest kemampuan dan kekuatan sendiri<br />3) Dan nafsu untuk mendapatkan pengakuan atas AKU-nya anak muda<br />4) Juga ada keinginan kuat untuk kelihatan menonjol, lain daripada lain atau eksklusif, supaya dilihat dan diakui kehebatannya.<br /><br />2. SEBAB-SEBAB DELINQUENCY<br />Kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak puber dan adolesens itu disebut pula sebagai delinquency (= kejahatan. Kedurjanaa, kedursilaan, pelanggaran). Kriminalitas itu pada umumnya merupakan kegagalan dari sistem pengontrol diri terhadap aksi-aksi instinktif; juga menampilkan ketidakmampuan seseorang mengendalikan emosi-emosi primitif untuk disalurkan pada perbuatan yang bermanfaat.<br />Perkosaan seksual oleh anak puber dan anak-anak adolesens sering juga distimulir oleh:<br />1) Depresi mental yang hebat<br />2) Oleh rasa kesunyian, dan<br />3) Di dorong oleh kekecewaan-kekecewaan karena ditolak oleh seorang wanita (kekasih atau ibunya)<br /><br />3. KRIMINALITAS DAN KECANDUAN BAHAN NARKOTIKA<br />Banyak anak puber dan adolesens yang melakukan kejahatan karena mereka kecanduan/ketagihan bahan narkotika atau obat-obat bius, yang disebut pula sebagai drugs. Drugs ini terdiri atas hard drugs dan soft drugs.<br />Dalam kategori hard drugs dimasukkan antara lain: candu, morphine, codeine, papaverine, dicolid, heroine, LSD atau Lysergyc Acid Diethylamide, hydromorphine, coca, cassaine, methadoze, codom, ogozine, amvitamine, pethidine, dan bahan sintetis lainnya. Jenis narkotika ini bisa mempengaruhi syaraf dan jiwa penderita secara cepat dan keras. Waktu ketagiha berlangsung relatif pendek. Jika sipemakai tidak mendapatkan iatah obat dia bisa mati karenanya.<br />Termasuk soft grugs ialah:ganja atau marihuana(mariyuana), yang disebut pula sebagai daun surga atau canabis sativa; yaitu merupakan narkotika alami yang mempengaruhi syaraf dan jiwa penderita tidak terlalu keras. Cara pemakaian obat-obat bius bisa berupa:<br />1) Dicampur, sebagai bahan pencampur rokok, lalu diisap<br />2) Dimakan dengan dikunyah<br />3) Dihirup melalui hidung (snuiven)<br />4) Diminum<br />5) Dan disuntikkan<br /><br />Gejala-gejala umum dari anak-anak muda/orang yang kecanduan ganja dan bahan narkotik antara lain:<br /> Jasmaniah: badan jadi tidak terurus dan semakin lemah, kurus ceking, kumal dan berbau. Tidak suka makan, matanya sayu dan jadi merah.<br /> Rokhaniah: menjadi pembohong, pemalas, daya tangkap otaknya makin melemah, jika biasanya mudah mengerti dengan diberikan uraian sekali, sekarang harus diterangkan 3-5 kali.<br /><br />4. DAMPAK BURUK DAN BAHAYA PENGGUNAAN BAHAN NARKOTIKA<br />Sekalipun dunia kedokteran bisa menuai manfaat dari penggunaan bahan narkotika, namun efek dan bahaya yang disebarkan (jika tidak terkendali) adlah cukup acute. Yaitu:<br />1) Fisik: badan jadi ketagihan, sistem syaraf jadi lemah atau rusak secara total. Lalu menimbulkan komplikasi kerusakan pada lever dan jantung. Kondisi tubuh jadi rusak karena muncul macam-macam penyakit lainnya.<br />2) Psikis: ketergantungan psikis; kemauan melemah atau musnah sama sekali. Daya pikir dan perasaan jadi rusak.jiwanya jadi murung depresif. Aktivitas dan kreativitas intelektualnya hilang sama sekali.<br />3) Ekonomis: ganja dan bahan-bahan narkotika harganya sangat mahal. Sedang untuk kebutuhan rutin diperlukan supply yang kontinu/terus-menerus, dan harus dipenuhi.<br />4) Sosioligis: bila para pecandu tidak berduit, namun badan dan jiwanya terus-menerus ketagihan bahan narkotika, sedang minta uang kepada orang tua tidak diberi lagi, atau harta milik sudal ludes bersih, maka para pecandu lalu melakukan macam-macam tindak pidana dan tindan amoral.<br /><br />5. TINDAK-TINDAK IMMORIL ANAK PUBER DAN ADOLELSENS<br />Immoralitas atau tindak immoril itu khususnya berkaitan dengan tingkah laku seksual yang begitu a-susila dan sangat mencolok mata, sehingga ditolak oleh masyarakat. Individu-individu yang immoril dan orang-orang kriminil itu mempunyai beberapa ciri yang sama yaitu:<br />1) Kurang terkendalinya rem-rem psikis oleh hati nurani, dan tidak berfungsi atau melemahnya sistem pengontrolan diri oleh lembeknya kemauan<br />2) Kurang adanya pembentukan karakter<br /><br />Immoralitas seksual itu berupa: tindak seksual secara terang-terangan, tanpa tedeng aling-aling, tidak ada rasa malu, dan caranya amat kasar sekali. Biasanya berupa seksualitas bebas dengan banyak partner, dan berlanhsung acak-acakan tanpa kendali (bentuk promiscuity). Perasaan-perasaan tidak mapan tersebut antara lain disebabkan oleh:<br />1) Kegagalan disekolah, tidak bisa berprestasi, konflik dengan kawan sekolah dan guru-gurunya.<br />2) Konflik dengan ibu, menentang kewibawaan orang tua atau pendidik: berengsek dengan saudara-saudara atau beberapa anggota keluarga.<br />3) Merasa kecewa dan tidak puas terhadap nasib sendiri, sebagai produk dari broken home; punya ibu/ayah tiri yang kejam.<br />4) Disharmoni dan desintegrasi dalam konstitusi kepribadian, hingga banyak muncul konflik batin dan ketegangan emosional yang tidak tertahankan.<br />5) Lingkungan keluarga penuh konflik dan ketegangan tinggi, yang eksplosif sifatnya. Lingkungan yang tidak memberikan kehangatan cinta kasih, sebab dipenuhi dengan kekejaman dan tidak sewenang-wenang.<br />6) Berontak terhadap semua bentuk otoritas; mengikuti kemauan sendiri (semau gue) sebab sudah merasa gede dan dewasa.<br /><br />Sekumpulan anak-anak muda lainnya melakukan tindak immoril karena didorong oleh Geltungstrieb (dorongan menuntut hak) dan usaha kompensansi, karena orang-orang muda ini tidak pernah merasakan /mendapatkan cinta kasih dari orang tua atau lingkungannya.<br /><br />6. AKIBAT TINDAK IMMORIL. HOMOSEKSUALITAS DAN MASTURBASI EKSESIF<br />Perbuatan seksual pada anak puber dan adolesens itu kebanyakan sekali ditimbulkan oleh adanya; disharmoni dalam kehidupan psikisnya, yang ditandai oleh:<br />1) Menumpuknya konflik-konflik batin<br />2) Tidak danya pengereman nafsu-nafsu hewani/rendah<br />3) Kurang kuatnya iman dan kemauan<br />4) Juga oleh kurang tajamnya intelek seseorang dalam mengendalikan nafsu-nafsu seksual yang primitif<br /><br />Sehubungan dengan terganggunya proses pembentukan karakter dan kepribadian tadi, dapat dinyatakan bahwa diantara orang immoril dan person kriminil itu ada persamaan-persamaan tertentu yaitu:<br />1) Kurang adanya pembentukan karakter dan kepribadiannya. Kepribadiannya ternyata primitif, naif rendah.<br />2) Memiliki sistem pengontrol dan pengendalian diri yang sangat lemah (weekling).<br /><br />Gejala lain yang sering juga dianggap sebagai immoril oleh umum pada usia pubertas dan adolesens ialah:<br />1) Homoseksualitas (lewat anal erotisme melalui dubur, dan oral erotisme melalui mulut).<br />2) Kebiasaan erotik dalam bentuk masturbasi/onani.<br /><br />Ringkasnya kesulitan-kesulitan emosional dan konflik-konflik batin serius pada masa pubertas dan adolesens itu banyak diwarnai oleh motif-motif sosial ( pengaruh ekstern) dan oleh motif-motif seksual (pengaruh intern). Bila gangguan tadi khronis dan ekstrim sifatnya, bisa menimbulkan banyak deviasi psikis antara lain: depresi, rasa soliter, autisme (ingin hidup menyendiri), rasa devaluasi diri, histeria, timbulnya delusi-delusi, hilangnya kepercayaan diri, irritabilitas, kecemasan dan ketakutan, fobia dan neurosa. Juga tindak-tindak kompulsif (paksaan), kriminalitas, dan macam-macam tingkah laku immoril lainnya.<br /><br />BAB XVI<br />PENUTUP<br />PERKEMBANGAN DAN KEDEWASAAN<br /><br />1. Tujuan perkembangan<br />2. Unsur-unsur komplementer. Individualitas dan sosialitas anak<br />3. Kedewasaan<br />4. Tugas perkembangan<br />5. Penutup<br /><br />1. TUJUAN PERKEMBANGAN: MENJADI MANUSIA DEWASA<br />Sejak lahir sampai saat kematian, manusia itu tumbuh mekar, mengalami banyak proses perubahan dan perkembangan. Karena itu prinsip perkembangan itu sifatnya progresif. Lagi pula prinsip perkembangan tersebut ada di dalam diri anak itu sendiri. Proses perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor:<br />1) Herditas/warisan sejak lahir, misalnya; bakat, pembawaan, konstitusi, potensi-potensi psikis dan fisik, dan<br />2) Faktor-faktor lingkungan. Ada hukum konvergensi. Di mana faktor intern dan ekstern saling bertemu dan pengaruh mempengaruhi.<br /><br />Tujuan dari perkembangan ialah: menjadi manusia dewasa yang sanggup bertanggung jawab sendiri dan berdiri sendiri/mandiri. Maka tugas utama setiap orang tua dan pendidik ialah:<br />1) Memberikan fasilitas bagi perkembangan anak, dan<br />2) Membantu memperlancar perkembangan anak menurut irama dan temponya sendiri-sendiri.<br /><br />2. UNSUR-UNSUR KOMPLEMENTER: INDIVIDUALITAS DAN SOSIALITAS ANAK<br />Individualitas dan sosialitas merupakan unsur-unsur yang komplementer (saling melengkapi) dari ekstensi anak; yaitu Cuma bisa dibedakan, akan tetapi tidak bisa dipisah-pisahkan satu sama lain. Berasosiasi hal ini, anak manusia hanya bisa memasuki dunia manusia, jika dia dibawa atau dimasukkan oleh manusia dewasa. Oleh sebab itu diperlukan pendidikan, khususnya bagi anak-anak dan orang-orang muda. Salah satu sukses dalam usaha/perjuangan manusia dewasa yang matang ialah:<br />1) Kemampuan untuk mengatasi setiap kesulitan hidup, dan<br />2) Mampu memikul duka derita serta segala cobaan hidup<br /><br />Sesudah melampaui periode adolesens, sampailah orang muda pada kedewasaannya, di mana dia diharapkan bisa mendidik diri sendiri. Dalam pengertian:<br />a. Mampu menentukan sikap<br />b. Bisa memilih arah dan tujuan hidupnya<br />c. Secara konsekuen mencapai tujuan final itu<br /><br />3. KEDEWASAAN<br />Dengan berakhirnya masa adolesensi, tibalah orang muda pada masa kedewasaan. Secara ringkas dapat dinyatakan, bahwa ciri utama dari adolesensi ialah:<br />1) Mampu mengaitkan realitas dunia luar yang obyektif dengan AKU-nya (kehidupan jiwanya) sendiri, dan<br />2) Mampu mengendalikan dorongan-dorongan dari alam, untuk diarahkan pada tujuan yang berarti.<br /><br />KEDEWASAAN itu bisa diartikan sebagai: satu pertanggungjawaban penuh terhadap diri sendiri, bertanggung jawab atas nasib sendiri dan pembentukan diri sendiri. Bertanggung jawab bisa diartikan sebagai: memahami arti norma-norma susila dan nilai-nilai etis, dan berusaha hidup sesuai dengan norma-norma tadi. Dalam dinamika kedewasaan itu termuat:<br />1) Tugas membuat rencana hidup<br />2) Membuat pnggarisan tujuan final yang dikaitkan dengan dengan prinsip-prinsip dan norma-norma etis tertentu.<br /><br />Kedewasaan dicirikan pula dengan: secara konsekuen melakukan identifikasi terhadap norma-norma susila yang dipilih sendiri.<br /><br />4. TUGAS PERKEMBANGAN<br />Tugas perkembangan ialah tugas-tugas khusus yang harus dilakukan oleh individu sebab didorong oleh kemasakan pribadi, dan didorong oleh tekanan sosial (norma-norma sosial), agar individu yang bersangkutan bisa mempertahankan perkembangan yang normal sebagai makhluk sosial ditengah masyarakat.<br />James C. Coleman dalam bukunya “Abnormal Psycology and Modern Life” (1956, hlm, 67-70) membagi tugas-tugas perkembangan dalam perkembangan yang normal dalam tujuh kegiatan atau periode yaitu:<br />1) Dari dependensi ke arah independensi (kebebasan)<br />2) Dari prinsip kenikmatan ke arah prinsip kenyataan<br />3) Dari inkompetensi menjadi kompetensi<br />4) Dari otoplastik ke arah aloplastik<br />5) Dari non-produktif menjadi produktif<br />6) Dari non-diferensiasi ke arah diferensiasi<br />7) Dari serba tidak sadar ke arah serba sadar<br /><br />1. Dari dependensi/ketergantungan ke arah independensi/ kebebasan<br />Semakin menipisnya kekuasaan dan kontrol dari luar itu menstimulir kesempatan untuk merealisasikan/mengaktualisasikan segenap kemampuan sendiri secara bebas dalam bentuk:<br /> Pengambilan seleksi/pilihan<br /> Pengambilan keputusan, dan<br /> Pengorganisasian tingkah laku<br />2. Dari prinsip kenikmatan ke arah prinsip kenyataan<br />Prinsip kenikmatan, seperti yang dipostulasikan (diharapkan/dibayangkan) oleh FREUD adalah: tendensi mencari kenikmatan, dan menghindari rasa sakit serta rasa diskomfort (tidak nyaman).<br />3. Dari inkompetensi ke arah kompetensi<br />Kompetensi dalam pengertian psikologis menunjuk pada kemampuan untuk melakukan adaptasi. Kemampuan ini meliputi potensi untuk menilai pribadi sendiri dan menilai dunia luar, lalu menilai pertimbangan dan keharmonisannya.<br />4. Dari otoplastik ke arah aloplastik<br />Otoplastik atau egosentrik (egosentrisme) itu merupakan proses yang berlangsung secara tidak sadar pada diri anak-anak. Otoplastik ini mencapai titik puncaknya dalam bentuk Trotzalter pertama, di mana anak merasa menjadi RAJA di tengah keluarganya (saat kemraja-raja), yang ingin “menguasai) lingkungannya.<br />5. Dari non-produktif menjadi produktif<br />Lambat laun prestasi anak bisa menjangkau atau memenuhi kebutuhan orang lain, karena anak sudah mulai bersifat produktif, dengan jalan:<br />a. menolong orang tua dengan pekerjaan-pekerjaan ringan (pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh orang lain), dan<br />b. memberikan jasa pada kawan-kawan serta orang luar<br />6. Dari non-diferensiasi ke arah diferensiasi<br />Psikologi GESTALT memberikan pengertian pada kita, bahwa baik pengamatan, perasaan, maupun kamauan dan kehidupan psikis lainnya itu berkembang secara global. Artinya mula-mula anak bisa menghayati dunia sekitar dengan bantuan alat dria dan jiwanya secara keseluruhan , secara global dan total.<br />7. Dari serba tidak sadar ke arah serba sadar<br />Proses mengalami kemunduran dan kerusakan total. Peristiwa ini disebut sebagai:<br />1. regresi (kemunduran)<br />2. peristiwa atrofi (merana atau melisut)<br />3. defek mental (kerusakan mental)<br />Ringkasnya untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan tersebut denga sebaik-baiknya, perlulah diperhatikan tiga faktor, yaitu:<br />1. faktor pembawaan genetis anak dan remaja sebagai faktor biologis (faktor endogin)<br />2. segala pengaruh dari luar (pengaruh alam sekitar) sebagai faktor eksogin atau faktor sosial/sosiologis, dan<br />3. faktor internalisasi diri dan pembentukan struktur kepribadian sebagai faktor psikologis (faktor sndogin)<br /><br />5. PENUTUP<br />Tugas utama pendidikan dan orang tua dalam proses humanisasi dan sivilisasi anak manusia ialah: membawa anak muda yang belum dewasa kepada kedewasaan penuh. Kedewasaan juga mengandung pengertian: mampu memberikan bentuk konkrit pada segenap kapasitas dan potensi sndiri.<br />Menurut Prof. Langeveld, kedewasaan dapat diartikan pula sebagai: zelfverantwoordelijke zelfbepaling. Artinya kedewasaan itu merupakan penentuan diri sendiri berlandaskan pada:<br />1) pertanggungan jawab sendiri<br />2) sebab, hidupnya mempunyai garis tuntunan (Leitlinie) yang jelas<br />3) punya rencana konkrit<br />4) menuju tujuan hidup konkrit yang gamblang<br />5) mengikuti disiplin dan norma-norma susila tertentu<br /><br />Ringkasnya kedewasaan memanifestasikan diri dalam dua bentuk, yaitu:<br />1) sebagai individuasi: yaitu mandiri sebagai individu yang konkrit, yang membentuk diri atas pertanggung-jawaban sendiri<br />2) sebagai pendukung norma susila, yang berusaha secara terus-menerus mengangkat harkatnya dalam merealisasikan diri sebagai makhluk sosial yang susila, di tengah satu masyarakat.<br /><br />Gambaran pribadi manusia dewasa secara karakterologis dan normatif ialah: sudah berbentuk, dan relatif stabil sifatnya. Dengan kestabilan ini dimungkinkan usaha untuk:<br />1) memilih relasi sosial (kawan bergaul, dan kelak memilih suami/isteri)<br />2) memilih bidang studi<br />3) memilih profesi/pekerjaan, yang semuanya sifatnya stabil.Unknownnoreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-1648589546098153002008-06-16T13:20:00.004+07:002010-02-17T10:42:23.259+07:00SEKOLAH PEDALAMAN YANG SELALU LULUS 100% UAN<b><br /></b> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Sabtu 14 Juni 2008 merupakan hari yang mendebarkan bagi para siswa-siswi SMA diseluruh pelosak tanah air, sebab hari itu adalah hari penguman kelulusan buat siswa SMA, ada tangis, ada tawa ada luapan corat-coret baju ada luapan syukur dengan membagibagikan rizki kepada yang tidak mampu dijalan-jalan. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> “Alhamdulilah akhirnya murid-murid ku lulus semua” dengan di sertai senyuman tanda luapan kebahagiaan Bu arsiyah demian wanita paruh baya ini biasa di sapa murid-muridnya. ibu arsiyah adalah salah satu pengajar di sekolah terpencil yang terletak dipedalaman Sumatra tepatnya di daerah OKU Timur sumatera selatan, apa yang menyebabkan beda dari sekolah dipedalaman ini? Sekolah ini adalah salah satu sekolahan di Indonesia yang mampu mencatat kelulusan 100%. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Terletak dijalan raya Belitang-Buay Madang tepatnya di dusun Muda Sentosa, kecamatan Buay Madang, SMA ini berdiri dengan kokohnya, SMA Negeri 1 Buay Madang ya demikian nama SMA yang mampu meluluskan 100% siswanya ini. Dengan kesederhanaanya seperti kebanyakaan sekolahan di daerah SMA Negeri 1 Buay madang telah membuktikan bahwa dirinya layak di jadikan salah satu SMA favorid di kecamatan Buay madang. Telah banyak Prentasi yang ditorehkan, SMA yang saat ini di Pimpin oleh Drs. Fahri Bastari ini kembali menorehkan prestasi yang luar biasa dengan mencetak angka kelulusan 100%.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Ditanya tetang rahasia kesuksesan meluluskan 100% siswanya Bapak Mensis ikut berbagi “ Guru harus kreatif dan juga Melakukan pendekatan emosional kepada siswa sehingga siswa memiliki kesadaran pribadi untuk belajar, sehingga kita tidak <i>ngoprak ngoprak</i> (Nyuruh;red) Buat belajar, biarkan jiwa anak merdeka” demikian di ungkapkan bapak mensis yang mengajar matapelajaran PPKN di SMA negeri 1 buay madang. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Sejalan dengan Mensis , Drs Muhamdi sebagai salah guru yang mengampu mata pelajaran matematika di SMA negeri 1 buay madang menuturkan bahwa kunci kelulusan siswanya terletak pada keihlasan guru dalam mengajar “hanya ketulusan dan keikhlasan seorang guru terhadap siswanya dalam memberikan ilmunya itu resep kelulusa kita yang 100%” demikian tuturnya. </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Sedikit mengulas tentang SMA Negeri 1 buay madang salah satu kelebihan lain dari SMA yang meskipun jauh dari pusat kota Palembang, ibu kota propinsi Sumatera Selatan adalah terdapat banyak kegiatan ekstra kulikuler, seperti Komputer, Pramuka, Saka Bayangkara, seni baca al quran “Qiroah” agenda les tambahan disore hari untuk mata pelajaran yang di UAN kan. Serta masih banyak kegiatan lainya. </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Tempat yang asri merupakan salah satu keunggulan SMA Negari ini, terletak di pinggiran sawah dan hutan membuat udara sejuk dan nyaman, ditambah lagi suasana bising yang hampir tidak ada. Karena letaknya yang sedikit masuk dari jalan raya sehingga menyebabkan frekuensi kendaraan bus lintas Sumatra tidak terdengar. Fasilitas yang cukup memadai dalam bidang olah raga pun merupakan nilai lebih dari sekolah yang terletak di Kabupaten OKU Timur Sumatra Selatan ini, satu yang menjadi catatan fenomal SMA NEGERI 1 Buay madang mampu meluluskan siswanya 100% tiap tahun kelulusanya termasuk tahun 2008 ini. Dan ini menjadi bukti di Negeri ini. meskipun jauh dari dunia modern namun dengan semangat belajar yang luar bisa dapat mencapai hasil yang mengagumkan sekaligus membanggakan. Meskipun hampir 80% siswa di SMA ini harus naik sepeda ontel (mengayuh) selama 30-45 menit untuk mencapai tempat sekolah mereka dengan kondisi jalan yang rata-rata masih berlubang dan berlumpur. Namun inilah salah satu bukti kekayaan negeri ini generasi yang cemerlang. Sudah saat nya pemerintah kita mulai peduli buat generasi bangsa yang berada jauh di pedalaman. Negeri ini patut tersenyum.@ <b>Edi Cerdaspos</b>. </p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-29152976397820626392008-06-16T13:12:00.002+07:002010-02-17T10:43:08.380+07:00EURO 2008 DAN UPAYA MEMANTABKAN BISNIS<p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Bagaimana sudah membaca tulisan saya dihalaman lain diblog ini? dengan judul <b>UERO 2008 Penenang Gundah Dikala Susah</b>, lalau apakah sudah ada gambaran untuk mengambil langkah dalam memulai bisnis anda? Atau malah anda sudah memulai dan menjalaninya? Ataupun mungkin sebaliknya anda belum melakukan start sama sekali, kalau belum membaca saya sarankan anda para penggemar bola ikut juga membaca artikel dengan judul diatas, buat yang bukan penggemar bola pun dipersilahkan?</p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Nah untuk lebih memantabkan lagi niat dan motivasi anda saya juga akan turut berbagi, semacam tips untuk semakin memantabkan bisnis baru yang mulai anda kelola, biarkan pemerintah dengan kebijakannya menaikan BBM, namun rakyat harus terus berjuang untuk bertahan hidup, namun juga jangan lupa untuk terus mendiskusikan cara-cara bersama untuk menentang kebijakan pemerintah yang tidak pernah pro rakyat tersebut, yang bahkan ada indikasi bahwa pada September mendatang BBM akan kembali dinaikan, syah-syah saja menyelingi bahkan mungkin wajib ditengah menonton bola dan memantabkan bisnis anda, anda mulai menyusun strategi untuk demo, atau mogok makan masal, wah tentunya kalau semua supporter bola bisa bergabung dan melakukan aksi penolakan atau pembatalan kenaikan BBM, saya yakin pemerintah akan menurunkan kembali BBM. tentunya pemerintah piker-pikir 10000 kali lagi untuk menaikan harga BBM kembali, wah bagaimana tertarik juga untuk membela saudara-saudara kita para tukang bejak, para buruh dan rakyat miskin yang untuk hidup saja susah. Diskusikan bersama lalu aksi.kita selamatkan bangsa ini dan rakyat Indonesia dari rezim yang membuat rakyat yang sudah melarat ini semakin menjadi sekarat. <b>LAWAN.</b></p> <p style="text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Kembali ke peluang bisnis anda, ditengah event bola yang tidak pernah pudar selama bumi masih berputar. setelah ide sudah di dapat dan juga memenuhi semua isi kepala, maka hal-hal berikut perlu ada dalam diri anda semua diantaranya</p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Mempercayai sepenuhnya bahwa usaha anda dapat menjadi usaha sukses</b></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Mengapa anda harus percaya sepenuhnya bahwa usaha yang anda bangun saat ini akan menjadi usaha yang sukses? Kalau anda tidak percaya bahwa anda akan menjadi sukses maka sampai kapanpun anda tidak akan pernah menjadi sukses, hampir sebagian besar hambatan yang dihadapi orang yang gagal adalah hambatan yang terjadi dalam dirinya, mereka tidak percaya bahwa usaha yang dibangun tidak akan menjadi sukses, mereka telah merendahkan dan meremehkan bakat sendiri serta kemampuan sendiri dalam mengelola usaha. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang keliru, ini adalah hambatan mental yang diciptakan sendiri melalui alam bawah sadar. Teruslah percaya bahwa usaha anda akan menjadi sukses, dan disamping itu kita harus memiliki beberapa keyakinan seperti</p> <ol><ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Siapapun dapat menjadi sukses dan siapapun berhak menjadi sukses</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">keadaan harus dapat diubah dan anda harus berni mengubahnya</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">kegagalan bukanlah petaka, tapi pelajaran yang sangat berharga</p> </li></ul></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> semua keyakinan-keyakinan tersebut harus selalu kita tanamkan dalam diri.dan untuk selanjutnya</p> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Menetapkan sasaran dan tujuan</b></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Mengapa harus memiliki sasaran yang jelas, alasanya sederhana kalau anda tidak mengetahui sasaran yang jelas anda tidak akan mengetahui apa yang akan anda dapatkan. Ibarat menembak sesuatu, tetapi anda tidak tahu apa yang akan anda bidik .beberapa catatan yang perlu dipegang teguh adalah</p> <ol><ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">sasaran dan tujuan yang jelas</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">sasaran dan tujuan harus tertanam kuat didalam pikiran.</p> </li></ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Melenyapkan virus-virus kegagalan dalam diri anda</b></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Virus-virus kegagalan adalah pikiran atau kata-kata yang bernada pesimis dan negative sehingga dapat melemahkan mental, semangat, dan daya juang seseorang. Seperti</p> <ol><ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya tidak mungkin berhasil</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya tidak mungkin dapat melakukannya</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya tidak mampu</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya pasti gagal</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya terlalu pendek untuk menjadi pemimpin</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Jika saya mempunyai modal, saya pasti menjadi pengusaha</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Itu tidak mungkn bisa, semua orang gagal melakukanya</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Sudahlah! Tidak usah berfikir muluk-muluk</p> </li></ul></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Buag jauh-jauh fikiran semacam itu dalam diri anda, sudah saatnya juwa anda merdeka dari pikiran-pikiran negative, cukup sudah kita dibuat oleh Negara untuk kerdil karna tekanan biaya pendidikan yang luar biasa melangit juga naiknya berbagai kebutuhan pokok yang kian melambung akibat kenakan harga BBM, anda harus yakin dapat menghilangkan beban-beban pikiran negative anda, dan berikut ada beberapa cara untuk membasmi virus,virus kegagalan itu diantaranya</p> <ol><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Menyuntik fikiran anda dengan vaksin kesuksesa</p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> seperti</p> <ol><ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya pasti bisa melakukanya</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Siapapun bisa meraihnya</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Jangan berkecil hati masih ada kesempatan</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Saya memang bukan sarjana, tetapi peluang saya terbuka lebar</p> </li></ul></ol> <ol start="2"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Membiasakan diri berbuat hal-hal yang positif</p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Waspada terhadap orang-orang yang selalu berpikir negative</p> </li></ol> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify">Terus untuk trik berikutnya agar semua inpian dan bisnis yang anda rintis bisa berhasil adalah</p> <ol start="4"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Maju terus sampai anda mendapatkan apa yang anda inginkan</b></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Hadiah terindah untuk orang yang tidak mudah menyerah adalah keberhasilan, kembali adalah menyerah menyerah berarti gagal jangan berhenti sebelum anda meraihnya, untuk bisa menjadi maju terus sebaiknya anda memperhatikan hal-hal berikut pertama anda harus memiliki kesabaran ketekunan dan kegigihan kedua anda harus selalu mencari cara-cara baru yang dapat mempermudah langkah-langkah anda, selanjutnya anda harus berani berbuat nekat bila perlu.</p> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Untuk selanjutnya dua tips terakhir ini juga tidak kalah pentingnya untuk dilakukan yaitu</p> <ol start="5"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Mendekatkan Diri Kepada Tuhan</b></p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> tidak seorangpun yang mengetahui rencana tuhan. Tuhan dapat melakukan apa saja yang dikehendaki dan kapan saja, ada beberapa alasan mengapa kita harus selalu mendekatkan diri kepada tuhan pertama untuk menjaga keseimbangan mental, kedua untuk meringankan baban pikiran dari persoalan-persoalan yang dihadapi selanjutnya untuk memohon supaya cita-cita dapat dikabulkan selanjutnya kedaimaian dan kesejukan serta pegangan arah kita.</p> <ol start="6"><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><b>Memulai Sekarang Juga </b> </p> </li></ol> <p style="margin-left: 0.25in; text-indent: 0.25in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> Kesalahan fatal yang sering dilakukan orang-orang gagal adalah suka menunda-nunda sesuatu dan mengulur-ngulur waktu, padahal hal yang paling merugi buat orang yang suka mengulur-ngulur waktu adalah kehilangan peluang atau kesempatan pertama. Maka mau apalagi mulai sekarang mantabkan bisnis anda tidak ada kata lain mulai dan mulai sekarang juga.@ <b>Edi Cerdaspos</b></p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-46854173894682047362008-06-16T13:07:00.001+07:002010-02-17T10:43:49.392+07:00SEPENGGAL KISAH SEORANG ANAK DESA<p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="center"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"><span style="font-size:100%;"><b>PAGIKU DI DESA SUMBER AGUNG </b></span></span> </p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span style="font-size:100%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;"> Allahuakbar,,,,Allahuakbar……. terdengar suara azan silih berganti saling bersahutan, diantara dingin udara di desa yang sejuk nan asri, sebuah dusun yang terletak jauh di pedalaman pulau Sumatra, sebuah tempat yang damai yang tidak pernah dipusingkan dengan hingar bingar peliknya dunia politik, tempat yang begitu menyejukan, dengan arifnya setiap mata dan sunggingan senyum disetiap penduduk yang menyapa, ya desa yang damai itu Desa Sumber Agung, Kecamatan Buay Madang, Kabupaten OKU Timur, Sumatera Selatan. dengan masih dibalut <i>jarik</i> (kain tipis yang biasa digunakan penduduk desa untuk selimut), aku mulai membuka mata perlahan, dan perlahan mulai membersihkan dan merapikan tempat tidur ku kembali, sebuah ranjang yang jauh dari kesan mewah dan elegan namun hampir setiap malam memberikan mimpi-mimpi yang mendamaikan, dengan perlahan aku mulai menyikap jendela dan merasakan sejuknya belaian angin sepoi pagi dan embun yang terus merayapi sekujur tubuh yang selalu memberikan sejuta semangat untuk ku kembali mengarungi hidup.</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Selamat pagi dunia, selamat pagi matahari begitulah yang selalu aku ucapkan hampir setiap pagi, dengan sedikit menyeka mataku aku mulai berjalan ke pancuran sumur untuk mengambil air wudhu, sementara itu aku sudah mendengar di dapur ibu yang hampir setiap pagi selalu menyiapkan sarapan telah dengan bijaksanaya memasak buat ku dan buat keluarga, selesai melaksanakan sholat shubuh, aku mulai berjalan menuju halaman belakang rumah, ya hampir setiap pagi disana telah menunggu kedatanganku, teman-teman bermainku setiap hari dikala pikiran penat, teman yang selalu aku fikirkan karna mereka semua juga bagian penopang hidup keluargaku, wek…wek…. petok,,,petok,,,, ngos…ngoss,,,,wek,,,,,,wek,,wek….. dengan bersahutan mereka mengucakkan selamat pagi padaku, mereka antri menunggu jatah sarapan pagi buat mereka yang telah aku siapkan dari kemarin sore.. </span></span> </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Selesai memberikan sarapan kepada teman-temanku, aku mulai menuju rumah mereka, sebuah kandang kecil dibelakang rumah dan wah luar biasa disana aku menemukan butiran-butiran seukuran bola-bola pimpong juga bola-bola kasti namun lebih kecil sedikit dengan bentuk bulat oval, Alhamdulilah…. gumanku dalam hati diikuti seutas senyum dari batinku, rupanya hari ini teman-temanku kembali menyumbangkan tambahan penghasilan buat keluargaku juga lauk sarapan pagiku, dengan riang aku mulai mengambil satu-persatu butiran telur yang berserakan di kandang,oh ya sudah menjadi hal yang biasa bagi si wek…wek… Bebek kalau bertelur tidak memperhatikan tempat, satu persatu telur..telur itu kumasukan ember dan setelah semuanya masuk aku bawa kedapur disana aku mulai mengelap satu persatu butiran-butiran itu untuk membersihkanya dari kotoran, dan dengan perasaan riang setelah semuanya selesai kubersihkan kupersembahkan telur-telur itu kepada ibu didapur…</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Satu tanggung jawab sudah selesai aku kerjakan, kembali dengan riang aku mulai menuju kesudut rumah disana sudah menunggu sapu dan <i>cikrak</i> (tempat sampah) aku menghampiri dan mengambil nya untuk kemudia menyapu halaman rumahku…. nah inilah rutinitas pagi yang juga aku lakukan setiap hari… membersihkan halaman rumah… menyapu seluruh pekarangan istanaku……</span></span></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-size:100%;"><span style="font-family:Times New Roman, serif;">Jam sudah menunjukan pukul 05.30 berarti sudah waktunya aku untuk mandi, dan mulai membersihkan diri untuk berangkat sekolah, sarapan dan menyiapkan semua bekal perjalananku kesekolah… ow ya letak sekolahanku cukup jauh dari rumah aku harus naik sepeda ontel kurang lebih 45 menit, selesai sarapan, pukul 05.45 biasanya aku langsung berangkat kesekolah dengan tak lupa sebelumnya berpamitan dengan kedua orang tuaku dan saudara yang mungkin kebetulan ada dirumah. dengan perasaan riang aku mulai menyusuri jalanan pagi ditemani sejuknya embun pedalaman sumatra dan semilir dingin yang masih terasa menusuk sum-sum kulitku. dengan sejuta semangat demi mendapatkan ilmu untuk masa depan yang lebih baik, aku terus menggenjot ontel kesayanganku, diantara jalanan yang berlubang riuh rendah suara burung dan hamparan sawah di sekelilingku, hanya demi satu ILMU……… <b>(Bersambung). @ edi</b></span></span></p>Unknownnoreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-7803418379603676782008-06-11T12:28:00.002+07:002010-02-17T10:44:20.658+07:00UERO 2008: PENENANG GUNDAH DIKALA SUSAH<p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="center"><b>UERO 2008: PENENANG GUNDAH DIKALA SUSAH</b></p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Kembali perhelatan akbar bola dunia di gelar. Perhelatan yang berlangsung di dua Negara Eropa benar-benar membius para pencinta bola di seluruh dunia, kejuaraan empat tahunan ini nyaris melupakan sejenak segenap himpitan beban hidup yang saat ini dirasakan oleh sebagian besar masyarakat indonesia, kenaikan harga bahan bakar minyak yang selangit seakan bisa hilang sesaat dengan riangnya menonton laga bola dunia bersama keluarga ataupun teman sejawat.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Event yang berlangsung selama 23 hari dengan 31 pertandingan dan diikuti oleh 16 negara ini semakin menyita perhatian publik, satu peluang baru sebenarnya telah menunggu didepan mata, Bagi masyarakat Indonesia yang notabenenya saat ini tengah dilanda sejuta masalah, dengan adanya event bola dunia EURO dapat dimanfaatkan dalam meraih peluang bisnis, untuk kembali membuat dapur ngebul. Ditengah himpitan hidup yang kian menyiksa akibat melambungnya harga bahan bakar minyak saat ini, dari event bola masyarakat bisa menarik benang merah peluang usaha, mungkin dengan memulai membuat pernak-pernik sederhana tentang bola, membuat tempat ngopi untuk nonton bola bersama, membuat sablon kaos tim yang berlaga di uero. Atau juga peluang usaha seperti membuat stiker atau pun membuat news letter tentang para pemain-pemain yang berlaga di uero juga tim-tim kesebelasan. Coba bayangkan dari 368 pemain, 8 stadion, dan dari 2 negara tempat perhelatan akbar tersebut berlangsung pastinya akan banyak ide dan celah-celah yang dapat kita ambil sebagai peluang usaha.</p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Pangsa pasar terhampar luas. Ya, Peluang usaha yang dapat diciptakan nanti tentunya akan memiliki pangsa pasar yang tidak sedikit, coba kita analisa jumlah fanatik bola di negeri ini sungguh luar biasa banyaknya hampir 50% bakan bisa lebih penduduk di tiap kota dimasing-masing kota kecamatan, kabupaten, propinsi, bahkan di desa-desa di Indonesia adalah penggemar bola, berarti jelas bahwa pangsa pasar dari peluang usaha yang akan diciptakan sangatlah fantastis. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Biarlah pemerintah republik ini bermasyuk ria dengan kebijakan yang terus menyengsarakan rakyatnya, namun yang terpenting masyarakat Indonesia harus dan tetap memiliki semangat untuk bertahan hidup, kita buang keputusasaan, peluang usaha ada didepan mata, ada banyak kesempatan untuk terus berkarya, dan yang paling utama jangan sampai masyarakat terprovokasi dengan adanya konflik horosontal yang coba mulai digulirkan di Republik ini. Tidak perlu ikut-ikutan baku hantam terhadap sesama atau yang berbeda agama. Melalui ajang bola kita akurkan seluruh element masyarakat Indonesia. Rakyat Indonesia berhak untuk tersenyum bahagia, bukan jeritan tangis memilukan yang selalu terdengar melalui berbagai headline berita. Tolak dan jangan dengarkan jika ada provokasi-provokasi yang sengaja dilakukan melalui event, atau forum penggemar bola, sudah bukan zamannya lagi baku hantam sesama rakyat, yang perlu kita lawan bersama adalah para kaum pemodal dan elit politik busuk. yang perlu terus kita demo bersama-sama adalah rezim yang lalim dengan masyarakatnya yang telah dengan semena-mena menaikan BBM. </p> <p style="text-indent: 0.5in; margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> Ambil peluang, pilih tempat, tetapkan ide, lalu realisasikan, jadikan ajang UERO 2008 ini sebagai penenang gundah dikala susah. Jadikan UERO 2008 sebagai peluang USAHA RAKYAT, HIDUP PENGGEMAR BOLA, HIDUP RAKYAT.@ (edi cerdaspos)<br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"><br /></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 200%;" align="justify"> </p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-51027510152683393992008-06-11T12:26:00.001+07:002010-02-17T10:45:11.156+07:00Istilah-Istilah dalam Dunia Pers/Jurnalistik<p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="center"> <b><span lang="id-ID"><span style="font-size:180%;"><span style="font-family:Garamond, serif;">Istilah-Istilah dalam Dunia Pers/Jurnalistik</span></span></span></b></p> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="center" lang="id-ID"><br /></p> <ul><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Perusahaan pers</b> adalah badan hukum Indonesia yang menyelenggarakan usaha pers meliputi perusahaan media cetak,media elektronik, dan kantor berita, serta perusahaan media lainnya yang secara khusus menyelenggarakan, menyiarkan, atau menyalurkan informasi.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Kantor berita</b> adalah perusahaan pers yang melayani media cetak,media elektronik, atau media lainnya serta masyarakat umum dalam memperoleh informasi.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Wartawan</b> adalah orang yang secara teratur melaksanakan kegiatan jurnalistik.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Organisasi pers</b> adalah organisasi wartawan dan organisasi perusahaan pers.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Pers nasional</b> adalah pers yang diselenggarakan oleh perusahaan pers Indonesia.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Pers asing</b> adalah pers yang diselenggarakan oleh pers asing.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Penyensoran</b> adalah penghapusan secara paksa sebagian atau seluruh materi informasi yang akan diterbitkan atau disiarkan,atau tiddakan teguran atau peringatan yang bersifat mengancam dari pihak manapun, dan atau kewajiban melapor, serta memperoleh izin dari pihak berwajib, dalam pelaksanaan kegiatan jurnalistik.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Pembredelan</b> atau pelarangan penyiaran adalah penghentian penerbitan dan peredaran atau penyiaran secara paksa atau melawan hukum.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Hak Tolak</b> adalah hak wartawan karena propesinya, untuk menolak mengungkapkan nama dan atau identitas lainya dari sumber berita yang harus dirahasiahkan.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Hak Jawab</b> adalah hak seseorang atau kelompok orang untuk memberikan tanggapan dan sanggahan terhadap pemberitaan berupa fakta yag merugikan nama baiknya.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Hak Koreksi</b> adalah hak setiap orang untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya maupun tentang orang lain.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Kewajiban Koreksi</b> adalah keharusan melakukan koreksi atau ralat terhadap suatu informasi, data, fakta, opini, atau gambar yang tidak benar yang telah diberitakan oleh pers yang bersangkutan.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Kode Etik Jurnalistik</b> adalah himpunan etika profesi kewartawannan.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Delik Pers</b> adalah Delik yang terdapat dalam KUH Pidana, tetapi tidak merupakan delik yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari delik khusus yang berlaku umum. </span></span></span> </p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Lay Out </b>lebih mengarah ke grafis/gambar/ilustrasi/non kata atau perwajahan/tata letak, termasuk setting.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Setting </b>adalah tata letak kata/permainan hurup(besar/ kecil dan bentuk tulisan )</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Editing</b> untuk menambah/mengurangi kata atau pembenaran kata, merupakan proses koreksi.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Re-Wraiting</b>, merupakan proses penulisan ulang, baik dalam bahasa Inggris/dll, marangkum berita-berita luar negeri yang pada umumnya tidak boleh hunting langsung tapi diberitakan oleh kita (exs. Kantor berita Antara,Reuters dll)</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Hunting,</b> keseluruhan proses pencaharian berita/berburu berita atau photo.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Dead-Line</b>, waktu akhir pengumpulan berita.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Koresponden</b>, wartawan yang ditempatkan diluar daerah (ini resmi,tercatat,dll)</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Freelance</b>, penulis lepas</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Quate</b>, petikan-petikan terpenting/menonjol/membuat heboh/paling menarik pembaca yang biasanya diambil dari keseluruhan berita. Pada dasarnya, maksusnya untuk memberikan poin yang menarik bagi pembaca.</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Caption</b>, keterangan photo</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Balance</b>, berita yang berimbang antara nara sumber dengan pencari berita (harus dicari berita benar/tidak, dikonfirmasikan....)</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify"><span lang="id-ID"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" ><span style="font-family:Garamond, serif;"><b>Chek & Recheck</b>, merupakan proses sebelum balance (mengcek kebenaran suatu berita )</span></span></span></p> </li><li><p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify" lang="id-ID"> <span style="font-family:Garamond, serif;"><span style="font-size: 11pt;font-size:85%;" >Dll.</span></span></p> </li></ul> <p style="margin-bottom: 0in; line-height: 150%;" align="justify" lang="id-ID"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-19740706857052823972008-06-11T12:23:00.002+07:002010-02-17T10:46:50.837+07:00KEADAAN SOSIAL "Aksi Massa TAN MALAKA"<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western">VI</h3> <h3 class="western">KEADAAN SOSIAL</h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kecurangan tukang waning Belanda yang sudah tiga ratus tahun dalam dunia imperialistis yang disebut kolonisator menciptakan pertentangan sosial dan kebangsaan yang satu-satunya di seluruh Asia. Di satu pihak tampak kapital yang beranak pinak dalam pertanian yang sangat modern, dengan produksi yang sangat tinggi dan dengan jalinan hubungan internasional yang bersatu dalam sejumlah sindikat dan <em>trust</em> yang memberi untung yang berlipat ganda. Di lain pihak, tampak kaum tani, pedagang-pedagang kecil dijadikan buruh. Mereka berjubel-jubel sebagai buruh industri di kota-kota dan buruh tani di kebun-kebun. Semua ini melahirkan kesengsaraan, perbudakan dan kegelisahan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika pertentangan kelas yang sebenarnya menyerupai satu jurang yang tak dapat ditimbun, yang di negeri-negeri Barat dan Jepang menimbulkan sosialisme, anarkisme dan bolsyevisme, di Indonesia jurang itu diperdalam lagi oleh pertentangan bangsa Belanda kontra Indonesia. Pertentangan ini, meskipun bukan satu sebab yang terpenting, tetapi mungkin sekali dapat memancing perang-perang kemerdekaan. "Pertentangan" Belanda kapitalist dengan buruh Indonesia, itulah nisbah sosial kita yang berbeda dengan negeri-negeri lain. Pertentangan ini lahir dalam bentuk yang setajam-tajamnya. Ketajaman itu bukan saja disebabkan oleh ketiadaan kapital modern dar bangsa Indonesia, melainkan juga oleh perbedaan agama, bangsa, bahasa, adat istiadat antara penjajah dan si terjajah.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di negeri-negeri kapitalis yang maju, pertentangan sosial terbagi atas dua kelas: kelas kaum kapitalis dengar para pengikutnya dan kelas buruh. Kaum kapitalis ialah yang mempunyai tanah, pabrik, kereta api, kapal dan bank, dan menambah kekayaan dalam keadaan biasa dengan jerih payah kaum buruh yang tidak dibayar, yang dilukiskan oleh Marx "<em>met de zijn kapitaal geaccumuleenk meerwaarde</em>". Kaum buruh ialah mereka yang kepunyaan dan tanahnya dirampas oleh kapitalis. Mereka yang dulunya adalah petani dan pedagang kecil, tetapi waktu ini segala miliknya punah sama sekali kecuali tenaga, badan dan nyawa. Harga tenaga ini "tunduk" kepada turun naiknya harga di pasar tenaga. Kaum kapitalis hidup dari pemerasan dan kaum buruh dari upah kerjanya. Upah ini disebabkan oleh "undang-undang besi" dalam "tawar-menawar" di pasar tenaga — tidak dapat menutup harga kerja yang dilakukan (karena persaingan hebat di pasar tenaga dan kecemasan akan mati kelaparan, terpaksa buruh itu menerima upah yang serendah-rendahnya).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Supaya dapat mengadakan pemerasan atas kelas buruh yang jumlahnya lebih besar, kelas kapitalis yang jumlahnya kecil, mempergunakan "senjata gaib", seperti sekolah, gereja atau masjid, dan surat kabar, juga perkakas kelas seperti polisi, tentara, penjara, dan justisi. Parlemen, masjid, gereja, sekolah dan surat-surat kabar berdaya upaya menidurkan dan melemahkan hati buruh dengan pendidikan yang banyak mengandung racun. Bila mereka tak dapat berlaku seperti itu, dipergunakanlah penjara, polisi dan militer.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Persaingan ekonomi sesama kaum kapitalis menyebabkan timbulnya kongsi. Mereka dapat melawan musuh-musuhnya yang terpencil. Kalau kongsi dalam persaingan "mati-matian" tak dapat menaklukkan lawannya, ia mencoba mengadakan kompromi. Kedua kongsi yang dulunya bermusuhan, sekarang menjadi satu sindikat. Demikianlah mereka dapat menaikkan harga barangbarangnya dengan sesuka hati, sehingga merugikan si pembëli (buruh dan tani miskin).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jadi, sindikat itu adalah gabungan dari beberapa kongsi. Akan tetapi kongsi bekerja itu menurut caranya sendiri dan merdeka seperti biasa. Supaya kekuatannya bertambah besar dan terpusat ke satu pimpinan untuk perjuangan ekonomi, dibentuklah satu <em>trust</em>. Jadi, sindikat mempunyai banyak ketua, sedangkan <em>trust</em> seorang saja, dan begitu juga cara kerjanya, sebuah <em>trust</em> dapat secara lebih sempurna menguasai pasar dunia daripada sindikat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di pasar negeri-negeri Barat, terutama Amerika, kita lihat sejumlah tambang arang, industri besi, pabrik-pabrik minyak dan maskapai kapal yang dulunya terpecah-pecah sekarang bersatu dalam <em>trust</em> yang besar, dikepalai oleh raja-raja <em>trust</em>. Kita dengar nama-nama seperti Morgan Raja Bank, Rockefeiler Raja Minyak, Carnagie Raja Baja dan Ford Raja Mobil.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di Jerman kita lihat bagaimana trust yang banyak itu diikat menjadi satu "gabungan <em>trust</em>". Pabrik-pabrik besi, arang dan kertas, maskapai kapal dan kereta api semuanya tunduk di bawah pimpinan Stinnes yang baru meninggal dunia. Demikianlah, Stinnes dapat menguasai harga bahan-bahan mentah dan barang-barang pabrik, selanjutnya ongkos pengangkutan dan advertensi dari barang-barang pabrik itu. Pembentukan trust seperti ini ditiru pula oleh bank-bank yang menyatukan diri dari maskapai menjadi sindikat, dari sindikat ke <em>trust</em> dan dari <em>trust</em> ke gabungan <em>trust</em>.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bank meminjamkan uang kepada industri dan perkebunan; bank itu senantiasa bertambah kaya oleh bunga uang yang tinggi, yang dibayar oleh si peminjam. Akan tetapi, bunga uang yang tinggi itu ditarik si peminjam dari buruh mereka, dan si buruh menarik hanya dari keringat dan tenaganya. Kepada negara, bank juga meminjamkan uang yang mesti dibayar dengan bunga yang tidak rendah. Bank negara pada gilirannya menarik pajak yang banyak sekali dari kaum buruh (sebab merekalah yang terbanyak jumlahnya) untuk membayar utang itu beserta bunganya. Ke negeri-negeri asing, bank memimjamkan uangnya dengan bunga yang serupa. Bank, "benteng kapitalisme", jadi penguasa industri, pertanian dan pemerintahan suatu negeri, dan dengan penanaman modal di negeri asing itu, ia juga menguasai negeri-negeri itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Supaya tetap memperoleh bunga, maka ia jugalah yang mengangkat dan memberhentikan kepala-kepala industri, ahli negara dan ahli politik, dan langsung atau tidak menggaji atau menyuap mereka. Dengan adanya trust maka ditaruhnya pimpinan perusahaan bank ke tangan beberapa bankir. Jadi, bangkirlah pada hakikatnya yang jadi pemimpin industri, pengangkutan, pertanian perdagangan, negara dan politik, pendeknya masyarakat kapitalis modern.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, tampaklah kepada kita bahwa makin maju kapitalisme, makin sedikit orang yang berharta dan jumlah kaum buruh miskin menjadi lebih besar. Di negeri-negeri kapitalistis yang cerdas seperti Inggris, Jerman dan Amerika, jumlah buruh yang pandai dan yang tidak kurang lebih 75% dari penduduk. Jumlahnya pemangku tangan, tetapi berkapital dan produksi makin lama makin sedikit. Kekuasaan dan kekayaan mereka semakin besar. Jumlah buruh, tapi tak mempunyai apa-apa, makin lama makin banyak, dan organisasi mereka demikian pula. Pertentangan kaum pemangku tangan dengan buruh miskin makin lama semakin tajam dan akhirnya menimbulkan revolusi sosial.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di Indonesia proses kapitalisasi itu hampir tidak berbeda dengan garis-garis besar yang diuraikan di atas. Saudagar-saudagar Indonesia dan perusahaan yang kecil-kecil sudah lama lenyap dari masyarakat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Beberapa juta jiwa sekarang hidup dalam keadaan "pagi makan, petang tidak". Mereka tidak bertanah dan beralat lagi, tidak berpengharapan di belakang hari. Kekuasaan atas tanah pabrik, alat-alat pengangkutan dan badan perdagangan, kini semuanya dipesatkan dalam tangan beberapa sindikat seperti Avros, Suikersyndikaat, Handeslvereeniging Amsterdam dan lain-lain. Pimpinan sindikat-sindikat besar itu tergantung di tangan beberapa orang kapitalis.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pertentangan sosial antara kapitalis dan buruh di Indonesia — berhubungan dengan satu dan lain hal — lebih tajam daripada apa yang kelihatan oleh mata. Keuntungan besar dari gula, minyak, karet, kopi, teh dan lain-lain sebagian besar mengalir ke Eropa, ke kantong bangsa Belanda, dan sebagian kecil ada juga kembali ke Indonesia, tetapi bukan sebagai kenaikan gaji buruh, melainkan sebagai penambah "kapital" yang sudah ada, buat jadi "alat penghisap" yang baru pula. Sebagian besar keuntungan itu ada di negeri Belanda sebagai gaji uang verlof atau pensiun pegawai-pegawai Belanda.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kemalangan nasib buruh Indonesia hanya dapat diperbaiki dengan jalan menaikkan gaji mereka yang sepadan (dengan memperhatikan) harga barang keperluan sehari-hari. Dengan pembukaan beberapa kebun besar, memang ada kaum buruh atau penganggur yang mendapat pekerjaan, tetapi sebaliknya tanah mereka disewakan dan dijual hingga banyak petani yang kehilangan miliknya. Tambahan lagi, karena perluasan kapitalisasi itu, barang keperluan sehari-hari bertambah tinggi harganya. Sungguh tak dapat dipungkiri bahwa kenaikan harga barang dalam sepuluh tahun belakangan ini tidak sejalan dengan kenaikan gaji buruh.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Demikianlah rakyat Indonesia tambah lama tambah miskin sebab gaji mereka tetap seperti biasa (malahan kerapkali diturunkan), sementara barang-barang makanan semakin mahal. Dan oleh persaingan yang makin lama makin hebat, karena cacah jiwa cepat sekali bertambahnya dan kuat, berkuranglah kepastian akan mendapat pekerjaan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika kaum kapitalis itu bangsa Indonesia, tentulah kemiskinan dan kemelaratan tak akan sepedih itu sebab sisa keuntungan yang sangat banyak itu mungkin dilemparkan pada rakyat. Gaji buruh boleh jadi dinaikkan; pengajaran, koperasi rakyat, industrialisasi dan kesehatan mungkin diperhatikan dan diperbaiki. Sekarang tak semua itu terjadi, sebab untung yang berlipat ganda terus menerus diangkut dari Indonesia keluar negeri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Selain dari proses pengeringan ini, pertentangan sosial dipertajam oleh perbedaan bangsa dan apa saja yang bersangkutan dengan hal itu. Kaum kapitalis berbahasa lain dari rakyat dan pemerintah bukan pemerintah rakyat. Kaum kapitalis dan pemerintah memeluk agama lain, mempunyai kesusilaan dan kebiasaan lain, serta ideologinya berbeda dengan rakyat. Dalam pergaulan sehari-hari antara kapitalis dan buruh, antara pemerintah dan rakyat, yang tersebut tadi penting sekali. Kapitalis Belanda tidak mengenal buruhnya, pemerintah Belanda mengenal rakyatnya. Bukan dia tak ingin mengenal rakyat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Meskipun dia sekiranya mau berbuat serupa itu, tidaklah mudah bagi Belanda akan menyelami batin penghuni khatulistiwa ini sebab mereka tidak menyiapkan faktor-faktor yang perlu, seperti pendidikan, bahasa pergaulan sosial dan kepercayaan rakyat. Oleh karena itulah, Belanda yang katanya "sopan" kerapkali mengeluarkan kata-kata yang kotor terhadap bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidak akan menyukai pemerintah Belanda. Sebagaimana Filipina yang tak langsung merasakan kekuasaan Gubernur Jenderal Amerika dan boleh dikatakan tidak mendapat kesusahan dari pembesar-pembesar Amerika, masih saja terus mereka menuntut kemerdekaannya, demikian jugalah bangsa Indonesia-selatan akan tetap menagih kemerdekaan yang mutlak dan seluas-luasnya. Sebagaimana seorang manusia tak suka diganggu dan dikuasai oleh orang lain, demikian pula rakyat. Mereka lama-kelamaan tak akan membiarkan dirinya dijajah atau dikuasai oleh bangsa lain.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Terserah kepada kita memperhatikan, apakah pertentangan Belanda kapitalis dan Indonesia buruh akan tetap selama-lamanya atau sementara waktu saja!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pertentangan ini lambat laun berkurang bila pemerintah sekarang, bukan nanti, mengadakan perubahan besar, perbaikan ekonomi, politik dan sosial yang memperbaiki keadaan seluruh rakyat Indonesia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Hak ini hanya terjadi dengan mendirikan industri baru (kapas, karet, pabrik-pabrik mesin, perkapalan, tambang dan lain-lain), membuka pertanian besar-besar dan memperbanyak jalan-jalan raya, mendirikan koperasi rakyat dengan bunga yang rendah, memberi bantuan pikiran dan bahan kepada kaum tani, tanah kepada bekas-bekas petani yang miskin, menaikan gaji buruh dan mengurangkan jam bekerja, meringankan atau menghapuskan pajak dan membesarkan pajak perkebunan atau kebun-kebun besar, dan industri dijadikan hak bersama, yaitu pemerintah, memberikan hak dalam pemilihan umum yang seluas-luasnya kepada bumiputra, mendirikan perwakilan rakyat yang "sejati" yang daripadanya dipilih satu badan yang bertanggung jawab sepenuh-penuhnya kepada rakyat Indonesia, menghapuskan segala badan birokrasi yang tak berfaedah, seperti <em>Raad van Indie</em>, <em>de Alt gemeene Secretaris</em> dan lain lain.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tentu tak akan terjadi!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Setengah dari itu pun tak akan terjadi. Taruhlah secara tiba-tiba imperialis Belanda melemparkan "politik warung kecilnya" dan mempergunakan politik kolonial sesungguhnya, itu sudah terlambat! Sekali lagi terlambat! Imperialisme Belanda tak punya cita-cita, keberanian dan alat-alat untuk mengadakan perubahan yang berarti sedikit. Ia terlalu "daif" (lemah) untuk melakukannya dan tidak ada pula borjuasi bumiputra modern dapat membantunya.<br /><br />Adapun "kapital luar negeri" yang bertitik-titik beberapa dollar dari wallstreet hanya seumpama beberapa butir kerikil yang dilemparkan untuk menimbuni jurang yang sangat dalam antara imperialisme Belanda dan rakyat Indonesia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perbaikan radikal seperti di Filipina dapat dan mau Amerika jalankan, bila ia menerima kekuasaan politik di Indonesia dari Belanda si tukang warung itu. Jika terjadi yang seperti ini, Amerika dalam waktu yang singkat niscaya akan datang di Indonesia dengan beberapa ribu juta rupiah. Tetapi mustahil! Sebab bertentangan dengan kepentingan dan "kehormatan" Belanda. Sebab kapital Amerika yang besar di Indonesia akan mendesak kapital Belanda ke sisi! Dan kalau keuangan terikat, kapital Belanda tak berarti (dan tukang warung Belanda terpaksa jadi boneka-boneka Paman Sam).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tentu saja "Meneerge" tidak mau! Tambahan lagi yang tak kurang pentingnya, ini berarti kekuasaan ekonomi dan politik Amerika akan bertambah besar di bagian yang strategis dan penting sekali di Pasifik. Hal itu tentulah dengan sekuat-kuatnya akan ditentang oleh Inggris dan Jepang yang dengki, dan mungkin akan menimbulkan perang dunia yang lama dan dahsyat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Oleh sebab itu, bagi Belanda cilik yang enggan musnah, lebih baik ia berbuat sesukanya sambil menunggu keruntuhannya. Lagi pula, penjajah lain (Inggris, Amerika dan Jepang) lebih baik membiarkan Belanda bergumul dengan jajahannya yang mulai durhaka.</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> BERSAMBUNG...................Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-70984595039125899542008-06-11T12:22:00.002+07:002010-02-17T10:47:29.809+07:00KEADAAN RAKYAT INDONESIA<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western">V</h3> <h3 class="western">KEADAAN RAKYAT INDONESIA</h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>1. Kemelaratan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Berapa ribu, bahkan berapa ratus ribu rakyat Indonesia yang meringkuk dengan perut kosong di atas balai-balai setiap hari saat melepas lelahnya, tak terjelaskan dengan tepat. Pemerintah punya catatan angka-angka yang lengkap tentang kebun-kebun dan perusahaan yang menguntungkan, terutama nama-nama orang yang wajib membayar pajak, tetapi lupa memberi kepastian tentang penghidupan rakyat seluruhnya. Betul kadang-kadang dibentuk oleh pemerintah suatu panitia, tapi badan itu tak mewakili rakyat, dan tentu saja panitia itu tidak pernah mendakwa kapital besar, meskipun mencela saja. Pemeriksaan "teratur" dan "merdeka" sebagai bukti maksud-maksud yang suci, belum pernah kedengaran.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika kita mau tahu berapa jumlah buruh industri, kebun-kebun dan pengangkutan, tentulah dengan jalan itu kita ketahui berapa banyaknya "budak belian kolonial" yang kelaparan di Indonesia sebab sebagian besar dari buruh industri itu miskin, sebab kepada perusahaan besar-besar itu, mereka harus menjual atau menyewakan tanahnya, hingga akhirnya kehilangan tanah dan mata pencaharian.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Hal itu tidak mungkin disebabkan oleh ketakpedulian dan kelalaian pemerintah. Meskipun kita bekerja dengan angka-angka yang tak cukup, ini belum berarti bahwa keadaan rakyat Indonesia adalah buku yang tertutup bagi kita; bahkan sebaliknya tak dapat diduga bahwa dua sampai tiga juta budak yang tertindas menerima upah yang hanya cukup bertahan agar mati kelaparan. Bagian yang terbesar dari mereka berorganisasi. Mereka itu misalnya buruh kereta api, tukang sapu, kuli barang dan tukang rem, yang mulai bekerja dengan gaji f 15 — dengan satu sampai dua rupiah kenaikan setiap tahun — dan mencapai maksimum f 30 sampai f 40 sebulan apabila mereka sudah beruban. Sungguh gaji itu terlalu sedikit di zaman kapitalisme, dan hal ini sangat menyedihkan, mengingat kepada kecermatan dan tanggung jawab sekumpulan buruh itu bergantung hidup beribu-ribu manusia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika beratus ribu buruh gula yang karena tak berorganisasi tidak berani meminta tambah gajinya; Jika kaum tani yang kehilangan tanah hanya bekerja beberapa bulan dalam setahun dengan gaji 30 atau 40 sen sehari, yakni di waktu memotong tebu; jika 250 sampai 300 ribu kuli kontrak — yang dinamakan "kuli merdeka" di Sumatera Timur — mendapat upah 30 sampai 40 sen sehari, siapakah yang berani mengatakan bahwa di masa ini seseorang (meskipun ia seorang inlander!), dengan anak bininya, dapat hidup sebagai manusia dengan upah 12 sampai dengan 25 rupiah sebulan? Jika ada orang yang berkata seperti itu, ia adalah seekor keledai atau lebih hina lagi adalah seorang "pengkhianat".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tukang-tukang besi segolongan buruh yang besar gajinya di negeri-negeri lain, di Surabaya sangat rendah gajinya, tinggal seperti di kandang anjing, makanan, pakaian dan keperluan hidup lain-lain tak cukup, hingga kekallah mereka jadi mangsa lintah darat Tionghoa dan Arab. Kita masih mendengar gaji mereka antara 30 sampai 40 rupiah. Di Surabaya yang dikenal sebagai kota dagang, gaji itu berarti sekadar penghalang agar jangan sampai mati.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Siapakah nama gubernur jendral yang pada suatu hari dengan malu-malu menceritakan bahwa beribu-ribu kuli di pelabuhan Jakarta, sebab upah mereka tidak cukup untuk menyewa gubuk yang sangat dicintai oleh orang-orang Jawa? Sudah begitu memalukan dan tak menentunya nasib kaum buruh yang nota bene masih kerja itu, bagaimanakah halnya kaum penganggur yang makin lama makin banyak itu?</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dalam <em>Verslag van de Suiker Enquete Commissie</em> (hlm. 99) kita baca kalimat yang sangat berarti: "Agaknya setengah dari keluarga rakyat di Pulau Jawa termasuk orang yang mempunyai tanah, dan selebihnya hidup dari perusahaan dan perdagangan bumiputra ataupun bukan. Di sana tentulah beratus ribu manusia yang tak punya apa apa, yang kadang-kadang bekerja pada salah seorang peladang dan dengan tidak pada tempatnya menamakan dirinya petani". Selain itu, di kota-kota tidak sedikit orang yang bergelandangan di sepanjang jalan, makan sesuap kala pagi dan sesuap kala petang. Kita tidak mempunyai statistik yang lengkap, benar dan sah tentang berapa jumlahnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi siapapun yang pernah tinggal di kota gula seperti Banyumas, Solo, Kediri dan Surabaya, serta ia sungguh memperhatikan kehidupan rakyat, ia akan tercengang dengan "kesabaran" dan "kebetahan" rakyat menanggung kesusahannya, bahwa pajak jauh melewati kesanggupan penduduk, tidak asing lagi bagi orang-orang pemerintah.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Semua dan setiap yang bernyawa (meskipun dia tidak berpencaharian) mesti membayar pajak. Kutipan-kutipan dari segala pihak dapat kita cantumkan, tetapi, karena kita anggap tidak berfaedah, tak perlu kita tambahkan di sini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">(Sepintas lalu kita katakan bahwa industri besar-besar dan kongsi-kongsi perdagangan juga membayar pajak. Akan tetapi, hal itu adalah perkara perjanjian belaka, karena dengan berbagai cara, pajak itu dapat ditimpakan di atas kepala rakyat Indonesia yang melarat dan tak punya hak lagi itu).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Padoux, penasihat pemerintah Tiongkok dalam "Memorandum for the National Commission for Study of Financial Problem", menentukan bahwa setiap kepala di Filipina, Indo-Cina, Prancis, Siam, Indonesia, dan Tiongkok masing-masing membayar pajak $7.50, 8.50, 9.50, 15.50, dan 1,20.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jadi, pajak yang tertinggi di Indonesia! yaitu dua kali Filipina, hampir dua kali Indo-Cina, Prancis, dan dua belas kali Tiongkok. Perhitungan itu diambil menurut perbandingan sebelum tahun 1923. Waktu itu masih ada "Inlandsch Verponding" — satu perbuatan hina yang tidak tahu malu — sebagaimana yang belum pernah dilakukan oleh seorang raja yang selalim-lalimnya di Jawa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Mr. Yeekes menerangkan dalam "de Opbouw" (tahun 1923) bahwa pendapatan rakyat Indonesia pukul rata f 196 setahun. Dari pendapatan itu banyak yang harus dikeluarkan sebagai pembayar pajak, dan di luar Jawa untuk rodi pula, hingga pendapatan sebulan tinggal f 13. Satu angka yang jauh di bawah minimum. Perhitungan Mr. Yeekes ini adalah untuk seluruh Indonesia, jadi penda-patan rakyat di Jawa Tengah tentu lebih sedikit lagi.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kita di zaman modern ini sedih dan heran melihat orang Jawa yang tinggal di pondok-pondok rombeng atau tak bertempat tinggal sama sekali, kelaparan dan berpakaian kotor compang-camping, hidup dalam iklim yang sangat membahayakan sebagai di Indonesia, kurang terawat kesehatannya, disebabkan wabah malaria, cacing tam-\bang, kolera dan sampar; "hanya" ratusan ribu yang mati di waktu penyakit itu merajalela.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Suatu keuletan yang patut dipuji!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>2. Kegelapan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Masih saja "pemerintah tani dan tukang warung" Belanda takut kepada Universitas dan Sekolah Tinggi seperti kepada hantu. Masih saja belum terlepas ia dari gangguan momok "buruh intelektual". Ia sudah berbuat keliru dalam pandangan politik pengajaran Inggris dan mengambil kesimpulan yang salah. Ia terlalu bodoh untuk memikirkan bahwa berhubung dengan wawasan dan kecakapan imperialisme Inggrislah, maka dulu sudah ada kaum terpelajar di India yang pada masa sulit kerapkali membantu pemerintah Inggris, dan juga berkat adanya kelas intelektual, termasuk juga kaum ekstrimis, maka Tilak dan Mahatma Gandhi beroleh kemenangan ekonomi dengan gerakan boikotnya yang luas. Dan pula karena Inggris bekerja sama dengan borjuasi bumiputra modern, di lapangan politik dan ekonomi, maka Inggris dapat memerintah terus di India walaupun digempur oleh gerakan noncooperation baru-baru ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pemerintah Belanda di dalam perdebatan selalu mengemukakan pelbagai keberatan terhadap pendirian universitas di Indonesia, yaitu keberatan yang hanya dapat diterima oleh anak-anak kecil. Semua dalilnya hanya terpakai di zaman timbulnya penjajahan dan dapat disimpulkan dalam alasan-alasan di bawah ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">1. Bahwa pemerintah ini, sesudah menyesal, seharusnya sekarang menjadikan dirinya pendidik rakyat Indonesia dengan belanja rakyat sendiri dan sepatutnya memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada anak-anak Indonesia, jika ia tidak doyan omong kosong.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">2. Bahwa bangsa Indonesia baik otak maupun kebangsaan tidak lebih tinggi, juga sebaliknya tidak lebih rendah dari bangsa mana saja, dan bahwa mereka itu sungguh matang untuk menerima pengajaran yang macam mana sekalipun.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">3. Bahwa universitas Indonesia yang pertama tak perlu cangkokan atau tiruan dari Eropa,tetapi dengan memperhatikan perguruan tinggi di Eropa berdasarkan pada kecerdasan rohani dan keadaan masyarakat Indonesia sendiri pada masa ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Filipina — yang 12 juta penduduknya — sudah mempunyai empat universitas dan beberapa sekolah tinggi, tapi Indonesia dengan penduduknya yang lima kali lebih banyak belum mempunyai sebuah juga.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekejap pun tak kita lupakan, bahwa bila "orang Belanda" mendirikan universitas di Indonesia, pengajarannya niscaya dan pasti lebih tinggi daripada di koloni lain sebagaimana, katanya, universitas Belanda jauh lebih tinggi daripada universitas di mana pun. Tanpa mempedulikan tabiat menurutkan kata hati sendiri itu, kita hanya ingin mengatakan kepada Belanda, "Cobalah dulu tunjukkan kecakapanmu itu di Indonesia!"</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">"<em>Perbuatan</em> itulah yang sebenarnya harus kamu buktikan!"</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi, selain duit yang bagi seorang Belanda lebih berat timbangannya daripada cita-cita dan alasan politik, ada pula pandangan politik lain yang tak dapat kita harapkan dari si Belanda tani dusun yang dungu itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Belum selang berapa lama Tuan Hardeman, Kepala Departemen Pengajaran, menerangkan dalam sidang Dewan Rakyat bahwa mendirikan suatu perguruan tinggi belum tentu melahirkan buruh terpelajar, karena kebutuhan akan buruh pelajar itu untuk sementara waktu ini berkurang, disebabkan kesukaran ekonomi yang nanti tentu akan pulih. Dengan ini lenyaplah "momok" seperti yang dibuat oleh <em>Java Bode</em>, tanggal 30 Juni.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Akibat politik pengajaran Belanda di sana-sini kelak akan kita ulas lagi. Di sini kita ingin memastikan, dengan angka-angka, bahwa perguruan rendah, menengah dan tinggi, semenjak dulu tidak cukup untuk rakyat yang berjumlah 55 juta. Hal itu harus diakui tanpa mengindahkan alasan kosong dari yang menyebut dirinya "pemerintah".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kita lewati sepintas lalu sekolah-sekolah tinggi yang sudah beberapa tahun, katanya, mengeluarkan berpuluh-puluh dokter, mister, dan insinyur. Kita tujukan pembicaraan sebentar kepada soal sekolah rendah. Jumlah anakanak yang harus masuk sekolah pada tahun 1919 adalah sebagai berikut: H.I.S. 1%, Sekolah Rakyat 5%, Sekolah Desa 8% sampai 14%. Lebih kurang 86% anak-anak yang seharusnya bersekolah tak mendapat tempat (menurut laporan kongres N.I.O.G. tahun 1923 yang diumumkan dalam <em>Indische Courant</em>). Mereka yang bisa membaca dan menulis sekarang ditaksir 5% sampai 6%, mungkin juga 2% sampai 3%.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jumlah belanja perguruan di tahun 1919 menurut kabar yang sah adalah f 20,000,000 dan f 75,000,000 untuk 150,000 orang anak-anak Eropa dan f 12,500,000 untuk anak-anak dari 55,000,000 tukang bayar pajak rakyat Indonesia. Pada tahun 1923 belanja perguruan itu f 34.452.000. Jadi, untuk seorang anak bumiputra pada waktu itu dikeluarkan 30 sen, sama artinya 1/7 dari yang dikeluarkan untuk anak Filipina.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Untuk badan-badan lain, yang memperlihatkan contoh yang baik kepada rakyat yang tak senang, seperti polisi, militer dan armada, pada tahun itu dikeluarkan belanja sebesar f 156,274,000. Tambahan pula seperti yang sudah dimufakati antara dia sama dia, di lain tahun akan dibelanjakan f 300,000,000. Satu beban yang berat sekali di atas bahu si Kromo yang merana itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kita, kaum revolusioner, pada tahun 1921 bermaksud untuk memperbaiki keteledoran pemerintah dalam pendidikan itu dengan mendirikan sekolah-sekolah sendiri. Dengan menempuh pelbagai macam kesusahan, seperti kesulitan teknis, kepegawaian, keuangan, politik dan polisi, akhirnya dapat kita dirikan di seluruh Jawa 52 buah sekolah dengan kira-kira 50,000 orang murid dan jumlah itu bertambah banyak. Akan tetapi, sekolah itu digencet dengan kekerasan. Dengan alasan yang tak cukup setiap waktu guru-guru di sekolah itu dilarang mengajar, dan orangtua murid-murid ditakut-takuti. Pukulan penghabisan dijatuhkan Serikat Hijau (sebuah kumpulan penyamun yang dikerahkan, diupah dan dipimpin oleh pemerintah dan orang-orangnya). Penyamun upahan ini disuruh membakar sekolah, menakut-nakuti dan menganiaya orang, murid dan guru-gurunya. Dan perintah dijalankan oleh mereka dengan sungguh-sungguh.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebuah pergerakan rakyat yang sehat menuju ke pemberantasan buta huruf yang dipimpin dengan gembira dan tak memandang susah payah oleh kaum revolusioner di Priangan pada tahun 1922 ditimpa nasib yang seburuk itu pula.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Politik pemerintah ini dalam soal pengajaran boleh disimpulkan dengan perkataan: "bangsa Indonesia, harus tetap bodoh supaya ketenteraman dan keamanan umum ter pelihara" .</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>3. Kelaliman dan Perbudakan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Meski sudah 300 tahun Indonesia berkenalan dengan peradaban Barat, masih saja rakyat kita hidup di dalam keadaan yang tak mengenal atau mempunyai hak. Pak tani tak pernah sehari juga mendapat kepastian tentang kepemilikan, kemerdekaan bahkan nyawanya sekalipun. Setiap tahun skrup pajak rakyat semakin keras putarannya. Kaum buruh tidak boleh mengadakan perhimpunan atau mengemukakan keberatannya. Permohonan rakyat yang pantas tidak didengarkan. Pendidikan dan pemimpin rakyat yang dipercayai rakyat dicap dan diperlakukan seperti penghasut dan bandit, dan karena itu, dengan tidak diperiksa terlebih dahulu, dimasukkan ke dalam penjara, disekap di kamar tikus, dihalau keluar negeri atau diketok kepalanya sampai mati. Permintaan dan protes yang beralasan dimusnahkan oleh birokrasi yang rupanya lebih suka tenggelam dalam kebusukannya sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekarang marilah kita persilakan Prof. Van Vollenhoyen yang termashur itu berbicara dan mencela sikap pemerintah Belanda, seperti yang tertulis dalam buku beliau <em>Indonesier en zijn Grond</em>. Indonesia boleh jadi mempunyai tidak kurang dari 70% penduduk yang hidup dari pertanian; dan karena itulah, maka penting bagi seorang terpelajar — yang kehormatan dan kedudukannya belum pernah dicurangi orang — supaya mendengar apakah yang sudah diperbuat terhadap si tani dalam beberapa tahun oleh sebuah kekuasaan yang mengaku dirinya sebagai "pengasuh rakyat" serta merasa berbuat serupa itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kita bukan hendak mengorek-orek yang sudah terjadi maka lebih dulu diperbincangkan kejadian-kejadian semenjak 60 tahun dari abad yang silam. Siapa saja tentu tahu dan membenarkan perkataan bahwa di tahun-tahun itu "orang Jawa dianiaya". Akan tetapi tidak semua orang dengan lekas melihat macam apa dan sampai ke mana batas penggencetan atas milik kaum tani itu. Untuk mengetahui hal ini, tak usah kita baca buku-buku kelaliman pemerintah Belanda ini sebagai "kaum penghasut dan penyebar kebencian", tetapi kita ambil saja perslahannya sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kesewenang-wenangan Daendels, biar bagaimana busuknya, masih dapat dianggap luar biasa. la mempunyai kekuasaan sendiri atas sawah dan ladang rakyat untuk menggaji pegawai bumiputra (hlm. 12 dan dll).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Seterusnya van Vollenhoven berkata: "dibandingkan dengan peratusan raja-raja Jawa yang hampir sama busuk dengan kebiasaan kita, "masih terbatas" dalam kerajaannya saja, Kedu, Yogyakarta dan Surakarta, tetapi kita meluaskannya sampai meliputi seluruh pulau itu" (hlm. 16).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pegawai-pegawai desa mengambil suatu kepunyaan rakyat yang baik untuknya dan diberikannya yang buruk kepada rakyat yang bodoh. Semua itu perbuatan sewenang-wenang (hlm. 17).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">"Apakah yang kita harapkan sekarang?” tanya van Vollenhoven seterusnya. Apakah kita berangsur-angsur akan menghentikan kerewelan perkara sawah ladang karma pajak tanah (ini sudah terjadi). Apakah kita berang,sur-angsur tidak lagi akan mengambil sawah ladang dan kebun paksaan rakyat (ini sudah terjadi). Apakah kita akan mengurangi dan menghapuskan akibat yang merugikan dari kerja paksa atas tanah-tanah kepunyaan rakyat (ini sudah terjadi). Dan selanjutnya kita belajar mendiamkan tangan kita yang gatal itu. Yang belakangan ini belum terjadi (hlm. 20).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bila pada tahun 1919 seorang Jawa yang haknya atas tanahnya dirugikan f 1,000 datang mengadukan halnya kepada kontrolir, ia akan dihukum delapan hari kerja paksa. Bila ia menghadap Presiden Pengadilan Negeri, ia akan dijawab, "Tidak ada waktu!" dan bila orang itu pergi minta perlindungan Wali Negeri, "Sri Paduka Tuan Besar tidak berkenan menjawab". Dalam bahasa Belanda yang agak halus disebut hal itu "<em>godsgeklaagd</em>" (hlm. 26).<br /><br />Seringkali terjadi di tengah-tengah sebidang tanah yang akan diberikan pemerintah kepada tuan-tuan besar kebun ada sawah atau ladang bumiputra. Menurut undang-undang, tanah itu tidak boleh diambil kecuali jika untuk keperluan pemerintah sendiri. Akan tetapi dalam praktiknya orang berikhtiar membujuk si inlander supaya mau menukar haknya dengan uang (hlm. 26).<br />Berikut ini adalah kesimpulan dari Prof. van. Vollenhoven yang tak dapat dicela kebenaran dan kenyataannya itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">"Tetapi rupanya inilah yang sepenting-pentingnya orang Indonesia yang punya tanah sendiri, sungguh sangat susah akan mempunyai perasaan selain dari pelanggaran terus menerus; dusta dan penipuan atas hak tanahnya yang sah di atas kertas, sebagai daya upaya yang tak habis-habisnya untuk merampasi haknya tadi atau berdaya upaya supaya ia jangan dapat mempergunakannya" (hlm. 28).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kita masih dapat mengutip beberapa gugatan dan kesimpulan van Vollenhoven yang berkenaan dengan penipuan atas tanah dengan jalan mengubah kalimat undang-undang, dengan merusak dan melanggar undang-undang itu sendiri dan tentang sebab-sebab pemberontakan di Sumatera, Borneo, yakni pencurian tanah. Akan tetapi, kutipan tersebut di atas sudah memadai.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dan tidakkah semua kenaikan pajak sekarang itu adalah suatu kesewenang-wenangan yang kasar jika kita menggunakan perkataan Prof. van Vallenhoven itu sendiri? Adakah rakyat kita diberitahu waktu pemerintah mengambil suatu keputusan dan memperbincangkan kepemilikan, pekerjaan dan kemerdekaan kita?</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tidak pernah! Persis sebagaimana pemerintah tidak pernah bertanya kepada kita, "Apakah kita menyukainya atau tidak?"</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bangsa Indonesia yang 55 juta itu tidak mempunyai wakil seorang jua pun dalam pemerintahan ini yang boleh memperdengarkan suara atau nasihat, protes atau celaan. Gerombolan militeris dan birokrasi yang menghisap darah dan menguasai nasib kita, tak pernah kita sukai dan kita pilih. Mereka tak dapat kita hentikan sebab kita tak punya kekuasaan politik. Mereka ini mesti kita terjang bila kita tidak suka kepada mereka, lain tidak! Kesimpulannya, sekalian dan peraturan yang menguasai kita di Indonesia dibuat sesuka hati mereka sendiri dan pembayaran pajak dalam teori atau praktik, semuanya adalah "pencurian".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Marilah kita perhatikan nasib 300.000 kuli kontrak, yang "katanya" dilindungi oleh pemerintah ini. Upah yang kurang lebih f 12 sebulan sungguh hampir tak cukup untuk membeli pakaian yang biasanya koyak-koyak, sebab setiap hari dipakai kerja di kebun. Sehari bekerja 14 sampai 18 jam, sebab kebun-kebun tembakau biasanya jauh letaknya dari pondokan kuli, lebih tepat kandang kuli, meskipun di dalam kontrak hanya tertulis 10 jam.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perlakuan pengawas-pengawas kebun bangsa Eropa lebih tepat digambarkan sebagai penikaman, pembacokan; penganiayaan dan pembunuhan atas asisten-asisten kebun dan "kehalusan yang diusik-usik hingga menjad kekejaman!" Di sinilah terjadi pergaulan sosial yang diracuni oleh judi, candu dan persundalan yang merendahkan tabiat kuli-kuli dan menyebabkan mereka banyak berutang kepada majikannya, hingga kontrak mereka terpaksa selamanya diperbaharui.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Syarat-syarat kerja seperti itu — langsung atau tidak — dipikulkan di atas kaum tani yang kebanyakan buta huruf dan dungu; mereka ditekan dalam satu "kontrak" yang diakui oleh pemerintah. Dalam kontrak itu disebutkan mereka "tak boleh berorganisasi dan mogok" — yang dengan jalan itu mereka dapat menagih upah dan syarat-syarat kerja yang sedikit mendingan seperti di negeri-negeri lain. Hal itu diakui oleh pemerintah. Sungguh hal itu hanya dapat dipertahankan oleh "saudagar budak" di zaman biadab.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Marilah kita ingat kejahatan-kejahatan yang dilakukan di Deli. Marilah kita ingat penganiayaan baru-baru ini yang dilakukan oleh orang-orang Eropa di Lampung dan Sumatera Selatan, yaitu kejahatan yang dianggap sebagai dongeng saja di abad. Bahkan lebih dari dongeng, yaitu ringannya hukuman yang dijatuhkan oleh pemerintah atas "bajingan-bajingan" Eropa itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kaum buruh industri, perkebunan dan pengangkutan yang beratus ribu atau beberapa juta di Jawa dan lainnya, yang diperbudak tidak dengan kontrak, yang katanya "buruh merdeka", bernasib tak lebih baik daripada budak kontrak asli. Satu per satu kakinya diikat dengan rantai aturan, hingga tak dapat berorganisasi dan berjuang melawan kapitalis yang sewenang-wenang. Di dalam Dewan Rakyat, Majelis Tinggi dan Rendah, dan surat-surat kabar yang berlain-lainan tujuan itu, telah berulang-ulang diperbincangkan hak organisasi dan hak mogok dari kaum buruh Indonesia! Tak perlu kita ulang lagi di sini, atau kita uraikan hukum-hukum paksa itu. Sekali lagi dikatakan undang-undang itu bukanlah menurut perasaan modern, tetapi aturan paksa yang dihadapkan oleh segerombolan kaum birokrat kepada buruh Indonesia, buat pengikat segala daya upaya mereka menuju perbaikan nasib.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Semua undang-undang yang dijalankan itu menyebabkan kita teringat kepada zaman biadab dan perbudakan yang gelap. Begitu banyak undang-undang paksa terhadap politik gerakan sehingga tak dapat kita terus-terang mengatakan atau menulis sesuatu mengenai si penjajah atau yang dapat membukakan mata rakyat yang terbelenggu ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Rakyat Indonesia mesti menutup mulutnya jika terjadi penganiayaan atas diri pemimpin-pemimpin yang mereka percayai dan kasihi, juga apabila dengan sengaja para pemimpin dirampas beberapa bulan kemerdekaannya atau tanpa diperiksa lebih dulu terus dibuang sebab dianggap berbahaya atau secara khianat ditikam, dibacok, diketok kepalanya sampai mati, atau dicabut nyawanya dengan peluru.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bila diceritakan kepada rakyat bahwa seorang pemimpin yang dicintai, seperti Haji Misbach yang katanya mati "disebabkan demam hitam" pada satu pembuangan yang ditentukan oleh pemerintah, mau tidak mau, mereka mesti percaya saja.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bilamana rakyat mendengar bahwa seorang pemuda yang terpelajar dan sopan, seperti Soegono kita, pemimpin V.S.T.G yang katanya "membunuh diri" dalam penjara, sedangkan pada kepala dan tangannya terdapat bekas-bekas penganiayaan dan sebuah jarinya hancur sama sekali, rakyat "tak dapat mendakwa", juga tidak boleh mengajukan protes sama sekali.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dan pemerintah yang "katanya" jadi pengasuh dan pelindung rakyat kita, tidak mengadakan pemeriksaan saksama tentang sebab-sebab kematian yang sekonyong-konyong dari pemimpin rakyat yang cakap berjuang dengan dada terbuka dan pendek kata dicintai dan dipercayai rakyat. Dia tidak mempedulikan atau tak punya keberanian moral akan mengakui dan membetulkan kesalahannya dan menghukum yang bersalah menurut undang-undang <em>Fiat justitiaruate cellum</em>.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">(Jalankanlah keadilan meskipun langit akan runtuh!)</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Keadilan di Indonesia hanya bagi segolongan kecil yaitu si penjajah kulit putih. Bagi bangsa Indonesia yang berhak atas negeri itu, tak ada keadilan dan pengadilan.</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-301332444683785332008-06-11T12:21:00.001+07:002010-02-17T10:47:58.693+07:00KAPITALISME INDONESIA<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western"><strong><span style="">IV</span></strong></h3> <h3 class="western"><strong><span style="">KAPITALISME INDONESIA </span></strong> </h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kapitalisme di Indonesia adalah cangkokan dari Eropa yang dalam beberapa hal tak sama dengan kapitalisme yang tumbuh dan dibesarkan dalam negerinya sendiri, yakni Eropa dan Amerika Utara.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>1. Kapitalisme yang Masih Muda</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Karena kapitalisme di Indonesia masih muda, produksi dan pemusatannya belumlah mencapai tingkat yang semestinya. Kira-kira seperempat abad belakangan baru dimulai industrialisasi di Indonesia. Baru pada waktu itulah dipergunakan mesin yang modern dalam perusahaan-perusahaan gula, karet, teh, minyak, arang dan timah.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Industri Indonesia, terutama industri pertanian, masih tetap terbatas di Jawa dan di beberapa tempat di Sumatera. Tanah yang luas, yang biasanya sangat subur dan mengandung barang-barang logam yang tak ternilai harganya, seperti Sumatera, Borneo, Sulawesi dan pulau-pulau yang lain masih menunggu-nunggu tangan manusia. Meskipun Pulau Jawa dalam hal perkebunan dan alat-alat angkutan sudah mencapai tingkatan yang tinggi, tetapi umumnya pulau luar Jawa, kecuali Sumatera, masih rimba raya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Industri modern yang sebenarnya tidak akan diadakan di Pulau Jawa. Ia akan tetap tinggal menjadi tempat industri pertanian. Sebab logam-logam seperti besi, arang, minyak tanah, emas dan lainnya, tidak atau hanya sedikit sekali didapat di sana. Sumateralah yang menjadi tempat industri modern yang sebenarnya. Hal ini sekarang sebagian kecil telah terbukti. Arang, minyak tanah, emas dan timah hasil Sumatera (kelak juga besi) besar artinya, baik di kalangan nasional maupun internasional.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Inggris, negeri industri yang tertua di dunia, pada pertengahan abad yang lalu mengadakan perubahan yang tepat dalam perindustriannya. Negeri-negeri Eropa yang lain dan Amerika Utara mengikuti pula berangsur-angsur. Teknik dan peraturan bekerja di sana sekarang telah sampai pada tingkat yang setinggi-tingginya seperti yang belum pernah dikenal oleh riwayat dunia. Tenaga produksi dan distribusi jauh melewati batas keperluan nasional. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi negeri kapitalis yang matang.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kapital memisahkan kota dengan desa. Kota menghasilkan produksi industri dan produksi pertanian. Makin maju kapitalisme, semakin banyak penduduk yang tadinya di desa-desa ditarik ke kota-kota. Bukankah di kota sewaktu keadaan politik dan ekonomi baik, kita peroleh lebih banyak pekerjaan, lebih banyak rumah-rumah pendidikan dan lebih banyak kesenangan daripada di desa-desa? Pada tahun 1790 di kota-kota berdiam 3.4% dan di desa-desa 96.6% penduduk dari seluruh penduduk, dan pada tahun 1920 menjadi 51 % dan 49%. Di tahun 1870 angka-angka itu jadi 21% dan 79% dan di tahun 1910 jadi 51 % dan 49%. Jadi, jumlah penduduk di desa-desa pada tahun 1920 lebih kecil dari penduduk kota. Angka-angka ini membuktikan secara nyata pada kita perihal kemajuan kota-kota Amerika, sebagai akibat dari kemajuan industrialisasi. Di negeri Inggris proses pembagian itu (perihal kota dan desa) sama teratur dan sama cukupnya. Pada tahun 1850 di kota-kota berdiam 49% penduduk dari seluruh penduduk. Pada tahun 1900 perbandingan ini menjadi 77% dan 23%, (The relation Governement to industry, M.L. Regua).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Menurut <em>foods No. 73</em> tahun ini, jumlah penduduk dan kota-kota yang mempunyai lebih 10,000 jiwa di Jawa dan Madura baru 60% dari seluruh penduduk.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika kita pakai perbandingan antara penduduk kota dan desa sebagai ukuran kemajuan industri satu-satu negeri, niscaya industri Indonesia masih di dalam keadaan bayi.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika kita ambil pula jumlah panjangnya jalan kereta api untuk menggambarkan kemajuan industri selaku penjelasan uraian kita yang di atas, nyatalah kepada kita bahwa negeri Jerman, dengan 177,000 mil persegi luasnya dan penduduknya yang lebih sedikit dari Indonesia, pada tahun 1913 mempunyai 38,809 mil jalan kereta api, sedang Indonesia yang luasnya 735,000 mil persegi, pada tahun 1919 hanya ada mempunyai 3,914 mil.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perihal jumlah perdagangan (impor-ekspor) di Indonesia 1924 (sesudah perang dunia) ada f 2,208,800 (menurut <em>International Ocean</em>, no. 526, Negeri Jerman pada tahun 1913 [sebelum perang] ada f 13,375,000.000). Angka-angka ini menunjukkan kemunduran kita. Tetapi jika dibandingkan dengan negeri seperti Inggris, India, dan Filipina, kelihatannya Indonesia belum berapa mundur. Dan bila dibandingkan dengan Turki, Siam, dan Tiongkok, Indonesia jauh lebih baik. Dengan membuat perbandingan itu sebagaimana yang sudah kita lakukan, sebetulnya ini telah melebihi dari kemestian. Maksud kita tak lain ialah untuk menerangkan betapa mudanya kapitalisme di Indonesia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>2. Tumbuh Tidak dengan Semestinya</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kapitalisme di Indonesia tidak dilahirkan oleh cara-cara produksi bumiputra yang menurut kemauan alam. Ia adalah perkakas asing yang dipergunakan untuk kepentingan asing yang dengan kekerasan mendesak sistem produksi bumiputra.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bila kita perhatikan perkembangan kapitalisme di Eropa dan Amerika, nyatalah pada kita bahwa cara produksi yang tua berturut-turut digantikan oleh yang muda. Biasanya kejadian itu tidak tampak jelas, tetapi adakalanya cepat sehingga cukup jelas. Kejadian yang belakangan ini ialah oleh adanya pendapatan-pendapatan baru. Biar bagaimanapun keadaan saat itu, ia adalah kemajuan menurut alam, sebab tenaga yang mendorongkan pada kemajuan itu ada di dalam genggaman masyarakat di Eropa dan Amerika sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebagaimana yang telah kita tunjukkan, kemajuan industri di setiap negeri sejajar dengan timbulnya kota-kota yang mengeluarkan terutama barang-barang industri seperti barang-barang besi, perkakas pertanian, obat-obatan dan lain-lain. Desa-desa mengeluarkan beras, sayur-mayur, binatang ternak, susu dan lain-lain. Barang-barang kota yang berlebih — yakni barang itu dipandang penduduk kota sebagai keperluan hidupnya ditukarkan dengan barang-barang desa yang berlebih itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di Amerika pada waktu yang biasa seperti pada tahun 1913, selagi negeri ini terpencil dan kurang imperialistis, seperti sekarang ini, boleh dikatakan sama besarnya perbandingan antara barang-barang industri dengan pertanian (harga pasar antara kedua barang itu hampir sama). Jadi dalam pemandangan ekonomi kota memenuhi keperluan desa, desa memenuhi keperluan kota.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di Indonesia sebagai akibat kemajuan ekonomi yang tidak teratur sebagaimana mestinya, tidak seperti di atas keadaannya. Kota-kota kita tak dapat dianggap sebagai konsentrasi dari teknik, industri, dan penduduk. Ia tak menghasilkan barang-barang baik untuk desa maupun untuk perdagangan luar negeri, dari kapitalis-kapitalis bumiputra. Mesin-mesin pertanian, keperluan rumah tangga, bahan-bahan untuk pakaian dan lain-lain tidak dibuat di Indonesia, tetapi didatangkan dari luar negeri oleh badan-badan perdagangan imperialistis. Desa-desa kita tak menghasilkan barang kebutuhan untuk kota-kota, karena untuk mereka sendiri pun tak mencukupi. Beras misalnya, makanan rakyat yang terutama mesti didatangkan dari luar, di tahun 1921 seharga f 114,160,000, meskipun bangsa kita umumnya sangat pandai mengerjakan tanahnya dan semua syarat untuk menghasilkan beras bagi keperluan sendiri bahkan dapat pula mengeluarkan berasnya yang berlebih. Desa-desa kita mengeluarkan gula, karet, teh, dan lain-lain barang perdagangan yang mengayakan saudagar asing, tetapi memiskinkan dan memelaratkan kaum tarsi; kota-kota kita bukanlah menjadi pusat ekonomi bangsa Indonesia, tetapi terus-terusan menjadi sumber ekonomi yang mengalirkan keuntungan untuk setan-setan uang luar negeri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bahan yang menyebabkan kapitalisme bukanlah Indonesia — mengingat riwayat negeri kita yang tersebut di atas — teranglah bagi kita.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sudah kita lihat bahwa politik perampok bangsa Belanda, memusnahkan sekalian benih-benih industri bumiputra yang modern. Hongi-hongi cultuur stelsel, monopoli stelsel dan gencetan pajak yang tak ada ampunnya. Dan pemasukan saudagar-saudagar Tionghoa yang teratur di zaman Kompeni Timur Jauh (VOC) menghancurluluhkan sekalian alat-alat sosial ekonomi dan teknik nasional yang kuat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jika sekiranya bangsa Indonesia tidak dirampok, dan mempunyai kepandaian teknik, serta dipengaruhi oleh orang asing, tentulah orang Indonesia ada kesempatan untuk memenuhi kemauan alam.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Boleh jadi dengan secara damai (seperti di Jepang) atau dengan perantara pemboikotan nasional (seperti di India) kaum menengah Indonesia atau Indo dengan jalan mengumpulkan kapital nasional mendirikan industri untuk memenuhi kebutuhan nasional seperti tenun besi.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Demikianlah, kapital Indonesia timbul dengan teratur pula antara lapisan-lapisan sosial Indonesia dan mempunyai perhubungan yang teratur. Saudagar Indonesia yang dulu kecil sekarang sudah menjadi bankir atau mengepalai perusahaan yang besar-besar. Penempa besi, tukang tukang gula, saudagar batik yang dulu kecil menjadi pemimpin industri logam, gula atau tenun. Tetapi imperialisme Belanda dalam 300 tahun tak meningkatkan apa pun untuk bangsa Indonesia, semua habis diangkut ke negerinya. Ia memuntahkan kapitalisme kolonial Belanda yang tidak ada duanya di dunia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Maju ke dalam perjuangaan ekonomi melawan raksasa asing, dengan maksud meningkatkan industri nasional sama dengan "menjaring angin".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>3. Kapital Indonesia Itu Internasional</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Imperialisme Inggris dengan industri nasionalnya yang nomor wahid dan armada yang luar biasa, semenjak semula merasa perlu mengadakan kompromi dengan raja-raja, dan tuan-tuan tanah bangsa India, untuk mempertahankan diri terhadap borjuasi bumiputra yang baru timbul. Tetapi tatkala yang tersebut belakangan ini keluar dari medan perjuangan dengan kemenangan (di tahun 1900-1905 dan 1919-1922), Inggris mengulurkan tangannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bersama dengan raja-raja, tuan-tuan tanah dan borjuasi India yang baru itu, dia pergi memperkuda punggung rakyat yang menggerutu itu. Bagaimanapun sulitnya imperialisme Inggris, ia masih mempunyai tujuan di dalam kerajaan sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Imperialisme Belanda memukul dan menendang "kerbau" yang sabar itu, sekian lamanya, hingga sekarang kerbau itu mempergunakan tanduknya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Belanda kecil yang di waktu dulu menelan segalanya untuk dirinya sendiri, sekarang terpaksa membagi-bagikan itu dengan negeri-negeri yang lebih kuat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Adapun kekurangan kapital dan industri, adalah sebab yang terpenting dari tindakan Belanda itu, maka semenjak beberapa tahun, kapital Inggris memegang peranan besar di Indonesia. Raffles yang bijaksana itu sudah lama melihat hal ini dan tidak puas sebelum ia dapat mengelabui mata Belanda-tani itu. Setelah perang dengan Napoleon berhenti, Inggris mengembalikan sekalian koloni Belanda. Perbuatan ini seakan-akan sangat bertentangan dengan politik yang waktu itu dipakai Inggris, tetapi setelah dicermati perbuatan itu adalah politik Inggris yang selicin-licinnya dan semurah-murahnya dalam memakai Belanda sebagai opas untuk kapital yang ditanamnya di Indonesia. Apakah pengambilalihan seluruh administrasi yang ada di Indonesia memberi tanggung jawab dan kesusahan kepada Inggris? Kapital Inggris yang beberapa tahun belakangan ini makin hari makin besar, bagi Belanda — kecil sangat mengkhawatirkan, dan bangsa Indonesia sekarang tak sabar lagi, hingga Belanda sekarang berniat memakai "politik pintu terbuka". Istilah yang sebenarnya diambil dari kamus Amerika ini sungguh cocok dengan politik Belanda di Timur. Dalam kata-kata biasa, ia berbunyi: "Dan terhadap kapital Inggris serta bangsa Indonesia yang telah terjaga dari tidurnya, semestinya Belanda lebih kuat bila mempunyai Amerika yang demokratis. Tetapi negeri ini mesti ditarik ke Indonesia. Kapitalnya ditanam di Indonesia dengan segala daya upaya dan, jika perlu, diberikan hak-hak yang luar biasa. Jika tiba masanya, kelak Amerika bergandeng tangan dengan Belanda".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Uang dan susah payah tak diperhitungkan demi kapital Amerika. Seorang menteri pernah berkata terus terang di dalam <em>kamer</em>, bahwa: Kedatangan kapital Amerika sangat mudah karena undang-undang di Indonesia sekarang. Kunjungan Fock ke Manila pada tahun 1923, dan kedatangan beberapa kapal perang ke Filipina, mendudukkan seorang konsul jendral di New York yang kerjanya selain hilir mudik dengan perundingan dan perjanjian juga menghambur-hamburkan uang buat reklame, pamflet dan majalah yang selama bertahun-tahun memuat perihal Jawa sang negeri ajaib (Java the Wonderland). Semuanya itu adalah untuk memikat pelancong-pelancong dan kapitalis Amerika supaya datang berduyun-duyun ke Indonesia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Berapa besar kapital Belanda itu dapat kita lihat pada angka-angka di bawah ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dalam buku <em>Handbook voor cultuur en handsondernemingen in Ned. India</em> ditulis oleh Agulvant, kapital yang ditanam di Indonesia ditaksir sejumlah f 3.270.000.000. Di antaranya f 1.27,000,000 di dalam kebun-kebun, minyak f 900,000,000. Dalam bank dan perdagangan f 750,000,000.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perusahaan kapal, kereta api dan tram masing-masingnya f 250.000.000, f 220.000.000 dan f 200,000,000. Tambang-tambang f 70,000,000 dan maskapai-maskapai asuransi f 60,000,000.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kapital yang ditanam di Sumatera Timur pada tahun 1924 sejumlah f 439,000,000. Di antaranya 55.3% kepunyaan Belanda dan 44.7% kepunyaan bangsa asing. Kapital bangsa asing yang ditanam dalam industri pertanian sejumlah f 200,000,000. Di antaranya f 147,500,000 adalah kapital Inggris, f 300,000,000 milik Prancis dan Belgia, f 15.700.000 milik Jepang dan f 4.000.000 milik Jerman (<em>International Ocean</em>. No. 6, 1926).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Luas kebun karet pada tahun 1924 sebesar 241,357 bau [note 1]. Di antaranya 42.2% kepunyaan bangsa asing dan 32.4% kepunyaan Inggris. Berhubung dengan monopoli Inggris, kapital karet Amerika beberapa tahun belakangan ini sangat cepat meningkatnya di Sumatera. Luas kebun teh di Jawa 116,664 bau. Kepunyaan bangsa asing 23.8% dan Inggris 17.8%.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dari tujuh macam hasil utama yang dikirimkan ke pasar-pasar di seluruh dunia, ekspor gula di tahun 1924, f 491,100,000 atau 32.1 % dari jumlah ekspor. Karet f 202,600,000, atau 13.2% dari ekspor. Minyak tanah f 158,300,000, tembakau f 123,600,000, kopra f 97,400,000, teh f 93,600,000 dan kopi f 56,600,000 yakni masing-masing 10.3%; 8.1%; 6.4%; 6.1%; dan 4.3% dari jumlah ekspor semuanya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pada tahun 1924 ekspor ke tanah Inggris dan di jajahannya 42.55% dari semua ekspor dan ke negeri Belanda hanya 19.7%, sedang 40.4% dari Inggris dan tanah jajahannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jadi teranglah, bahwa perdagangan Inggris di Indonesia lebih besar dari semua negeri asing, sedangkan di dalam perusahaan minyak dan kebun-kebun yang terpenting, kapital Inggris memegang peranan yang terbesar di antara kapital bukan Belanda. Jadi tidaklah mengherankan mengapa orang Belanda tergesa-gesa memikat kapital Amerika.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Betul beberapa tahun belakangan ini, karena iri hati melihat Inggris menjalankan politik karet dengan cara monopoli, Amerika mulai menanam kapitalnya di kebun karet di Sumatera Timur. Akan tetapi, hal itu belum menjadi satu kepastian, apakah Amerika hendak menanamkan kapitalnya di Sumatera dan Jawa saja, sebab di Mindanau (Filipina Selatan) dan Liberia ada tanah yang subur untuk kebun karet.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Mengakui dan melindungi industri bumiputra yang modern seperti di India menurut pandangan ekonomi baru tidak akan ada sama sekali, sebab industri bumiputra modern memang tidak ada. Rakyat hanya diperas, diinjak-injak dan ditipu. Pemecatan kaum buruh bukanlah satu keanehan, dan cengkraman pajak makin lama makin erat. Ekonomi rakyat tak perlu disebut-sebut sebab negeri Belanda terutama bergantung pada kapital luar negeri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">[note 1] 1 bau = 500 tombak persegi atau 7096 m2.</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-32330087490148358112008-06-11T12:20:00.001+07:002010-02-17T10:48:25.810+07:00BEBERAPA MACAM IMPERIALISME<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western"><strong><span style="">III</span></strong></h3> <h3 class="western"><strong><span style="">BEBERAPA MACAM IMPERIALISME</span></strong></h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>1. Berbagai Cara Pemerasan dan Penindasan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">"Tuhan menciptakan dunia menurut gambaran-Nya sendiri".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Orang asing yang menjajah Asia selama 300 tahun adalah untuk memenuhi kebutuhan mereka masing-masing dan mereka memerintah negeri-negeri taklukannya dengan berbagai cara. Adapun secara ekonomis, dari dulu sampai sekarang dapat dibagi sebagai berikut.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">a. <em>Perampokan terang-terangan</em>, dahulu dilakukan oleh Portugis dan Spanyol.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">b. <em>Monopoli</em>, yang dalam praktiknya sama dengan perampokan, masih terus dilakukan oleh Belanda di Indonesia sampai sekarang (± tahun 1926, <em>peny</em>.).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">c. <em>Setengah monopoli</em>, mulai dilakukan oleh Inggris di India.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">d. <em>Persaingan bebas</em>, mulai dilakukan oleh Amerika di Filipina.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Cara-cara imperialis lain hampir dapat disamakan dengan cara yang tersebut di atas.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Adapun cara penindasan dalam politik adalah seperti di bawah ini.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">a. <em>Imperialisme biadab</em>, yakni menghancurkan sekalian kekuasaan politik bumiputra dan menjalankan pemerintahan yang sewenang-wenang, misalnya adalah Spanyol di Filipina.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">b. <em>Imperialisme autokratis</em>, yakni yang hampir tak berbeda dengan yang tersebut pasal a seperti Belanda.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">c. <em>Imperialisme setengah liberal</em>, yakni imperialisme yang memberikan kekuasaan yang sangat terbatas kepada bumiputra yang berkuasa (raja-raja atau kepala negara yang turun-temurun seperti Inggris di India).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">d. <em>Imperialisme liberal</em>, yakni imperialisme yang memberikan kemerdekaan sepenuhnya kepada tuan tanah yang besar serta kepada borjuasi bumiputra yang mulai naik, misalnya adalah imperialisme Amerika di Filipina.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>2. Sebab-Sebab Perbedaan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perbedaan dalam cara pemerasan dan penindasan terhadap si terjajah disebabkan bukan oleh perbedaan tabiat manusia di negeri-negeri imperialis tersebut. Tetapi karena kedudukan kapital dari masing-masing negeri waktu mereka sampai di Asia, dan juga cara menjalankan kapital tersebut.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Waktu Spanyol dan Portugis kira-kira tahun 1500 datang di Asia, mereka belum terlepas sama sekali dari feodalisme. Portugis dan Spanyol adalah negeri pertanian, pekerjaan tangan, kaum bangsawan dan kaum agama (jadi belum ada industri).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Barang-barang industri yang dapat dijual di pasar-pasar tanah jajahan belum ada. Mereka datang ke koloni-koloni untuk merampok hasil-hasil di sana lalu dijual dipasar Eropa dengan harga tinggi. Karena mereka sangat keras memeluk agama Katholik yang baru saja mengusir Islam dari Spanyol, maka bangsa Indonesia yang memeluk agama animis di Filipina itu dipaksa menjadi orang Kristen. Siapa yang tidak suka mengikut paksaan itu dipancung dengan pedang.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Waktu Belanda mengikuti Spanyol dan Portugis sampai ke Indonesia kira-kira tahun 1600, sebagian besar dari feodalisme Belanda telah didesak oleh borjuasinya. Mereka telah melepaskan diri dari tindasan feodalisme serta Katholikisme dan mengambil jalan menuju perdagangan merdeka, liberalisme dan Protestanisme. Negeri Belanda ada di dalam zaman kapitalisme muda.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Inggris yang pada tahun 1750 dapat berdiri tetap di India, sebenarnya telah 100 tahun lamanya menyelami revolusi borjuasi di bawah pimpinan Cromwell.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Setelah itu kapitalisme Inggris semakin maju dengan sangat cepatnya, disertai dengan paham-paham perdagangan bebas, liberalisme, konstituationalisme dan kepercayaan merdeka.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Amerika sampai di Filipina pada tahun 1898 setelah mengalami dua revolusi borjuasi (1775 dan 1860). Ia kokoh memegang paham Monroe, demokrasi dan politik pintu terbuka.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>3. Akibat dari Berbagai Macam Cara Pemerasan dan Penindasan</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebagai buah dari cara perampokan itu, maka Portugis dan Spanyol akhirnya dihalau dari tanah jajahannya (Siapakah yang akan dihalaukan sekarang).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekalipun semangat revolusioner di Indonesia sudah matang dan menyala-nyala tetapi persediaan belum cukup, maka imperialisme Belanda masih berdiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan jalan memberikan konsesi-konsesi yang besar, kalau terpaksa, serta politik kompromis kepada segolongan orang India, maka imperialisme Inggris masih berdiri di sana.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan berkedok untuk mengasuh, menolong dan mengasihi manusia serta memberikan otonomi-ekonomi, politik ekonomi yang besar kepada bumiputra di Filipina maka, imperialisme Amerika masih dapat membuat kekacauan di sana.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><em><b>a. India</b></em></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Meskipun Waren Hasting dan Lord Clive membunuh dan merampok, perbuatan mereka tidak boleh disamakan dengan perbuatan Daendels, van den Bosch serta lain-lain, sebab sistem kolonial Inggris dari segi "material dan riwayat" jauh lebih mendingan daripada sistem Belanda (tentu saja kita tak menghendaki imperialisme macam apa pun). Nafsu membunuh dan merampok dari imperialisme Inggris tak dapat menghancurkan kemauan bangsa India.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kemauan itu memperlihatkan dirinya terutama dengan barang-barang hasil India yang belum dirampok oleh Inggris. Setelah mengalami beberapa perjuangan politik dan ekonomi, dapatlah bangsa India mendirikan industri, pertanian besar, dan perdagangan besar nasional. Selain itu, imperialisme Inggris mengadakan sekolah dari tingkatan terendah sampai sekolah-sekolah tinggi (lebih dari lima universitas) dan semenjak beberapa lama telah mengadakan sistem pemerintahan sampai kepada "dominion" atau lebih jauh lagi. India telah mempunyai seorang Tilak, Mahatma Gandhi, Das, Tagore, Dr. C. Bose dan Dr. Naye yang termashur ke seluruh dunia. Sekalian kaum terpelajar ini dilahirkan dalam pengakuan imperialisme Inggris.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Karena Inggris di negerinya sendiri mempunyai bahan-bahan untuk industri (arang dan besi), dengan sendirinya ia menjadi bengkel dunia. Sebab ia tak mempunyai kapas pada permulaannya, dijadikanlah India sebagai kebun kapas. Selain itu, sebagai negeri industri yang mempunyai penghasilan yang amat besar, Inggris membutuhkan pasar-pasar. Karena itulah, tanah Inggris (negeri industri semata itu) terpaksa bekerja bersama-sama dengan India, meskipun pada permulaannya secara tak langsung. Bukankah firma-firma dan maskapai-maskapai, baik impor atau ekspor dalam perdagangan yang sedemikian besarnya antara Inggris dan India, membutuhkan kaum saudagar pertengahan bangsa India sebagai perantaraan? Dan lagi bukankah tak selamanya "bayonet" dapat memaksa suatu bangsa untuk membeli barang-barang? Mau tak mau ia mesti menaikkan taraf hidup, jika ia ingin memperoleh pembelian yang tetap. Inilah yang memaksa imperialisme Inggris memberikan pendidikan Barat kepada segolongan bangsa India. Sekolah Tinggi pertama di Benggala yang sekarang sudah berusia 100 tahun, yang pada mulanya hanya boleh dimasuki oleh anak orang kaya dan aristokrasi, kemudian dibenarkan juga buat anak orang biasa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dalam waktu yang singkat, sekolah-sekolah tinggi itu pun menghasilkan sekian banyak kaum terpelajar, hingga birokrasi Inggris tak dapat menerima mereka sama sekali. Timbullah di sana kelas yang terdidik secara Barat dan yang merasa tak senang, yaitu kaum buruh halus. Dari kelas inilah kemudian lahir beberapa orang pemimpin pergerakan kemerdekaan yang terkenal sebagai ekstrimis, yakni kaum kiri. Demikianlah, imperialisme Inggris melahirkan musuhnya serta menggali kuburnya sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan pimpinan Tilak yang termashur itu, timbullah aksi boikot pada tahun 1900-1905. Maksudnya supaya industri dan perdagangan nasional hidup, yaitu dengan jalan memboikot barang-barang pabrik Inggris yang diimpor ke India (kapas ditanam di India, sesudah itu dikirimkan ke negeri Inggris, dengan harga yang berlipat ganda dijual pula kepada pembeli bangsa India).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan mempergunakan barang-barang yang belum dirampok "sebagai senjata", kaum terpelajar memperoleh kemenangan. Tuan tanah yang besar-besar dan saudagar-saudagar memberikan pertolongan berupa kapital, semangat dan alat untuk memenuhi program kaum ekstrimis. Meskipun penuh dengan rintangan-rintangan politik, ekonomi, keuangan dan alat yang luar biasa dapat jugalah Tilak dan kawan-kawannya meraih kemenangan. Berbagai industri, termasuk industri tenun — industri nasional waktu sekarang — adalah buah tangan yang terpenting dari Tilak dan kawan-kawannya. Pun industri itu sudah mempunyai lapangan internasional. Sebagian besar kemenangan itu juga tergantung pada pertolongan buruh dan tani bangsa India.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Berdiri di atas kemenangan Tilak, dapatlah Mr. Gandhi meraih kemenangan dalam pergerakan noncooperation atau gerakan boikot. Hampir semua pabrik tenun di Bombay (lebih kurang 200 jumlahnya) sekarang dimiliki dan dikelola oleh otak dan tenaga India. Kapas Inggris terpukul dalam persaingan yang hebat, bukan saja di India tetapi juga di Afrika, Melayu, Tiongkok dan lama-kelamaan juga di Eropa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Undang-undang perdagangan India belakangan ini melindungi kapas keluaran India. Tidak sedikit kebun-kebun firma dan bank sekarang bekerja dengan kapital India dan dipimpin oleh bangsa India. Industri-industri seperti arang dan besi; serta industri logam yang modern sekarang dipegang oleh bangsa India. Jika waktu perang dunia Inggris membeli gerobak kereta api dari "Tata Coy", sekarang (semenjak lebih kurang 2 tahun) ia membuat perjanjian akan membeli juga mesin-mesin kereta api. Pendeknya, tanpa kekerasan imperialisme Inggris, kapital nasional India berdiri — yang berakibat perjuangan yang tak mau kalah, yang kadang-kadang menimbulkan pertumpahan darah. India sekarang ada di zaman industri besar yang modern. Negeri Inggris bukan lagi jadi pusat bengkel di dunia meskipun di dalam kerajaannya sendiri; dan India bukan lagi kebun kapas bagi Britania.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Setelah Inggris takluk dalam percaturan ekonomi, terpaksalah ia mengakui kemenangan India dalam politik. Di sana sekarang berdiri industri nasional yang kepentingan materialnya dalam beberapa hal bersamaan dengan kepentingan penjajah. Tinggal lagi bagi Inggris memberikan konsesi-konsesi politik kepada wakil-wakil tuan tanah yang besar dan borjuasi modern.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Memang inilah artinya kerja islah pemerintahan negeri yang telah bertahun-tahun dilakukan — MontageuChelmsfordsplan. Daerah besar-besar yang berpenduduk 50,000,000 seperti Benggala dan Daerah Tengah setelah diadakan islah (<em>hervorming</em>) dengan perantara majelis-majelis daerah, hampir jatuh ke tangan bangsa India sepenuhnya. Pemilihan dewan yang tertinggi (Duma bangsa India), dipengaruhi oleh kaum Swaray, militer, perguruan, dan pengadilan, dalam beberapa tahun ini disediakan - ditempati oleh putera-putera India yang cakap dan setia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Meskipun demikian, belumlah ada satu perwakilan rakyat (parlemen) dan kabinet yang bertanggung jawab. Sungguhpun islah pemerintahan India jauh lebih sempuma dari Dewan Rakyat ala Belanda, tetapi belum sampai seperti Dominion Canada, konstitusi Filipina atau Mesir. Tetapi sejumlah pemimpin dan kaum ekstremis dapat ditarik hatinya oleh islah itu. Karena itu pergerakan kaum revolusioner untuk sementara waktu "terkandas" hingga imperialisme Inggris memperoleh kesempatan untuk menarik napas.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><em><b>b. Filipina</b></em></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Keadaan di Filipina berlainan sedikit dengan di India. Bangsa Amerika datang, pada tahun 1898, waktu bangsa Filipina telah "tiga perempat berhasil" melemparkan kekuasaan Spanyol. Awalnya Amerika berlaku sebagai kawan, tetapi setelah kokoh pendiriannya dia tinggal terus dalam negeri itu. Perang Filipina -Amerika yang 33 tahun lamanya (1898-1901) tak berhasil menghalau pencuri itu. Sebelum kedatangan Amerika, bangsa Filipina sudah dapat menunjukkan beberapa nasionalis besar seperti Dr. Rizal (yang ditembak orang Spanyol dari belakang); seorang organisator, Bonifacio, seorang diplomat Mahbini dan panglima perang Luna serta Aquinaldo.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Karena itu perlulah dipakai suatu tipu daya yang sangat fisik untuk mengelabui mata sebuah bangsa yang gagah lagi cerdik, seperti rakyat Filipina itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Disebabkan oleh kebesaran dan kekayaan Amerika dan oleh salah satu paham anti-imperialisme di antara bangsa Amerika yang berpengaruh, dengan segera kaum imperialis mengerjakan islah. Politik dalam negeri, dengan perantara "Senat" dan "<em>House of Representative</em>", sekarang boleh dikatakan ada di dalam tangan bumiputra. Semua wakil dari kedua dewan itu — kecuali dari beberapa daerah Islam — dipilih dengan hak memilih yang sepenuh-penuhnya dan semuanya adalah orang Filipina. Sebagian besar gubernur dari daerah-daerah adalah juga orang Filipina. Hanya beberapa kepala departemen saja orang Amerika. Di dalam satu konstitusi, Amerika mesti berjanji akan memberikan "kemerdekaan" yang seluas-luasnya "kepada bangsa Filipina setelah mereka dapat menunjukkan kecakapan mendirikan pemerintahan yang tetap".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekolah rendah diperhatikan dengan sungguh-sungguh dan mementingkan pertanian.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perusahaan yang menjadi pokok dari ekonomi Filipina sekarang dipegang oleh bumiputra sepenuhnya. Beberapa pabrik, rumah-rumah perdagangan dan maskapai-maskapai kapal adalah kepunyaan atau dipimpin oleh orang Filipina. Empat buah Universitas dan beberapa sekolah tinggi setiap tahun meluluskan putera dan puteri Filipina dalam jumlah besar untuk mempertahankan bangsa yang 12,000,000 jiwa itu dari tipu daya dan kecurangan Amerika.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Hanya sedikit sekali penduduk yang buta huruf. Boleh dikatakan semua anak-anak masuk sekolah. Hingga sampai ke sudut-sudut yang jauh, selain dari bahasa sendiri, pemuda-pemudanya mengerti bahasa Inggris.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Biarpun perguruan di sana tak menyenangkan hati seorang Belanda yang terpelajar seperti Dr. Nieuwenshuis - yang tentu sekali akan selamanya menjilat-jilat kudis pemerintahannya sendiri, sambil menghinakan perbuatan orang lain, tetapi karena ketinggian intelek Filipina, orang-orang Amerika yang hebat dan kaya-kaya itu tak dapat berbuat sesuka hatinya sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebab Amerika pada tahun 1925 mesti membayar harga karet f 540,000,000 lebih banyak daripada tahun 1924 kepada Inggris, timbullah pikiran orang Amerika untuk membuka kebun di Filipina Selatan yang tanahnya bagus buat karet.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi pemimpin-pemimpin Filipina bekerja keras untuk menghindari terkaman "serigala-karet" bangsa Amerika. Sebelum mereka bertindak lebih jauh buat memperoleh tanah yang luas untuk kebun karet, dalam konsesi — berkat usaha pemimpin-pemimpin Filipina, anggota Senat dan <em>House</em> dengan hukum tanah (<em>landwet</em>) nya yang lama ditentukan bahwa "tidak lebih dari 2500 <em>acres</em> (satu <em>acre</em> 4840 <em>yard</em> persegi) yang boleh disewakan kepada orang asing. Belum berapa lama berselang serigala karet itu, dengan perantaraan Firestone datang meminta konsesi untuk kebun karet itu. Mereka disambut dengan perkataan bahwa hukum tanah Filipina "tidak memberi izin".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pemimpin-pemimpin Filipina berpendapat bahwa apabila Amerika menanam kapitalnya di Filipina, selain rakyat segera akan menjadi sengsara (seperti di Jawa) juga Amerika akan mendapat satu alasan untuk merintangi kemerdekaan Filipina. Imperialisme Amerika yang tidak kurang cerdiknya dari imperialisme Anglosakson bukankah kelak dapat mengatakan, bahwa satu kegoncangan boleh jadi akan muncul karena kepergian Amerika yang belum pada waktunya? Kepentingan-kepentingan Amerika membahayakan di Filipina.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Inilah sebabnya maka pemimpin-pemimpin Filipina dengan tergesa-gesa mengeluarkan hukum tanah tersebut dari kitab undang-undang dan membeberkannya kepada seluruh rakyat... Layaknya sebuah kampung kedatangan seekor macan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebuah bangsa yang sudah terbuka matanya seperti Filipina, tambahan pula diberi wawasan oleh surat-surat kabar bumiputra (disebabkan sekolah tinggi yang dikutuki Dr. Nieuwenshuis yang terpelajar itu!), dapat melihat dan melaksanakan kebenaran dari pemimpin-pemimpinnya. Dengan diiringi oleh seluruh rakyat, dapatlah pemimpin-pemimpin Filipina setiap waktu memanah serigala karet imperialisme Amerika dengan panah hukum tanah yang liat itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tidak seorang pun yang mencela sistem perguruan yang tidak nasional itu selain dari pemimpin-pemimpin Filipina sendiri. Selain itu pun ada kesulitan-kesulitan untuk mengambil peran perdagangan dari bangsa asing. Tetapi semuanya mereka sekata (semufakat) bahwa sistem perguruan yang sehat dan perubahan ekonomi yang sebaik-baiknya hanya dapat dilakukan dengan sempurna setelah tercapai kemerdekaan bangsa. Dan di sudut dunia manakah hal itu dipandang secara berlainan? Adanya Gubernur Jendral yang mempunyai hak mencegah (<em>recht van veto</em>) menjadi rintangan bagi islah ekonomi yang semata-mata bagi bangsa Filipina. Itulah sebabnya, saudara-saudara kita di sebelah utara sana masih terus berjuang semata-mata untuk kemerdekaan yang seluas-luasnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Konsesi yang besar-besar, yang dengan terpaksa diberikan oleh Amerika mulai 25 tahun yang silam tak dapat mendinginkan sanubari bangsa Filipina untuk merampas hak kelahiran dan kemerdekaannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Seandainya yang dipertuan bangsa Filipina bukan Amerika (satu negeri yang terkuat dan terkaya di atas dunia), tetapi "perampok di tepi Laut Utara (Belanda) yang termashur itu", niscaya telah lama yang dipertuan itu dihalau mereka masuk ke dalam neraka.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Inggris menguasai karet lebih dari dua pertiga dan Amerika memakai 72 % dari hasil dunia. Disebabkan masih berlakunya "<em>Stevenson Rubber Restriction's policy</em>", tuan-tuan kebun dan mereka yang mempunyai monopoli, bangsa Inggris sajalah yang menguasai karet sedunia ini — <em>verslag kamer van koophandel Amerika</em> yang diumumkan dalam <em>Manila Tribune</em>, 26 Juli '25.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>c. Indonesia</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Keadaan India dan Filipina yang saya kemukakan di atas, saya maksudkan untuk menambah pengetahuan kita tentang imperialisme.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Perihal Indonesia, sekarang dan nanti, akan kita uraikan di belakang dengan panjang lebar. Setelah memperhatikan semua yang diuraikan di atas, niscaya tak sudah bagi pembaca untuk mengartikan perampokan, pembakaran, dan pembunuhan yang dilakukan orang Belanda. Karena itu, kita tidak akan berlama-lama menggambarkan hongi-hongi (merica di Ambon), kebun kopi yang sekarang dipanggil penanam merdeka. Semuanya telah terkenal dan dikutuki oleh setiap manusia yang berotak.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jauh dari maksud kita mengatakan bahwa sekalian kejadian itu adalah semata-mata perbuatan "manusia" Belanda. Kita sendiri telah cukup mengenal pekerti dan tabiat bangsa Belanda. Tetapi lagak dan lagu imperialisme Belanda menjadikan seorang bangsa Belanda seperti yang kita kenal dulu dan sekarang — jahat dan bengis.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tatkala Belanda mengarahkan kapal pembajaknya ke Indonesia, waktu itu negeri mereka hanyalah negeri tani dan tukang warung kopi yang kecil-kecil.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Juga sekarang negeri itu masih tetap tinggal sebagai negeri tani dan saudagar. Dan ia tidak akan menjadi lain, karena ia tak mempunyai bahan dasar untuk industri besar, yakni arang, besi dan kapas. Sekiranya negeri Belanda tidak mempunyai tanah jajahan niscaya ia tak dapat menyamai Belgia atau Swedia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Setinggi-tingginya ia hanya satu negeri tani dan saudagar-saudagar kecil yang sunyi seperti Denmark.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan keberanian dan kemauan seorang bajak laut serta ketamakan seorang tukang warung kopi yang kecil, habislah sekalian hasil negeri Indonesia dirampasnya. Tak ada sebutir batu pun untuk perumahan ekonomi bumiputra yang ketinggalan. Bagaimana mungkin kita harapkan pemerintahan bijaksana dari bajak laut, tukang warung kecil ini ! (<em>Hoe kan men okk vooruitziensheid en staatsmanschap van een piraat - kruidenier verwachten</em>!). </span> </p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebelum datang Kompeni Hindia-Timur, orang Tionghoa, Hindu-Arab (lama-kelamaan) menjadi orang Jawa atau setidak-tidak terus tinggal di negeri ini, tetapi bangsa Belanda datang ke Indonesia dan balik ke negerinya dengan karung yang penuh berisi. Di sana dihambur-hamburkan uang Indonesia dan di sanalah mereka menyedot dana pensiunnya dari peti uang Indonesia. Akibatnya, bocor dan keringlah ekonomi Indonesia!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekiranya negeri Belanda adalah sebuah negeri industri yang maju niscaya lambat laun terpaksalah ia seperti Inggris dan Amerika, memakai politik yang lain.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Ia tentu akan memakai politik liberal terhadap orang Jawa atau Indo-Jawa serta bangsawan Jawa. Dengan demikian, kemajuan politik dan ekonomi sebagai sekarang terjadi di Filipina dan India, boleh juga terjadi di Indonesia. Biarpun Belanda semenjak 20 tahun belakangan ini mulai mengindustrialisasi Indonesia, tetapi tujuannya tetap monopoli. Kapitalnya tetap kapital luar negeri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jurang antara penjajah dan si terjajah sekarang masih tetap sebagai di zaman Daendels dan van den Bosch. Hanya suara revolusi yang gemuruh sajalah yang dapat menimbun jurang yang dalam itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi agaknya oleh karena hal inilah maka Indonesia dan negeri-negeri Asia yang lain kelak memberi selamat kepada imperialisme yang dipertahankan Belanda itu. Sebab dari pertentangan sosial yang tajam di Indonesia itu, satu masa niscaya akan timbul kodrat baru yang dapat melepaskan Indonesia dan seluruh Asia dari tindakan Barat untuk selama-lamanya.</span></p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-61040787985569490802008-06-11T12:18:00.001+07:002010-02-17T10:49:03.495+07:00IKHTISAR TENTANG RIWAYAT INDONESIA<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western">II</h3> <h3 class="western">IKHTISAR TENTANG RIWAYAT INDONESIA</h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>1. Pengaruh Luar Negeri</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Riwayat Indonesia tak mudah dibaca, apalagi dituliskan. Riwayat negeri kita penuh dengan kesaktian, dongengan-dongengan, karangan-karangan dan pertentangan. Tak ada seorang jua ahli riwayat dari Kerajaan Majapahit atau Mataram yang mempunyai persamaan dengan ahli riwayat bangsa Roma kira-kira di zaman 1400 tahun yang silam, seperti Tacitus dan Caesar. Kita terpaksa mengakui bahwa kita tak pernah mengenal ahli riwayat yang jujur.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Paling banter kita cuma mempunyai tukang-tukang dongeng, penjilat-penjilat raja yang menceritakan pelbagai macam keindahan dan kegemilangan supaya tertarik hati si pendengar.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi meskipun demikian ada jugalah batas dari karangan-karangan dan putar-memutar kejadian yang sesungguhnya. Tak usah terlampau jauh kita langkahi batas itu, niscaya berjumpalah dengan intisari yang sebenarnya. Demikian jugalah dengan riwayat-riwayat negeri kita. Di antara kekusutan-kekusutan dalam karangan itu, terbayanglah kebenaran, tampaklah Kepulauan Indonesia, kerajaan-kerajaan dan kota-kotanya yang berdiri dan kemudian runtuh, laskar yang berderap-derap, berperang, kalah dan menang, kekayaan, kesentosaan, dan pasang-surut kebudayaan dan seterusnya. Tak dapat dipungkiri bahwa di Malaka, Sumatera dan Jawa berdiri negeri-negeri yang besar. Di Borneo Tengah pun ada satu kerajaan yang agaknya tak seberapa kurangnya dari Kerajaan Majapahit. Di sana berdiri kota-kota yang besar penuh dengan gedung dan perhiasan yang indah-indah, sebagaimana yang dibuktikan oleh barang-barang yang dijumpai di dalam tanah hingga waktu sekarang.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dapat pula dipastikan, bahwa Indonesia belum pernah melangkah keluar dari masyarakat feodalisme, dan bahwa ia jauh tercecer dari feodalisme di Eropa. Bangsa Yunani jauh lebih tinggi dari bangsa Indonesia — dalam hal ini Majapahit bila kerajaan ini dianggap sebagai tingkatan yang setinggi-tingginya — dalam hal pemerintahan negeri, politik, ilmu hukum dan kebudayaan. Ya, rakyat Majapahit sebenarnya tak pernah mengenal cita-cita pemerintahan negeri. Berabad-abad pemerintahan itu bukan untuk dan milik rakyat. Perkataan: "Bagi Tuankulah, ya, Junjunganku, kemerdekaan, kepunyaan dan nyawa patik," pernah dan berulang-ulang diucapkan rakyat Indonesia terhadap raja-rajanya!! Di sana tak ada Orachus, Magna Charta dan tak ada pengetahuan yang diselidiki dengan betul-betul seperti yang dipergunakan Aristoteles, Pythagoras dan Photomeus. Pengetahuan mendirikan gedung-gedung dan ilmu obat-obatan kita masih dalam tingkatan percobaan. Keajaiban Borobudur kita tak seajaib segitiga Pythagoras, sebab yang pertama berarti jalan mati, sedang yang kedua menuntun manusia menuju pelbagai macam pengetahuan. Di manapun tak ada jejak (bekas-bekas) pengetahuan serta puncak kecerdasan pikiran!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Biarlah, tak usah kita ceritakan ilmu kebatinan Timur! Hal ini ada di luar batas pikiran; tambahan lagi bangsa Barat di Zaman Kegelapan (Abad Pertengahan) pun sudah mengenal itu. Lagi pula, kebatinan tidaklah bersandarkan kepada kebenaran sedikit jua, bahwa masyarakat kita senantiasa memperoleh dari luar dan tak pernah mempunyai cita-cita sendiri. Agama Hindu, Budha dan Islam adalah barang-barang impor, bukan keluaran negeri sendiri.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Selain itu, cita-cita ini tak begitu subur tumbuhnya seperti ke-Kristen-an di Eropa Barat. Mesin penggerak segenap pemasukan agama Hindu, Budha dan Islam sampai kepada masa kedatangan kapitalisme Belanda, serta semua perang saudara di waktu itu adalah berada di luar negeri. Indonesia adalah wayangnya senantiasa, dan luar negeri dalangnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>2. Bangsa Indonesia yang Asli</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di zaman dahulu, tatkala bangsa Indonesia asli didesak oleh bangsa Tionghoa dan Hindu ke luar negerinya — Hindia-Belakang — dan melarikan diri ke Nusantara Indonesia, mereka telah mempunyai suatu peradaban. Pak tani di zaman itu menjelma menjadi bajak laut yang sangat buas dan ditakuti orang. Dengan Vintas (semacam perahu) kecilnya, mereka mengarungi seluruh kepulauan antara dua lautan besar, antara Amerika dan Afrika. Penduduk asli dari India dan Oceania ditaklukannya. Rimba raya hingga puncak gunung dijadikannya huma. Rumah yang bagus-bagus didirikannya, permainan dan pengetahuan dimajukannya. Tatkala bangsa Barat dan Timur menyembah kepada pedang Jengis Khan dan Timurleng serta lari ketakutan, waktu itu mereka bukan saja menentang, tetapi dapat pula mengundurkan laskar Mongolia. Bajak laut bernama Pakodato dari Kerajaan Singapura di Semenanjung Tanah Melayu pada tahun 500 dapat menggeletarkan Kerajaan Tiongkok dan Hindustan dengan angkatan armada serta pedangnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>3. Pengaruh Hindu</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Agaknya hawa tropika di lingkungan katulistiwalah, yang terutama menyebabkan teknik kita tak maju. Hawa yang subur dan melemahkan itu, serta sedikitnya penduduk, menjadikan kaum tani yang senang hidupnya itu, tinggal diam dan menerima, sedangkan kepulauan yang sangat banyak itu menarik hati penduduk di pantai-pantai, kepada perantauan dan pengalaman. Menurut riwayat dapat diketahui bahwa, sesudah dibawa pengaruh Hindu, kebudayaan mereka bertambah naik dan mereka mulai berkenalan dengan perampas. Kejadian itu berlangsung sesudah bangsa kita bercampur darah dengan penjajah-penjajah bangsa Hindu. Kini terbayanglah dalam benak kita kejadian-kejadian yang dapat digambarkan oleh kejadian-kejadian itu, yang membangkitkan tenaga terpendam itu jadi dinamis. Bukan oleh percaturan hidup kita sendiri (melawan atau antara kelas-kelas) maka penguraian kita perihal teknik kebudayaan feodalistis seperti tersebut di atas, tetapi disebabkan pengaruh yang datang dari luar.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Biarlah kita tinggalkan di sini perihal peraturan matriarchaat (pusaka turun kepada kemenakan) di Minangkabau yang berhubungan dengan keadaan alam dan kedudukannya yang terpencil. Dengan mendirikan demokrasi satu-satunya di Indonesia, kita tinggalkan pula riwayat Sriwijaya dan kerajaan lain-lain di Pulau Jawa, dengan menunjukkan garis-garis yang besar saja. Agama bangsa Indonesia, animisme, didesak oleh agama Hindu dan Budha, demikianlah kata orang kepada kita. Bangsa yang lebih pintar itu mengajarkan pemerintahan negeri, teknik kebudayaan yang lebih sempurna. Penduduk Pulau Jawa yang suka damai itu belum mempunyai pertentangan kelas dalam anti yang seluas-luasnya. Mereka tidak memberi kesempatan kepada pengikut-pengikut agama Hindu untuk mempertaruhkan kepercayaan mereka dalam sebuah pertentangan, yakni Hinduisme yang aristokratis dan Budhisme yang lebih demokratis. Ketajaman pertentangan agama, oleh masyarakat Jawa yang tidak mengenal kelas itu, dapat diredam. Sedikit atau banyak, semua filsafat Hindu diterima oleh penduduk Pulau Jawa yang asli. Siwa, Wisnu, dan dewa-dewa agama Budha yang di negeri asalnya satu dan lainnya bermusuhan serta berpisah-pisah, hidup bersama di Pulau Jawa dengan damainya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dalam hal yang seperti itu, Islam pun datang dan akhirnya mengambil kedudukan Hindu dan Budha.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Penduduk Jawa sekarang adalah "kristalisasi" dari bermacam-macam agama ketuhanan dan agama dewa-dewa (animisme). Ia bukan seorang animis, bukan seorang Hindu, bukan seorang Budha, bukan seorang Kristen dan bukan seorang Islam yang sejati. Indonesia menurut alam, tetapi Hindu-Arab dalam pikirannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>4. Kegundahan (Pesimisme) Empu Sedah</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di kerajaan Daha yang kokoh lagi termashur yang diperintah oleh Raja Jayabaya, seorang yang cerdik dan pandai, lagi bijaksana, ada seorang ahli nujum yang bernama Empu Sedah, yang selalu gundah karena sangat curiga terhadap pengaruh luar negeri yang makin lama semakin besar. Dalam tulisannya disebutkan: "Sebuah revolusi di Pulau Jawa akan timbul, dipimpin oleh orang yang berkulit kuning dan akan memperoleh kemenangan buat beberapa lama". Dalam perkataan sindirannya tertulis "akan memerintah seumur jagung".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tidakkah ramalan itu kemudian terbukti dengan kemenangan seorang Tionghoa Jawa bernama Mas Garendi yang dalam waktu yang singkat menggenggam kota Kartasura?</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di masa Empu Sedah, pengaruh bangsa Tionghoa makin lama bertambah besar.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sudah pada tempatnya bangsa Tionghoa itu sedapat mungkin mempergunakan bangsawan Jawa sebagai alat untuk memenuhi kepentingan ekonomi mereka!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bila maksud ini tak berhasil dengan pengaruhnya itu, adakalanya dengan jalan revolusi mereka mencoba-coba merebut pemerintahan negeri. Tetapi, supaya mereka dapat tetap memperoleh kemenangan mestilah mereka lebih kuat atau mendirikan satu kelas. Mereka haruslah menjadi anak negeri atau bercampur darah dengan bumiputra. Barulah mereka dapat menaklukkan raja dengan perantaraan kaum tani yang tidak senang itu. Karena bangsa Tionghoa dalam hal sosial tetap tinggal dalam ke Tionghoaannya dan tak memperoleh bantuan militer dari tanah air mereka, maka tak lamalah mereka sanggup mempertahankan kemenangan atas raja-raja Jawa itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Rupanya Empu Sedah mengerti betapa kebencian rakyat dan revolusi yang akan pecah. Sedang kekuatan nasional tak cukup kuat menahan revolusi sosial tersebut. Itulah yang menimbulkan kegundahannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di Kerajaan Majapahit berdiri beberapa perusahaan batik, genteng dan kapal dengan kapital yang cukup besar. Dalam beberapa perusahaan bekerja ribuan kaum buruh. Nahkoda-nahkodanya telah ada yang dengan kapal kapalnya berlayar sampai ke Persia dan Tiongkok. Boleh jadi sungguh besar modalnya, malah modal orang asing. Saudagar-saudagar yang kaya di bandar-bandar seperti Ngampel, Gresik, Tuban, Lasem, Demak dan Cirebon agaknya adalah bangsa asing atau yang sudah bercampur darah dengan orang-orang Jawa. Nahkoda Dampu-Awang, menurut ceritanya yang berlebih-lebihan, mempunyai kapal yang layarnya setinggi Gunung Bonang dan kekayaannya kerapkali dijadikan ibarat, rasanya seorang Tionghoa-Jawa. Satu statistik di zaman itu tak ada pada kita! Tetapi banyak bangsa yang diam di Pulau Jawa dapat dibuktikan dengan perkataan seorang pujangga Majapahit, bernama Prapanca, "Tidak henti-hentinya manusia datang berduyun-duyun dari bermacam-macam negeri. Dari Hindia-Muka, Kamboja, Tiongkok, Annam, Campa, Karnataka, Guda dan Siam dengan kapal disertai tidak sedikit saudagar ahli-ahli agama, ulama dan pendeta Brahma yang ternama, siap datang dijamu dan suka tinggal.”</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sudah tentu, penduduk bandar-bandar yang makin lama makin maju itu merasa memperoleh rintangan dari kaum bangsawan di ibukota. Sebagaimana terjadi di negeri Eropa, penduduk bandar meminta hak politik dan ekonomi lebih banyak. Dari pertentangan antara pesisir dengan darat, perdagangan dengan pertanian, penduduk dengan pemerintah, timbullah satu revolusi yang membawa Pulau Jawa ke puncak ekonomi dan pemerintahan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bila bandarnya mempunyai industri dan perdagangan nasional yang kuat, niscaya Jawa akan mengalami satu revolusi sosial yang dibangkitkan, dipecahkan dan dipimpin satu revolusi sosial yang dibangkitkan, dipecahkan dan dipimpin oleh tenaga-tenaga nasional seperti terjadi di Eropa Barat, jadi revolusi borjuis terhadap feodalis.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi Jawa sesungguhnya dikungkung oleh ramalan Empu Sedah : "orang asing akan memimpin".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Seorang keturunan Hindu bernama Malik Ibrahim pada tahun 1419, dengan membawa agama yang belum dikenal orang di Pulau Jawa, datang di Gresik yang ketika itu penduduknya kebanyakan orang asing. Dengan cepat ia memperoleh pengikut. Jadi boleh dikatakan, dengan kedatangannya yang membawa agama Islam ketika itu, bumiputra bagaikan memperoleh "durian runtuh", karena ketika itu sedang berapi-api pertentangan antara penduduk pesisir dengan ibukota.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Keadaan bertambah kusut, dan pada akhirnya sampai ke puncaknya, yaitu penyerangan terhadap raja-raja yang dipimpin oleh seorang Tionghoa-Jawa, bernama Raden Patah. Dengan perbuatannya, Raden Patah menghancurkan kerajaan yang ada. Hal itu menunjukkan lagi bahwa seorang asing, dengan membawa paham baru (agama Islam) dan untuk mempertahankan kedudukan saudagar-saudagar asing di pesisir itu, berhasil menjatuhkan kerajaan bangsawan setengah Hindu. Kerajaan Demak berdiri dengan kemashurannya! Tetapi akhirnya terpecah belah oleh perang saudagar yang dinyala-nyalakan oleh orang asing yang cerdik-jahat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jipang bermusuhan dengan Pajang, Demak dengan Mataram. Semua perang saudara ini, besar atau kecil, untuk kepentingan bangsa asing, dalam waktu singkat berakhir dengan kemenangan seorang Tionghoa-Jawa bernama Mas Garendi.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>5. Tarunajaya</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebagaimana di Kerajaan Roma dan Tiongkok, gundukan pengendali pemerintahan yang tidak mencocoki kebenaran di ibukota disapu oleh kekuatan baru dari daerah; demikianlah, darah Kerajaan Mataram akan dibersihkan dan dikuatkan oleh Tarunajaya serta kawan-kawannya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Seorang putera Indonesia datang dari Makasar yang mengetahui jiwa (psikologi) rakyat Jawa mendapat pengikut yang besar, serta berhasil mengalahkan Raja Mataram yang keluar dari garis kebenaran itu. Pulau Jawa khususnya dan Indonesia umumnya akan mempunyai riwayat lain bila tidak datang satu kekuasaan baru di Pulau Jawa. Ramalam Empu Sedah yang lain sekarang seakan-akan terbukti, "Pemerintahan bangsa asing, yaitu kerbau putih yang bermata seperti mata kucing" (<em>kebo bule siwer matane</em>).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dengan datangnya kekuasaan Belanda lenyaplah segala sesuatu yang menyerupai kemerdekaan. Pengaruh bangsa asing dan percampuran darah dengan bangsa Asia lain-lain menyebabkan gencetan yang sebuas-buasnya. Sekalian hak-hak ekonomi dan politik "ditelan" bangsa itu (Belanda) dengan kekerasan dan kecurangan, seperti yang belum pernah dikenal oleh bangsa Indonesia! Pemerasan yang serendah-rendahnya (kebiadaban) serta kelaliman menjadi kebiasaan setiap hari!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tarunajaya tak dapat melawan kekuasaan Belanda yang memakai senjata asing (Barat). Maka kucing melihat keadaan ini dan untuk pertama kali dipergunakanlah jalan politik devide et impera, memecah-belah dan menguasai, yang mashur itu. Sesudah Raja Mataram berjanji kepada Kompeni Hindia Timur untuk memberikan kekuasaan dan tanah, mulailah setan-setan itu bekerja.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Panembahan di Madura, seorang kawan dari Tarunajaya, disumbat oleh Kompeni Hindia Timur dengan mas intan dan perkataan yang manis-manis hingga mereka dapat bergandengan. Sekarang Tarunajaya berdiri di antara "tiga api": Belanda, raja dan kawan lamanya. Inilah yang menyebabkan kalahnya Tarunajaya dengan disaksikan oleh Kompeni Hindia Timur sendiri!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kerajaan Mataram yang tak semanggah itu mendapat "kemenangan" atas sokongan yang tak langsung dari Kompeni, namun suatu hal yang tak semanggah itu lambat laun akan menjadi kenyataan juga seperti yang terbukti pada akhirnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><strong>6. Diponegoro</strong></span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Jalan raya dari Anyer ke Banyuwangi yang mesti mempertalikan daerah-daerah yang dirampok itu dibangun oleh Gubernur Jenderal Daendels dengan cucuran peluh dan taruhan nyawa orang Jawa. Dengan adanya jalan itu, proses penanaman kapital jadi teratur. Tetapi proses itu tidak secara sukarela diterima oleh bangsa Indonesia. Ia adalah satu proses paksaan dan tidak menurut undang-undang alam. Saudagar di bandar-bandar didesak. Pelayaran dimonopoli oleh Belanda, bumiputra dilarangnya mempunyai hak milik. Pemasukan katun dari Barat yang murah harganya menghancurkan industri dan perdagangan, baik yang kecil maupun yang sedang. Borjuasi Jawa atau setengah Jawa dapat meneruskan langkahnya, yakni perjalanan antara feodalisme menuju kapitalisme. Akan tetapi, ia diperas sampai kering, oleh kapital Barat dan perangkatnya; begitulah feodalisme Mataram yang hampir tenggelam itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Seorang anak jantan dengan kemauannya yang keras seperti baja, berpengaruh laksana besi berani, yakni seorang laki-laki yang di dalam dadanya tersimpan sifat-sifat putera Indonesia sejati, tak berdaya mengubah nasib yang malang itu. Jika Diponegoro dilahirkan di Barat dan menempatkan dirinya di muka satu revolusi dengan sanubarinya yang suci itu, boleh jadi ia akan dapat menyamai sepak terjang Cromwell atau Garibaldi. Tetapi ia "menolong perahu yang bocor", kelas yang akan lenyap. Perbuatan-perbuatannya, meskipun penuh dengan kesatriaan, dalam pandangan ekonomi adalah kontra-revolusioner. Dan sangat susah dipastikan, macam apakah Diponegoro dalam pandangan politik, sebab tak dapat disangkal lagi bahwa cita-citanya adalah "Singgasana Kerajaan Mataram". Satu kekuasaan yang mudah berubah menjadi kelaliman.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Diponegoro menunjang kesuburan modal serta perluasan jalan. Karena itu, ia menghalang-halangi kenaikan penghasilan atau secara ekonomi, kontrarevolusioner. Tak pernah kita baca bahwa ia menentang kapital-imperialistis dengan menghidupkan kapital nasional. Pendeknya, ia tidak mempunyai program politik atau ekonomi. Ia merasa didesak oleh kekuasaan baru dan setelah dia lihat bahwa kekuasaan baru itu mempergunakan kekuasaan Mataram yang bobrok itu sebagai alat, maka kedua musuh itu pun diterjangnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sekiranya Pulau Jawa mempunyai borjuasi nasional yang revolusioner, Diponegoro dalam perjuangannya melawan Mataram dan Kompeni pastilah berdiri di sisi borjuasi itu. Dengan begitu niscaya dapatlah tercipta suatu perbuatan yang mulia dan pasti. Tetapi itu tak ada, borjuasi yang berbau keislaman dalam lapangan ekonomi dihancurkan oleh kapital Belanda sama sekali. Dalam kekecewaan yang hebat terhadap Mataram dan Kompeni, dapatlah ia mempersatukan diri di bawah pimpinan Kyai Mojo, seorang ahli agama Islam yang fanatik dan bersemboyan "Perang Sabilullah", bukan kebangsaan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Menarik satu kesimpulan terhadap pemberontakan Diponegoro bukanlah satu pekerjaan yang mudah. Karena hal ini sesungguhnya perjuangan kaum borjuasi Islam Jawa menentang kapital Barat yang disokong oleh satu kerajaan yang hampir tenggelam (Mataram).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Akibatnya sungguh jelas. Tak ada seorang pun mampu, bagaimanapun pintarnya, menolong satu kelas yang lemah, baik teknik maupun ekonomis melawan satu kelas yang makin lama makin kuat.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Satu kelas baru mesti didirikan di Indonesia untuk melawan imperialisme Barat yang modern.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Apakah kesimpulan dari riwayat-riwayat yang tersebut di atas?</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;"><em>Pertama</em>, bahwa riwayat kita ialah riwayat Hindu atau setengah Hindu; <em>kedua </em>bahwa perasaan sebagai kemegahan nasional jauh dari tempatnya; dan yang <em>penghabisan</em>, bahwa setiap pikiran yang mencitakan pembangunan (<em>renaissance</em>) samalah artinya dengan menggali aristokratisme dan penjajahan bangsa Hindu dan setengah Hindu yang sudah terkubur itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bangsa Indonesia yang sejati dari dulu hingga sekarang masih tetap menjadi budak belian yang penurut, bulan-bulanan dari perampok-perampok asing.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kebangsaan Indonesia yang sejati tidak ada kecuali ada niat membebaskan bangsa Indonesia yang belum pernah merdeka itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bangsa Indonesia yang sejati belum mempunyai riwayat sendiri selain perbudakan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Riwayat bangsa Indonesia baru dimulai jika mereka terlepas dari tindasan kaum imperialis. </span> </p> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-72317171786253931492008-06-11T12:16:00.001+07:002010-02-17T10:49:52.852+07:00REVOLUSI<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <h3 class="western"><strong><span style="">I</span></strong><br /><strong><span style="">REVOLUSI</span></strong></h3> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Revolusi itu bukan sebuah ide yang luar biasa, dan istimewa, serta bukan lahir atas perintah seorang manusia yang luar biasa. Kecakapan dan sifat luar biasa dari seseorang dalam membangun revolusi, melaksanakan atau memimpinnya menuju kemenangan, tak dapat diciptakan dengan otaknya sendiri. Sebuah revolusi disebabkan oleh pergaulan hidup, suatu akibat tertentu dari tindakan-tindakan masyarakat. Atau dalam kata-kata yang dinamis, dia adalah akibat tertentu dan tak terhindarkan yang timbul dari pertentangan kelas yang kian hari kian tajam. Ketajaman pertentangan yang menimbulkan pertempuran itu ditentukan oleh pelbagai macam faktor: ekonomi, sosial, politik, dan psikologis. Semakin besar kekayaan pada satu pihak semakin beratlah kesengsaraan dan perbudakan di lain pihak. Pendeknya semakin besar jurang antara kelas yang memerintah dengan kelas yang diperintah semakin besarlah hantu revolusi. Tujuan sebuah revolusi ialah menentukan kelas mana yang akan memegang kekuasaan negeri, politik dan ekonomi, dan revolusi itu dijalankan dengan "kekerasan".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di atas bangkai yang lama berdirilah satu kekuasaan baru yang menang. Demikianlah, masyarakat feodal didorong oleh masyarakat kapitalistis dan yang disebut lebih akhir ini sekarang berjuang mati-matian dengan masyarakat buruh yang bertujuan mencapai "satu masyarakat komunis yang tidak mempunyai kelas", lain halnya jika semua manusia yang ada sekarang musnah sama sekali tentulah terjadi proses : <em>werden undvergehen</em>, yakni perjuangan kelas terus-menerus hingga tercapai pergaulan hidup yang tidak mengenal kelas (menurut paham Karl Marx).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Di zaman purba waktu ilmu (<em>wetenschap</em>) masih muda, semua perjuangan dalam kegelapan (kelas-kelas) diterangi (dibereskan) oleh agama yang bermacam-macam; perjuangan golongan menyerupai keagamaan, umpamanya pertentangan Brahmanisme dan Budhisme, Ahriman, Zoroastria dengan Ormus (terang dengan gelap), Mosaisme dengan Israilisme, kemudian Katholisme dengan Protestanisme. Akan tetapi, pada hakikatnya semuanya itu adalah perjuangan kelas untuk kekuasaan ekonomi dan politik.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kemudian sesudah ilmu dan percobaan menjadi lebih sempurna, sesudah manusia melemparkan sebagian atau semua "kepicikan otak" (dogma), setelah manusia menjadi cerdas dan dapat memikirkan soal pergaulan hidup, pertentangan kelas disendikan kepada pengetahuan yang nyata. Dalam perjuangan untuk keadilan dan politik, manusia tidak membutuhkan atau mencari-cari Tuhan lagi, atau ayat-ayat kitab agama, tetapi langsung menuju sebab musabab nyata yang merusakkan atau memperbaiki kehidupannya. Di seputar ini sajalah pikiran orang berkutat dan ia dinamakan cita-cita pemerintahan negeri. Kepada masalah itulah segenap keaktifan politik ditujukan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tatkala kehidupan masih sangat sederhana dan terutama tergantung kepada pekerjaan tangan dan pertanian, pendeknya di zaman feodal, seorang yang mempunyai darah raja-raja, biarpun bodohnya seperti kerbau, "boleh menaiki singgasana dengan pertolongan pendeta dan bangsawan", menguasai nasib berjuta-juta manusia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Cara pemerintahan serupa itu menjadi sangat sempit tatkala teknik lebih maju dan feodalisme yang sudah bobrok itu pun merintangi kemajuan industri. Kelas baru, yaitu "borjuasi" yang menguasai cara penghasilan model baru (kapitalisme), merasa tak senang sebab ketiadaan hak-hak politik. Mereka meminta supaya pemerintahan diserahkan kepada mereka yang lebih cakap dan pemerintah boleh "diangkat" atau "diturunkan" oleh rakyat. Cita-cita politik borjuasi adalah demokrasi dan parlementarisme. Ia menuntut penghapusan sekalian hak-hak feodal dan juga menuntut penetapan sistem penghasilan dan pembagian (distribusi yang kapitalistis).</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tatkala raja dan para pendetanya tetap mempertahankan hak-haknya hancurlah mereka dalam nyala revolusi. "Revolusi borjuasi" tahun 1789 sebagai buah pertentangan yang tak mengenal lelah antara feodalisme dengan kapitalisme menjadikan negeri Prancis sebagai pelopor sekian banyak revolusi yang kemudian berturut-turut pecah di seluruh Eropa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Nasib raja Prancis (yang digulingkan) diderita juga oleh raja Rusia yang mencoba-coba mengungkung borjuasi dan buruh dengan perantaraan kesaktian takhayul dan kekerasan di dalam sekapan feodalisme yang lapuk itu.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Cita-cita revolusioner berjalan terus tanpa mengindahkan adanya pukulan, peluru dan siksaan yang tak terlukiskan walaupun dengan pena pujangga Dostoyevsky. Di dalam gua-gua yang gelap, di dalam tambang-tambang di Siberia, di dalam penjara yang mesum, dingin dan sempit itu, angan-angan dan kemauan revolusioner memperoleh pelajaran yang tak ternilai. Kerajaan, gereja dan Duma (parlemen di Rusia) dalam waktu yang singkat habis disapu oleh gelombang revolusioner yang tak terbendung. Dalam revolusi buruh bulan November 1917 kelihatan bahwa kelas buruh mempunyai kekuatan dan kemauan yang melebihi borjuasi.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Raja Inggris, George III, yang tak mengindahkan riwayat negerinya sendiri menyangka bahwa armada yang kuat dan kebesaran kekayaannya dapat merintangi tumbuhnya kesosialan. Bangsa Amerika Utara dengan tak mengindahkan jumlahnya yang kecil, kurangnya pengalaman dalam soal penerangan, uang dan lain-lain alat material, dapat mencapai kemerdekaannya sesudah mengadakan perlawanan habis-habisan yang tak kenal lelah itu.</span></p>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-8970417523450589432008-06-11T12:14:00.001+07:002010-02-17T10:50:17.340+07:00Aksi Massa Tan Malaka (1926)<h1 class="western" style="margin-top: 0in;">Aksi Massa </h1> <h2 class="western">Tan Malaka (1926)</h2> <p style="margin-bottom: 0in;"><br /></p> <h3 class="western"><strong><span style="">PENGANTAR PENULIS</span></strong></h3> <h4 class="western"><em>Alles was besteht ist wert,</em><br /><em>dass es zu Gruende geht.</em><br /><em>(Mephistopheles)</em></h4> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Asia sudah bangun!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Lambat laun bangsa-bangsa Asia yang terkungkung itu tentu akan memperoleh kebebasan dan kemerdekaan. Tetapi tidak ada seorang pun yang dapat mengatakan bilamana dan dimana bendera kemerdekaan yang pertama akan berkibar. Siapa yang menyelidiki sedalam-dalamnya perekonomian Timur, politik dan sosiologi akan dapat menunjukkan halkah rantai yang selemah-lemahnya dalam rentengan rantai panjang yang mengikat perbudakan Timur. Indonesialah halkah rantai yang lemah itu. Di Indonesia benteng imperialisme Barat yang pertama dapat ditempur dengan berhasil.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Imperialisme Belanda lebih tua dan lebih kuno dari pada imperialisme Inggris dan Amerika, dipisahkan oleh satu lembah yang tak dapat diseberangi dari jajahannya. Negeri Belanda, karena tidak mempunyai bahan-bahan untuk industrinya, dari dahulu hanya mengusahakan pertanian dan perdagangan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Penjabaran kapitalnya dari permulaan abad ini ke seluruh Indonesia sangat luasnya.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pusat industri Belanda sekarang terletak di Indonesia, sedang pusat perdagangan dan keuangannya ada di negeri Belanda. Bankir, industrialis dan saudagar tinggal di negeri Belanda, sedang buruh dan tani di Indonesia. Jika kita perhatikan kedua lautan yang memisahkan Belanda dengan Indonesia itu, serta tidak pula kita lupakan perbedaan bangsa, agama, bahasa, adat-istiadat antara penjajah dan si terjajah, antara pemeras dan si terperas, tampaklah kepada kita satu perbandingan dari pergaulan yang luar biasa di dunia imperialisme waktu sekarang. Luar biasa, sebab kaum modal bumiputra tak ada. Jadi, titian antara negeri Belanda dengan Indonesia putus sama sekali.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Ketiadaan kaum modal bumiputra yang sifatnya hampir bersamaan dengan imperialisme Belanda (samasama mau menggencet buruh dan tani) menyebabkan imperialisme Belanda sukar sekali membereskan krisis ekonomi di Indonesia. Dimanakah ada di Indonesia tuan-tuan tanah bumiputra seperti di Mesir, India dan Filipina yang dapat menunjang kaum imperialisme untuk membela kepentingan-kepentingan ekonomi mereka? Dan dimanakah ada kaum modal bumiputra yang kuat, yang meminta-minta kekuasaan dalam politik perekonomian nya seperti di India?</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tuan-tuan tanah Indonesia yang sedikit berarti telah lama menjadi gembala, kuli atau kuli tinta! Bangsa-bangsa Eropa, Tionghoa dan dan Arab menguasai semua perdagangan besar, menengah ataupun kecil! Bangsa Indonesia yang menengah atau yang kecil telah lenyap dari Pulau Jawa sejak beberapa tahun yang silam oleh pemasukan barang-barang pabrik dari Eropa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Soal perguruan dengan sengaja dilengahkan oleh Belanda, kaum intelektual jadi kurang. Sebab itu, kendatipun kaum saudagar bumiputra seperti India, mau menyokong mereka mendirikan industri, toh tidak akan berhasil.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Sebab ketiadaan kaum modal tuan tanah bumiputra itu, maka setiap aksi parlementer dari partai nasional mana pun tidak berguna.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Bagaimanakah "bapak gula" dan "nenek minyak" di negeri Belanda akan dapat memberikan hak pemilihan umum kepada bangsa Indonesia? Atau dengan lain arti: mempercayakan kekuasaan politik kepada wakil-wakil tani dan buruh yang miskin? Jika sekiranya di belakang kaum intelektual, berdiri tuan-tuan tanah dan kaum modal bumiputra yang akan mereka wakili di parlemen, tentulah akan berlainan keadaan itu. Dan cakap angin tentang "perubahan dalam pemerintahan di Indonesia" ada juga artinya sedikit. Imperialis Belanda berangsur-angsur, lambat laun dapat menyerahkan pemerintahan itu kepada bangsa Indonesia yang cakap dan jujur. Bukankah melindungi modal bumiputra, sebagian juga berarti melindungi modal bangsa asing? Di dalam nisbah sekarang ini nyatalah bahwa flap pemerintahan bangsa Indonesia haruslah tunduk kepada kemauan modal asing yang besar-besar. Dan pemerintahan seperti itu tak akan diakui sebagai berasal dari rakyat dan oleh rakyat!</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Pendeknya, Indonesia tak mempunyai faktor-faktor ekonomi, sosial ataupun intelektual buat melepaskan diri dari perbudakan ekonomi dan politik di dalam lingkungan imperialisme Belanda. Bersamaan dengan itu, kans untuk mencapai kemerdekaan dalam arti yang seluas-luasnya dengan jalan menguasai setengah, tiga perempat, hingga tujuh per delapan parlemen lenyap buat selamanya. Impian seorang makhluk seperti Notosuroto yang mengangan-angankan Nederlandia Raja akan tetap jadi lamunan orang yang fasik.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Indonesia dapat menaikkan ekonominya jika kekuasaan politik ada di tangan rakyat. Dan Indonesia akan mendapat kekuasaan politik tidak dengan jalan apa pun, kecuali dengan aksi politik yang revolusioner lagi teratur, dan yang tidak mau tunduk.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Dewan Rakyat kadang-kadang boleh dimasuki! Tetapi bukan dipergunakan sebagai senjata yang sah untuk memperoleh pemerintahan nasional yang bertanggung jawab penuh dengan perantaraan Dewan Rakyat bekerja sama dengan imperialis Belanda. Tetapi guna mengembangkan usaha revolusioner hingga ke dalam kamar-kamar diperoleh dengan perantaraan aksi-aksi parlementer samalah dengan seseorang di Gurun Sahara yang membum fatamorgana. Tetapi siapa yang mempergunakan sekalian pengetahuannya untuk aksi massa yang teratur, niscaya memperoleh kemenangan itu seumpama "ayam pulang ke kandangnya".</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Soal kemerdekaan Indonesia bukanlah satu soal yang terbatas di Indonesia saja, yang dapat dipecahkan dengan perantaraan kongres dan putusan-putusan yang lembek di Dewan Rakyat, jangan dikata lagi dengan perantaraan kelakar-kelakar ekonomi dan kebudayaan di warung kopi. Soal itu mempunyai hubungan yang sangat rapat dengan kekuasaan Barat terhadap bangsa berwarna di benua Timur.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Salah satu sebab — dan ini bukan sebab yang terkecil — mengapa Amerika tidak juga memberikan kemerdekaan yang seluas-luasnya kepada orang Indonesia Utara (Filipina) yang menurut perkataan kawan ataupun lawannya telah lama matang (seperti kata surat-surat kabar imperialisme Amerika di Manila) adalah bahwa kemerdekaan Filipina berarti satu pemberontakan dan penyembelihan di Asia melawan kekuasaan kulit putih (a general revolt in Asiatic countries against white authority, uprising being attended by slaughter). Kelepasan Indonesia (pusat arti ilmu bumi dan peperangan Asia, penduduk lima kali lebih besar dari Filipina dan dengan perdagangan internasional) mustahil tidak berarti sebagai satu pistol yang ditujukan kepada kekuasaan Barat terutama Inggris di Asia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Belum lama ini bekas putra mahkota Wilhelm menerangkan kepada seorang wakil dari United Press di Locarno yang diumumkan oleh radio ke seluruh dunia, bahwa bila manusia yang berjuta-juta di Asia pada satu hari bergerak memukul Anglosakson (Inggris, Prancis dan Belanda) niscaya bangsa Melayulah yang pertama kali akan menyebabkan kesusahan. Pengharapan imperialistis dan sindiran macam apakah yang dimaksud putra mahkota yang senewen itu, bagi kita tetap nyata: bahwa Indonesia sekarang bukan Indonesia pada beberapa tahun yang lalu. Indonesia telah mengambil tempat yang penting dalam barisan berjuta-juta manusia di Asia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Karena itu, kemenangan yang diperoleh dengan jalan damai dan parlementer sama sekali tak boleh dipikirkan. Bukankah hal serupa itu tepat mengganggu ketentraman kapitalis di Timur? Bila suatu hari Indonesia terlepas dan mempertahankan kemerdekaannya dari musuh-musuh dalam dan luar negeri, tentulah hal tersebut ditentukan oleh kodrat revolusioner, yakni yang disebabkan oleh aksi massa: dari massa dan untuk massa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kalau penjajahan Belanda selama 300 tahun itu tidak berupa perampokan (membunuh habis industri bumiputra) niscaya derajat kaum intelektual kita jauh berbeda dari keadaan sekarang! Dan kita tentulah mempunyai semangat kecerdasan (inteligensia) yang menurut asal, didikan dan perasaan menjadi pemuka dari tuan-tuan tanah, industri, saudagar dan pegawai bumiputra. Pun juga akan timbul pergerakan demokrasi dan kemerdekaan nasional yang bersifat kerja sama (kompromis) dengan bangsa Belanda atas pertolongan buruh dan tani seperti di India, Mesir dan Filipina lebih kurang.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Atas ketiadaan kaum modal bumiputra, intelegensia kita tak kuat berdiri. Ia melayang-layang di antara rakyat dengan pemerintah. Ia tidak mempunyai perasaan ingin mengorbankan diri seperti yang ditunjukkan nasionalis di negeri-negeri lain. Ia tidak mempunyai alat-alat perasaan, pemikiran yang mendekatkan dirinya kepada massa (rakyat murba). Disebabkan imperialis, kaum intelektual kita jauh dari massa.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Mereka tidak mempunyai satu kesaktian yang dapat mempengaruhi dan menarik hati rakyat. Kaum intelektual kita tidak beroleh kepercayaan dan simpati massa untuk menggerakkan mereka, membuat aksi-aksi serta memimpin mereka. Tambahan lagi, sebab jumlah kaum terpelajar yang tidak seberapa, mereka masih tinggal di dalam kelas mereka dan belum menjadi buruh terpelajar.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Untuk sementara waktu, dapatlah mereka menonton dari jauh. Lain halnya kalau jumlah mereka banyak, tentulah mereka akan luntang-lantung dan merasakan kemelaratan sebagai buruh industri dengan penuh "kegembiraan" dalam medan perjuangan.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Kecepatan timbulnya kelas intelektual, kekecewaan terhadap Budi Utomo (B.U.) dan National Indische Party (N.I.P.) serta kekejaman reaksi, mencakar pemandangan mereka ke jurusan yang lain. Sungguhpun masih sangat lambat dan masih berdiri beberapa pal (1 pal = 1.5 kilometer) jauhnya dari massa serta dalam keaktifan dan politik terjejer sangat jauh di belakang dibandingkan dengan kelas mereka di lain koloni, tetapi mereka telah mulai bangun dari tidur. "Jubah malaikat" dari Notosoeroto telah dilemparkan mereka, dan mulai bersetuju kepada aksi-aksi revolusioner. Sekarang dari beberapa universitas di negeri Belanda yang jauh itu berdengung-dengung suara mereka hingga kedengaran oleh kaum intelektual yang ada di Indonesia.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Tetapi harapan buruh dan tani di Indonesia tidak cuma persetujuan hati saja dari intelektual itu. Mereka menghendaki perbuatan atau bukti-bukti.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Selama kaum terpelajar kita melihat bahwa perjuangan kemerdekaan sebagai masalah akademi saja, selama itulah perbuatan-perbuatan yang diharapkan itu kosong belaka. Biarlah mereka melangkah keluar dari kamar belajar menyeburkan diri ke dalam politik revolusioner yang aktif.</span></p> <p style="margin: 0.19in 0.51in; text-indent: 0.17in; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="color:#000000;">Gelombang pemogokan, pemboikotan dan demonstrasi yang beralun-alun setiap hari bertambah besar, melalui rapat nasional menuju ke Federasi Republik Indonesia, inilah jalan mereka, tidak lain!</span></p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-5635593861985842314.post-22987554713453118422008-05-30T23:06:00.003+07:002010-02-17T10:51:27.078+07:00BBM NAIK: “INDONESIA DI UJUNG TANDUK”<p class="MsoNormal" style="text-align: center; line-height: normal;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman";"><br /><o:p></o:p></span></b></p><div style="text-align: justify;"> <span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">Keputusan untuk menambah beban penderitaan rakyat telah diambil oleh pemerintah, sabtu 23 mei 2008 secara resmi pemerintah telah menetabkan kenaikan harga bahan bakar minyak. kebijakan yang seharusnya tidak perlu terjadi. Kenaikkan BBM akan mengakibatkan efek domino di masyarakat, secara ekonomi, kenaikan tersebut akan mengakibatkan kenaikan harga-harga dan barang jasa (inflasi), bahkan kenaikan tersebut bisa tak terkendali. kenaikan BBM yang cukup signifikan ini akan memicu inflasi besar-besaran. Kenaikan laju inflasi itu akan tercermin dari naiknya harga sejumlah komponen kebutuhan pokok masyarakat, berupa barang dan jasa.<o:p></o:p></span></div> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">Dengan dinaikkannya harga BBM sebesar 30% (Rp. 6000/liter (premium)) yang mengacu pada kenaikan minyak dunia sebesar 124 dollar AS/barel, merupakan wujud nyata dari kesalahan pemerintah dalam menerapkan kebijakan pertambangan dan energi. Menurut laporan Energy Information Administration (EIA) Januari 2008, disebutkan bahwa total produksi minyak </span><st1:country-region><st1:place><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">Indonesia</span></st1:place></st1:country-region><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";"> rata-rata sebesar 1,1 juta barel per-hari, dengan 81% (atau 894.000 barel) adalah minyak mentah (crude oil). Bayangkan, dari 1,1 juta barel/hari kalau seandainya diproduksi oleh perusahan negara yang tentunya fungsinya untuk mensuplai kebutuhan dalam negeri, maka kita akan menghasilkan dana sebesar 13.6400.000 dollar AS atau Rp. 1.227.600.000.000/hari bruto. Belum lagi ditambah dengan pengasilan sumber-sumber energi lain. cukup untuk tambal sulam Beban subsisdi Negara yang mencapai Rp. 250 triliun. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">Alih-alih mengurangi beban masyarakat miskin, melalui Pelaksanaan Bantuan Langsung Tunai sebesar Rp. 100.000/bulan, kenyataannya BLT berpeluang besar menimbulkan konflik horisontal atau bahkan akan terjadi korban karena buruknya sistem distribusi dan ini terbukti dengan digunakanya data usang untuk penyaluran BLT. BLT juga tidak memberi manfaat lebih bagi rakyat miskin, sebab dalam kerangka kebutuhan ekonomi, apalagi dalam sistem ekonomi liberal seperti saat ini, rakyat tak </span><st1:State><st1:place><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">kan</span></st1:place></st1:State><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";"> bisa berbuat banyak. Prinsipnya BLT hanya berfungsi sebagai sogokan bagi rakyat guna meredam amarah rakyat. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt; line-height: 150%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: "Times New Roman";">Kenyataan pahit telah diterima rakyat dinegeri ini, beban baru masyarakat telah menunggu di depan mata? Siapa yang bisa menjamin bahwa harga kebutuhan lain selain BBM tidak ikut naik? lalu mau apa kita sebagai generasi muda ? dan mungkinkah nasib bangsa ini memang sudah berada di ujung tanduk?<o:p></o:p></span></p>Unknownnoreply@blogger.com0